Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) menorehkan tinta emas sebagai yang pertama berhasil mendaratkan robot ruang angkasanya, Philae, di komet 67 P/Chrurymov-Gerasimenko atau 67 P/CG, pada 12 November 2014, pukul 23.05 WIB.
Baca Juga :7 Fakta Tentang Mata Yang Wajib Anda Tahu
Seusai mendarat di permukaan, Philae telah mengambil beberapa foto permukaan komet. Warna permukaan ditampilkan abu-abu berbatu. Philae mendarat pada area yang dekat dengan zona yang telah ditargetkan, yaitu di kepala komet yang mirip dengan bentuk bebek.
Seusai mendaratkan robot ruang angkasanya, ESA kini dihadapkan pada sebuah tantangan baru. Philae harus selalu terhubung secara real time, meskipun jarak komet dengan Bumi mencapai 311 juta mil atau 500 juta kilometer.
Komet dengan luas sekitar 2,5 mil atau 4 kilometer tersebut akan dijelajahi oleh Philae untuk mendapatkan gambaran informasi mengenai asal usul tata surya pada komet tersebut yang sudah berusia 4,5 miliar tahun. Komet tersebut terbentuk dari susunan debu dan es.
Baca Juga :9 Fakta Mengejutkan Tentang Adolf Hitler, Sang Diktaktor NAZI
Akan tetapi, pendaratan Phile menyisakan “kabar buruk”. Manajer Pendaratan Philae di DLR German Aerospace Center, Stephan Ulamec mengungkapkan saat melakukan pendaratan gas pendorong tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga pihaknya berupaya untuk tidak melakukan kesalahan pada fase tersebut. Ulamec juga mengatakan bahwa telemeteri Philae kemungkinan tertidur setelah mendarat dan kini mulai berbalik.
Ilmuwan ESA juga mengakui bahwa robot Philae sempat mendarat tak sempurna. Pancang yang didesain untuk jangkar Philae gagal untuk mengembang. Tim misi diminta untuk memastikan fungsi tombang pancang itu untuk memastikan Philae berdiri kokoh.
Kemudian kabar buruk ini ditafsirkan oleh Badan Antariksa Jerman sebagai kemungkinan bakal adanya “pendaratan kedua” di komet tersebut. Dari data yang ada, memunculkan kemungkinan Philae sudah memantul dua kali dan butuh dua jam penuh untuk berhenti istirahat. Pemantulan itu terjadi dikarenakan kegagalan tombak pancang yang sempat tak mengembang dan kegagalan pendorong yang memaksa Philae masuk ke permukaan.
Sementara itu, Direktur Jenderal ESA, Jean-Jacques Dordain mengatakan Philae mungkin telah terangkat dari permukaan komet setelah sempat mendarat, namun kemudian kembali ke permukaan. Berdasarkan data yang diterima ilmuwan ESA menunjukkan bahwa Philae tenggelam sekitar 4 cm ke permukaan komet, yang berarti lapisan atas komet relatif ringan.
ESA berpendapat, meski pendaratan tidak sukses, misi yang diluncurkan sejak tahun 2004 itu dipastikan tidak akan gagal. ESA yakin Rosetta bisa menyelesaikan 80 persen masalahnya sendiri. Pendaratan Philae menjadi klimaks setelah misi proyek ESA ini berlangsung selama satu dekade. Misi dengan dengan anggaran yang mencapai USD 1,62 miliar tersebut akan terbayar lunas dengan kesuksesan pendaratan Philae di komet 67 P/CG.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…