26 Desember 2004 merupakan tanggal petaka bagi Aceh. Ya, seperti yang kamu tahu, di masa itu terjadi bencana Tsunami yang bikin si Serambi Mekkah ini porak poranda. Diawali dengan gempa yang berkekuatan 9,3 SR sekitar pukul 08.00 pagi, Tanah Rencong diguncang habis-habisan dan menghasilkan pilu mendalam termasuk jumlah korban yang nggak karuan. Sehingga nggak heran kalau menurut PBB, ini adalah bencana yang paling parah di antara beberapa negara lain di Benua Asia dan Afrika.
Waktu berlalu perlahan Aceh pun mulai bangkit kembali. Perbaikan di setiap sudut kota Aceh mulai dilakukan. Itu semua berkat penyumbang yang tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga luar negeri. 13 tahun berlalu, wajah Aceh pun banyak berubah. Tentu menjadi lebih baik lagi dari apa yang pernah jadi citranya. Lalu perubahan apa saja yang nampak pada daerah istimewa ini? Simak ulasannya berikut.
Semenjak dilanda bencana tsunami, kehidupan masyarakat sangat amburadul. Terutama dalam masalah ekonomi yang semula baik-baik saja menjadi turun drastis. Para masyarakat menjadi tidak punya penghasilan apapun dan hanya mengandalkan bantuan dari para relawan.
Tetapi untuk sekarang ekonomi Aceh sudah mulai berjalan normal. Sudah banyak lapangan pekerjaan yang dibuka. Selain itu usaha kecil dan menengah sebanyak 195.726 sudah mulai dibangun karena mendapat bantuan dari beberapa relawan. Mall-mall juga dibangun selain untuk hiburan warga Aceh, juga untuk pemasukan masyarakat yang berjualan di pusat perbelanjaan tersebut.
Bencana tsunami selain mengakibatkan beberapa orang luka-luka dan meninggal, juga sebagai penyebab hancurnya tempat tinggal masyarakat. Rumah dan bangunan yang telah berdiri kokoh akhirnya menjadi puing-puing yang berserakan.
Pemerintah kota Aceh bekerjasama dengan Tsunami and Disaster Mitigation Research Center Universitas Syiah Kuala, Kobe University, Badan Penanggulangan Banda Aceh dan The Toyota Foundation untuk membenahi kota Aceh. Dengan bantuan tersebut, kota Serambi Mekah tersebut menjadi lebih rapi. Jalan raya telah dibangun menggunakan aspal hotmix. Kemudian terdapat beberapa taman kota yang dilengkapi dengan Ruang Terbuka Hijau.
Kota Aceh yang terkena bencana Tsunami ini menjadi sorotan tidak hanya di Indonesia saja, tetapi di dunia juga. Ini karena dahsyatnya gelombang Tsunami yang meratakan seluruh kota.
Untuk mengenang bencana tsunami 13 tahun yang lalu, Pemerintah Aceh membangun Museum Tsunami. Tidak hanya bertujuan untuk mengenang musibah yang terjadi pada tahun 2004 silam, tetapi untuk menjadi objek wisata bagi yang berkunjung ke Aceh ini. Tak disangka jika banyak wisatawan domestik maupun luar negeri yang tertarik ke Museum Tsunami. Pengunjung suka sekali dengan desain museum tersebut karena selain unik juga seperti membawa para turis untuk kembali berada pada kejadian tsunami tersebut.
Semenjak tahun 1975, organisasi bernama Gerakan Aceh Merdeka atau yang biasa disebut dengan GAM berusaha untuk memisahkan Aceh dengan Indonesia. Dari hal itu membuat kota bernuansa islami ini berkonflik cukup mencekam lantaran begitu rawan konfrontasi.
Namun akhirnya pada tanggal 15 Agustus 2005, Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian damai dengan organisasi GAM. Dari sejak itulah tak ada lagi konflik yang sudah terjadi 30 tahun lamanya . Hal ini juga berdampak kepada masyarakat Aceh yang sudah merasa sangat aman karena tidak ada lagi tentara yang berpatroli sepanjang hari di sekitar tempat tinggal mereka.
Siapa yang tidak mengenal Masjid Baiturrahman ? Masjid yang menjadi ikon dari kota Aceh. Tempat ibadah yang megah ini sempat menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Ini disebabkan karena masjid yang satu ini tetap kokoh berdiri walaupun diterjang hantaman ombak tsunami yang kurang lebih setinggi 4 meter.
Walaupun begitu, Masjid Baiturrahman ini tetap dipugar. Dicat ulang dan diperbaiki kerusakan-kerusakan kecilnya. Kemudian penampilannya diganti agar serupa dengan Masjid Nabawi yang ada di tanah suci. Ditambahkan dengan payung elektrik untuk memberi kesejukan para pengunjung, selain itu dilengkapi dengan kolam yang disampingnya terdapat rumput agar menambah kesan sejuk dan asri.
Aceh mungkin dahulu menjadi kota yang mati karena semua aktivitas masyarakat terhenti. Tetapi tidak untuk sekarang, berkat bantuan-bantuan yang diberikan dan digunakan sebaik mungkin menjadikan kota serambi mekah tersebut bangkit lagi. Walaupun pemulihan tidak secepat kilat, tetapi Aceh menjadi kota yang lebih baik daripada sebelumnya. Bencana yang terjadi tidak lantas berdampak buruk selamanya, banyak hikmah yang diambil dari terjadinya musibah yang melanda kota tersebut.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…