Berbicara soal dunia premanisme khususnya di Jakarta, maka adalah haram hukumnya kalau kita tak menyebut John Refra alias John Kei. Bagaimana tidak, pria asal Maluku ini adalah salah satu sosok yang bisa dibilang selebnya dunia premanisme. Siapa pun yang bersinggungan dengan dunia hitam ibukota, hampir pasti mendengar namanya.
Ada banyak alasan kenapa seorang John Kei begitu dikenal namanya. Salah satunya adalah karena ia dan kelompoknya pernah menjadi tersangka pembunuhan Direktur Sanex Steel Mandiri, Tan Harry Tantono alias Ayun. Tak hanya itu, bersama kelompoknya, John memiliki bisnis jasa pengamanan yang merambah ibukota dari Priok hingga Tanah Abang. Bahkan kabarnya bisnisnya ini sudah sampai ke Singapura dan Australia juga.
Lebih jauh tentang John Kei, berikut adalah beberapa fakta mencengangkan darinya yang mungkin belum kamu ketahui.
Sejak kecil, John mengaku dirinya suka berkelahi. Karena “hobinya” ini, ia sampai dikeluarkan dari SMEA Negeri Tual. Saat itu usianya baru 17 tahun. Kemudian ia melakukan tindakan nekat setelah dikeluarkan dari sekolah tersebut. Dia malah memilih kabur ke Surabaya dan akhirnya menginjak Jakarta.
Untuk bertahan hidup saat itu, ia sampai menjual celana demi bisa dapat uang untuk makan juga tidur di jalanan. Masih belasan tahun tapi sudah merasakan kerasnya kehidupan, John memang bukan remaja biasa.
Pertama kali John menginjakkan kaki di Jakarta itu pada tahun 1990. Sepuluh tahun kemudian, sebuah organisasi ia dirikan. Namanya Angkatan Muda Kei. Atau yang biasa disingkat AMKEI. Organisasi ini didirikan pasca terjadi kerusuhan di Tual, Pulau Kei tahun 2000. Dari organisasi itulah, sebuah kerajaan bisnis dibangun oleh John.
John merintis kariernya sebagian penagih hutang. Tapi bukan sembarang penagih hutang. Dia dikenal memiliki banyak pendukung. Jaringannya juga sangat luas, bahkan sampai mencapai tokoh pejabat dan bos-bos besar dunia malam. Jelas bisnisnya ini bukan bisnis yang main-main. Kelompok John Kei dan kariernya sebagai penagih hutang makin bersinar ketika Basri Sangaji tewas. Siapakah Basri Sangaji? Dia merupakan tokoh pemuda asal Maluku Utara yang juga memiliki bisnis sebagai penagih hutang. Dalam bisnis dunia hitam tersebut, memang sudah disinyalir bahwa sebelumnya kelompok Basri Sangaji dan John Kei kerap bertikai terkait memperebutkan pengaruh di ibukota.
Sebelum Basri tewas, ada kejadian mengerikan yang terjadi. Pada suatu ketika, saat kelompok Basri Sangaji sedang bertugas sebagai petugas keamanan di Diskotek Stadium, Jakarta Barat, terjadi sebuah bentrokan. Bentrokan hebat yang melibatkan kelompok John Kei dan Basri Sangaji. Akibat konflik tersebut, dua anak buah Basri Sangaji tewas dan masih ada belasan orang lain yang terluka. Kejadian tersebut kemudian dibawa ke meja hijau dan disidangkan di Pengadilan Negeri, Jakarta Barat.
Proses persidangan sayangnya tak berjalan mulus. Sebuah nyawa meregang dalam bentrokan yang terjadi selama persidangan. Walterus Refra Kei alias Semmy Kei yang tak lain adalah kakak dari John Kei tewas dalam bentrokan tersebut. Kejadian tersebut yang kemudian disinyalir sebagai pemicu terjadinya pembunuhan terhadap Basri Sangaji. Namun, dalam sebuah wawancara John Kei mengungkapkan kalau pelaku pembunuhan Basri bukan dirinya melainkan anggota Angkatan Muda Kei.
Berkecimpung di dunia hitam dan berbisnis dalam jasa penagihan hutang, kelompok John Kei bukanlah kelompok ecek-ecek. Kelompoknya termasuk tiga terbesar dan terkuat di ibukota bersama dengan kelompok Sangaji dan Hercules.
Dikatakan besar karena kelompoknya menangani urusan penagihan hutang dengan nominal lebih dari 500 juta rupiah. Untuk urusan hutang di bawah itu biasanya akan ditangani oleh kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Tanggal 17 Februari 2012, John Kei ditangkap. Ia ditangkap oleh gabungan Subdit Umum dan Subdit Resmob Polda Metro Jaya Hotel C’One, Pulomas, Jakarta Timur atas dugaan pembunuhan terhadap Tan Harry Tantono selaku Direktur Sanex Stell Mandiri. Sosoknya pun kembali jadi sorotan.
John Kei memang sering terlibat dalam berbagai kasus kriminalitas. Dirinya pernah divonis bersalah dalam kasus penganiayaan terhadap dua warga Tual, yaitu Charles Refra dan Remi Refra. Penganiayaan tersebut membuat dua korban John Kei kehilangan beberapa jarinya. Wah, ngeri sekali. Bulan September 2010, terjadi bentrokan berdara di Jalan Ampera, lebih tepatnya lagi di depan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bentrokan tersebut melibatkan kelompok asal Flores, akibatnya empat orang tewas serta puluhan orang lagi mengalami luka-luka.
Entah sudah jadi risiko berbisnis dan berurusan dengan dunia hitam, keselamatan dan nyawa keluarga sering dipertaruhkan. Tanggal 13 Mei 2013 jadi hari yang tak terlupakan dan paling pahit dalam hidup John Kei. Pada hari tersebut, sang adik yang berprofesi sebagai pengacara, Tito Refrai Kei tewas ditembak.
Pelaku penembakan itu pun masih misterius. Belum terungkap siapa sebenarnya dalang dari pembunuhan tersebut. Kejadian nahas itu pun membuat John Kei sangat syok dan terpukul.
Tak melulu bengis, di satu sisi John Kei juga seseorang yang dermawan. Dia disebut pernah membangun gereja dan rumah pastor di kampung halamannya, di Pulau Kei sana. Tak hanya itu, ia juga dikatakan terlibat dalam proses pembangunan 20 rumah warga Pulau Kei yang beratap jerami. Pernah juga ia membantu keponakannya, Umar Kei dengan memberi lampu-lampu taman di halaman sebuah masjid.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…