Inspirasi

Mengenang Buya Syafii Maarif, Tokoh Penting Muhammadiyah yang Baru Tutup Usia

Ahmad Syafii Maarif, atau lebih dikenal sebagai Buya Syafii Maarif, merupakan tokoh penting Muhammadiyah yang pada Jumat (27/5/2022) meninggal dunia pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta. Buya Syafii yang dikenal sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 1998-2005, dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo.

Sebelum meninggal, Buya Syafii sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping karena sesak napas akibat jantung mulai 14 Mei 2022. Kondisi Buya Syafii sempat membaik, tetapi kritis tepat sebelum meninggal. Ia pun disemayamkan terlebih dahulu di Masjid Besar Kauman sebelum dimakamkan. Buya Syafii dikenal sebagai ulama dan cendekiawan mempunyai peran penting di dunia pendidikan. Berikut profil Buya Syafii seperti dirangkum oleh Boombastis.com.

Pendidikan Buya Syafii

Buya Syafii Maarif lahir pada 31 Maret 1935 di Nagari Calau, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Ia menempuh pendidikan Sekolah Rakyat (SR) di Sumpur Kudus pada 1942. Dilanjutkan bersekolah di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Balah Tengah Lintau, Sumatera Barat pada 1950. Ia pun merantau ke Yogyakarta dan menempuh Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta sampai 1956.

Buya Syafii Maarif wafat pada usia 86 tahun. [Sumber Gambar]
Buya Syafii merupakan Sarjana Muda FKIP Cokroaminoto Surakarta, sekaligus Sarjana Penuh FKIS IKIP Yogyakarta. Ia melanjutkan pendidikan formal di Ohio University, Amerika Serikat, mengambil bidang sejarah. Kemudian, Buya Syafii menempuh pendidikan doktoral di University of Chicago bidang Pemikiran Islam. Ia menyelesaikan pendidikan tersebut pada 1983.

Karier Buya Syafii

Buya Syafii menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah ke-13 pada 1998 sampai 2005. Ia pun mendirikan Maarif Institute for Culture and Humanity pada 2003 di Jakarta Selatan. Organisasi ini bergerak di bidang kebudayaan keislaman, kemanusiaan, dan keindonesiaan. Pada 1964 sampai 1969, Buya Syafii pun aktif mengajar sejarah dan kebudayaan Islam di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Tim Independen yang mengatasi konflik Polri-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2015.

Buya Syafii Maarif, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2005. [Sumber Gambar]
Bukan hanya di Indonesia, Buya Syafii pun berkancah di internasional. Ia pernah menjabat sebagai presiden World Conference on Religion and Peace (WCRP), sebuah forum tokoh lintas agama dunia yang bermarkas di New York. Buya Syafii pernah mendapatkan penghargaan People of The Year 2020 Kategori Lifetime Achievement pada 2020.

Karya Buya Syafii

Buya Syafii Maarif terkenal juga sebagai penulis buku bertopik Islam. Beberapa karyanya yaitu Dinamika Islam (1984) Islam, Mengapa Tidak? (1984), dan Islam dan Masalah Kenegaraan (1985). Selain itu, ia pun mempunyai autobiografi berjudul Titik-titik Kisar di Perjalananku: Autobiografi Ahmad Syafii Maarif (2009). Berkat karyanya tersebut, Buya Syafii mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay pada 2008.

Ulama dan cendekiawan Buya Syafii Maarif meninggal dunia. [Sumber Gambar]
Penghargaan tersebut didirikan untuk mengabadikan contoh integritas mantan presiden Filipina Ramon Magsaysay. Buya Syafii dianggap berkomitmen membimbing umat Islam untuk bertoleransi. Tidak sampai di situ, kisah masa kecil Buya Syafii juga diangkat menjadi novel dan difilmkan oleh sutradara Damien Dematra. Bahkan film tersebut mendapatkan penghargaan pada American International Film Festival (AIFF). Selain itu juga meraih penghargaan “The Best Family Film” pada Canada International Film Festival (CIFF) 2016.

BACA JUGA: Pengaruh dan Sosok KH Maimun Zubeir Di Mata Para Tokoh Besar Indonesia

Kiprah Buya Syafii Maarif patut menjadi teladan bagi semua orang. Walaupun telah tiada, karya dan kontribusi Buya Syafii akan selalu dikenang.

Share
Published by
Hayu

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

9 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago