Proses penurunan kapal [Image Source]
Sejarah mengatakan kalau pelaut Indonesia itu benar-benar luar biasa. Bukan hanya tentang pencapaian pelayaran yang mencengangkan sampai menembus Madagaskar, tapi juga kemampuan dalam membuat kapal. Bangsa kita dulu terkenal sebagai pembuat kapal paling hebat. Pinisi dan Jung Jawa adalah beberapa hasil karya terbaik mereka.
Berbicara soal Pinisi, kapal ini ternyata tidak hanya lekat dengan orang Bugis, tapi juga Bima. Bahkan di Bima, tepatnya di daerah bernama Sangiang Api, pembuatan Pinisi masih terus dilakukan. Hebatnya, Pinisi di sana dibuat dengan cara yang sama seperti zaman dulu. Yakni tanpa menggunakan peralatan canggih masa kini. Meskipun begitu, hasilnya sangat luar biasa.
Sayangnya, fakta membanggakan ini kurang banyak yang mengetahuinya. Padahal, bisa jadi hal yang sangat bisa dibanggakan di dunia. Masih soal uniknya Sangiang Api dan para pembuat kapalnya, berikut hal-hal yang wajib kamu ketahui tentang mereka.
Membangun sebuah kapal jelas membutuhkan banyak hal. Tidak hanya biaya dan bahan, tapi juga rancang bangunnya sendiri. Soal desain, hal tersebut memang sangat penting karena ini jadi penentu bagaimana kapalnya nanti. Lazimnya adalah seperti ini, tapi bagi masyarakat Sangiang Api, desain bukanlah apa-apa. Bagi mereka intuisi dan pengalaman adalah yang lebih dibutuhkan.
Kemampuan hebat masyarakat Sangiang Api terbentuk karena kebiasaan. Jadi, sudah dari kecil mereka diajari oleh para orangtua bagaimana cara membuat kapal dengan sempurna. Sehingga bisa kita lihat sendiri hasilnya, mereka bahkan tak butuh cetak biru alias desain tergambar untuk membangun kapal ini.
Masyarakat Sangiang Api masih menggunakan cara-cara tradisional dalam membuat kapal besar ini. Maka sangat wajar kalau akhirnya butuh bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Meskipun masih tradisional, tapi soal kualitas jangan ditanya. Kapal satu ini mampu membelah lautan dengan mudah.
Berbicara soal Sangiang Api, tempat ini sendiri dikatakan pernah jadi primadona pelayaran dunia. Jadi, dulunya Sangiang Api merupakan bandar laut yang bisa dibilang sangat populer dan selalu jadi transit para penjelajah dunia. Mereka yang dari Eropa dan Timur Tengah selalu melewati tempat ini dan singgah, terutama untuk berdagang.
Setelah proses pembuatan dan perakitan selesai, maka tibalah saatnya untuk acara puncak yang bernama Kalondo Lopi. Acara ini adalah semacam pelepasan sang Pinisi untuk yang pertama kali ke lautan. Kalondo Lopi ini sangat sakral dan jadi bagian penting dari seluruh rangkaian kegiatan pembangunan kapal mulai awal.
Benar-benar bikin takjub. Kok bisa ya bikin kapal sebesar dan sepresisi itu tapi tak pakai alat-alat canggih? Jawabannya tak lain karena konsep Pinisi tersebut sudah menancap betul di kepala masing-masing orang di Sangiang. Bangga deh dengan masyarakat Kabupaten Bima ini. Dan semoga kehebatan ini tetap terjaga dan lestari. Kita pun juga harus berikan apresiasi yang tinggi kepada mereka.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…