Categories: Tips

Ekor Pesawat Air Asia QZ8501 Berhasil Dievakuasi

Tim SAR gabungan dibawah komando Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi bagian ekor pesawat Air Asia QZ8501, Sabtu (10/1). Tim membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk mengangkat bagian belakang pesawat yang berhasil dibawa ke permukaan Selat Karimata pada pukul 11.05 WIB.

Pengangkatan ekor pesawat Air Asia QZ8501 tersebut turut disaksikan oleh Panglima TNI, Jenderal Moeldoko dan sejumlah awak media di KRI Banda Aceh yang berjarak sekitar 500 meter dari kapal Crest Onyx. Ekor diangkat dengan metode floating bag yang biasa disebut juga sebagai balon pengikat. Pengangkatan ini sudah diupayakan sejak tiga hari lalu. Namun, cuaca yang buruk dan arus air laut yang kencang membuat tim SAR menunda pengangkatan.

Ekor Pesawat Air Asia QZ8501 Berhasil Dievakuasi

Persiapan pengangkatan ekor pesawat sudah dilakukan sejak pukul 05.00 WIB. Sebanyak empat unit lifting bag dan 10 penyelam disiagakan dari posko gabungan di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Operasi pengangkatan dimulai pada pukul 06.02 WIB. Tim mempersiapkannya dengan matang mulai dari pengecekan, pemasangan tali dan penggelembungan pengisian udara hingga pengangkatan.

Ekor pesawat tersebut akan diikat pada tali crane ke jendela dan lorong kapal Crest Onyx. Selanjutnya, tim akan mencari kotak hitam (black box). Jika kotak hitam tersebut ditemukan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan membawanya ke Pangkalan Bun untuk diselidiki. Namun, posisi kotak hitam hingga kini belum diketahui.

“Belum ada, kami masih mencoba mencari posisi koordinat. Mudah-mudahan ditemukan posisinya oleh penyelam,” tutur Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Sabtu (10/1).

Menurut Supriyadi, meski ekor pesawat yang ditemukan di kedalaman 35 meter di bawah laut tersebut sudah diangkat, saat ini timnya juga masih berfokus untuk menemukan korban pesawat Air Asia QZ8501.

“Yang penting adalah dimana letak main bodynya, dimana para korban terperangkap. Itulah yang ditunggu para keluarga. Mereka sudah 14 hari menunggu kapan jenazah tiba,” pungkas Supriyadi.

Share
Published by
Alfry

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

5 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago