Tahun 2017 ini, sepertinya tim KPK terus bekerja keras untuk memberantas korupsi. Karena hal itu pula, banyak pihak yang merasa dalam bahaya. Barangkali kalian masih ingat dengan insiden penyiraman air keras pada salah satu anggota penyidik KPK yakni Novel Baswedan. Diduga penyiraman tersebut terjadi terkait kekhawatiran para koruptor yang kasusnya tengah ditangani.
Terlepas dari kasus tersebut, ternyata tim KPK tak pernah berhenti melakukan penyelidikan. Dan rupanya, tahun ini begitu banyak kasus suap dan korupsi yang berhasil diungkap oleh tim penyidik. Bahkan, dalam rentan waktu yang relatif singkat, yaitu Agustus hingga September, KPK berhasil menciduk 5 pemimpin ini.
Nama Rita Widyasari mendadak populer di Google berkat kasus yang menjeratnya. Diketahui jiwa wanita cantik ini merupakan bupati Kutai Kartanegara sejak tahun 2010 hingga 2015. Karena dipercaya masyarakat setempat, Rita kembali menjabat sebagai pimpinan di tahun 2016 hingga 2021. Namun sayang, kepercayaan masyarakat harus pupus karena wanita tersebut diduga kuat menerima gratifikasi selama menjabat sebagai bupati Kukar.
Untuk kasus Wali Kota Tegal ini, KPK berhasil melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Dalam operasi senyap tersebut, tim KPK berhasil menangkap Wali Kota Tegal Siti Mashita Soeparno yang diduga terlibat suap di lingkungan Pemerintahan Kota Tegal, Jawa Tengah. Siti Mashita merupakan kader Partai Golkar. Wanita yang biasa disapa Bunda Sitha itu terpilih sebagai Wali Kota di tahun 2013 silam.
Tampaknya, KPK makin gencar saja melakukan Operasi Tangkap Tangan. Kali ini, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko juga dikabarkan ditangkap saat melakukan transaksi suap dengan sejumlah pihak pada satu lokasi di Batu. Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan juga membenarkan penyidiknya menangkap tangan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko pada hari Sabtu, 16 September 2017. Selain menangkap sang Wali Kota, KPK juga mengamankan empat orang lainnya dan menyita barang bukti berupa uang ratusan juta rupiah yang diduga suap dalam OTT di rumah dinas Wali Kota Batu.
KPK juga menetapkan Iman Ariyadi alias Wali Kota Cilegon sebagai tersangka pada tanggal 22 September 2017 lalu. Hal itu berkaitan dengan dugaan penerimaan suap sebesar Rp. 1,5 miliar. Selain Iman, KPK juga menetapkan Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Cilegon Ahmad Dita Prawira dan Hendry sebagai tersangka penerima suap.
Tanggal 21 Agustus 2017 lalu, Achmad Syafii yang tak lain adalah bupati Pamekasan jadi salah satu tersangka kasus suap bersama empat orang lainnya yaitu, Kepala Kejaksaan Negeri Pamekasan Rudi Indra Prasetya, Kasubag Umum dan Kepegawaian inspektorat Kabupaten Pamekasan Noer Solehhuddin, Kepala Inspektorat Sucipto Utomo dan Kepala Desa Dassok, Agus Mulyadi. Awal mulanya, sejumlah lembaga swadaya masyarakat melapor atas dugaan penyimpangan anggaran dalam proyek infrastruktur senilai 100 juta yang menggunakan dana desa.
Dalam jangka waktu yang relatif singkat, KPK seolah membuktikan bahwa cara kerja mereka saat ini lebih maksimal. Setidaknya, lima kasus di atas merupakan yang bikin geger media. Dengan ini, semoga para pemimpin daerah bisa berpikir ulang jika ingin melakukan hal di luar jalur.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…