Ada banyak alasan kenapa puasa di Indonesia itu sangat nikmat jika dibandingkan dengan negara lain. Pertama karena letak geografis Indonesia yang membuat kita hanya perlu menahan lapar kurang lebih 12 jam saja, berbeda dengan negara lainnya yang lebih lama. Tak hanya itu, alasan utama kenapa puasa di sini menyenangkan tak lain adalah karena penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam.
Lantaran kebanyakan masyarakat Indonesia adalah Muslim, maka kita sangat bebas mau berpuasa. Orang-orang non Muslimnya juga sangat apresiatif dan menghargai. Benar-benar surga puasa di Indonesia itu. Sekarang mari kita berandai-andai sejenak. Bagaimana jika seandainya Indonesia adalah negara non Muslim yang tidak begitu toleran terhadap Islam? Jika seperti ini tentu saja ibadah puasa akan makin berat lagi.
Tapi, apakah benar seperti itu sensasi puasa di negara-negara non Muslim? Bisa iya tapi juga bisa tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, simak ulasan tentang bagaimana puasa di negeri-negeri minoritas Islam berikut.
Korut adalah salah satu negara di mana Muslim jadi minoritas. Kalau dilihat dari statistiknya, penduduk Muslim di sana tak sampai satu persen dari total warganya. Bahkan sepertinya hampir tak ada seorang pun warga Korut asli yang memeluk Islam. Diketahui, hanya para diplomat dan keluarga kedutaan yang jadi penyumbang angka Muslim di sana.
Soal puasa di Korut, tentu saja hal tersebut tak semudah seperti di sini. Terutama soal nuansa yang sama sekali tak ada kesan ramadannya sedikit pun. Meskipun demikian, belum pernah ada cerita tentang gangguan-gangguan yang dialami para penduduk Muslim yang berpuasa di sana. Kesimpulannya, puasa di Korut tak terlalu menyeramkan seperti yang kita pikir.
Kita mungkin berpikir jika Israel adalah tempat paling tidak nyaman di muka Bumi bagi para Muslim. Bagaimana tidak, kita lihat sendiri beritanya bagaimana mereka berbuat kejam kepada para penduduk Palestina selama bertahun-tahun. Meskipun kesannya Israel anti Islam, tapi di sisi lain mereka menunjukkan hal yang luar biasa.
Islam adalah minoritas di Israel, kurang lebih hanya sekitar 17 persen dari total populasi yang ada. Tapi, negara ini ternyata menyambut baik para Muslim di sana. Sulit dipercaya, ya. Mereka mungkin menghancurkan Palestina dan penduduknya, tapi orang-orang Israel sendiri begitu toleran dengan kaum Muslim di sana. Soal puasa, ya, sama sekali tidak ada hambatan yang berarti.
Tidak bermaksud menggiring opini buruk, tapi sudah jadi rahasia umum kalau Myanmar sepertinya tidak terlalu menyukai Muslim. Bukti paling nyatanya adalah bagaimana mereka mengusir etnis Rohingya dengan begitu kejam. Islam memang jadi minoritas di sana, dan sebagai minoritas, Muslim Myanmar mengalami banyak hal yang tak menyenangkan.
Soal puasa, ada banyak cerita tentang bagaimana mereka sangat berat dalam melakukan ibadah ini. Orang-orang Rohingya yang terusir tersebut mengatakan jika di kampung mereka dulu, puasa adalah hal yang tak boleh dilakukan. Ketahuan melakukannya, mereka akan dianiaya. Alhasil, orang-orang ini akhirnya berpuasa secara diam-diam. Makanya mereka sangat senang ketika berada di Aceh karena bisa beribadah dengan maksimal tanpa gangguan.
Dari sekian banyak negara minoritas Islam, mungkin hanya Kuba satu-satunya negara yang tak memperbolehkan masjid berdiri. Dulu pernah ada wacana, tapi tak jadi dieksekusi. Dari sini kita bisa simpulkan jika Muslim di sana cukup tersiksa dengan apa yang mereka alami.
Bagaimana dengan puasa Muslim di sana? Ya, bisa dibilang tidak terlalu menyenangkan. Para Muslim Kuba harus bergelut dengan banyak hal. Tak hanya godaan-godaan yang ada tapi juga soal makanan halal yang katanya sangat susah dijumpai. Kesimpulannya, cukup menyusahkan puasa di sini.
Rusia bukanlah negara mayoritas Islam. Tapi, dibandingkan negara non muslim lainnya, di sini prosentase Muslimnya cukup besar. Sekitar 6,5 persen atau kalau dikonversikan menjadi total penduduk jumlahnya adalah sekitar 9 juta orang. Islam di sini sangat-sangat diterima. Bahkan pertumbuhannya lumayan bagus dari tahun ke tahun.
Soal puasa, tentu saja sangat menyenangkan di sini. Masjid banyak, halal food melimpah, banyak juga acara-acara seperti buka bersama. Masalah puasa di sini hanya satu sebenarnya, yakni durasi yang cukup lama. Tak seperti di Indonesia yang hanya 12 jam saja, di sana kurang lebih 17-18 jam.
Ya, beginilah para saudara Muslim kita berpuasa di negara-negara minoritas. Ada yang menyenangkan, tapi ada juga yang memberatkan. Lagi-lagi kita harus benar-benar bersyukur tinggal di Indonesia. Puasa di sini sangatlah menyenangkan dan bikin iri penduduk muslim di negara lain.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…