Ada pepatah yang mengatakan jika hidup itu seperti roda yang berputar, kadang di bawah kadang di atas. Oleh sebab itu, sebagai manusia kita memang pantang memiliki sifat sombong. Toh, hanya Tuhan yang tahu bagaimana nasib di masa depan. Yang dulunya terhina dina, belum tentu di masa depan nasibnya masih sama.
Mungkin kisah dari seorang Sanawi bisa jadi pelajaran. Dulu sewaktu kecil, ia juga seorang anak yang kerap mendapat cerca maki dari teman-temannya. Namun, siapa sangka jika kini nasibnya berubah 180 derajat? Nggak lagi terhina, Sanawi justru jadi juragan es krim yang punya 700 karyawan. Berikut ini adalah kisah selengkapnya.
Dengan blak-blakan Sanawi mengatakan jika ia memang memiliki latar pendidikan yang sangat kurang. Ia mengaku jika baru saja bisa membaca sejak tahun 2010 setelah diajari oleh anaknya. Hidupnya di masa lalu begitu serba kekurangan, Sanawi hanya mencicipi bangku pendidikan hingga kelas 1 SD saja.
Saat ia dan teman-temannya merantau ke kota, ia selalu dikucilkan karena dianggap paling jelek dan miskin. Bahkan, suatu kali ia pernah ditinggalkan di terminal seorang diri. Ketika ia minta bantuan untuk menginap, tak ada seorang teman pun yang menerimanya. Sejak saat itu, Sanawi bersumpah jika di masa depan ia akan jadi orang kaya.
Melalui acara talk show di salah satu acara televisi, Sanawi mengatakan jika dulunya ia hanya seorang kuli bangunan. Gaji tak seberapa, namun tanpa modal pendidikan yang cukup, Sanawi memang tak bisa banyak memilih pekerjaan. Bahkan, pekerjaan sebagai kuli bangunan saja tak selalu ada.
Saat pekerjaannya sebagai kuli bangunan sepi job, maka ia akan berkeliling untuk menawarkan jasa mengecat. Apapun itu, menurut Sanawi yang penting adalah terus berusaha.
Merasa pekerjaan tersebut tidak memiliki hasil yang maksimal, Sanawi mencoba peruntungan sebagai penjual es krim. Sayang, baru beberapa saat berjalan, ia banyak ditolak dengan alasan penampilannya yang jelek dan lusuh.
Penghinaan tersebut rupanya tak menyulutkan semangatnya, Sanawi terus berjualan hingga uang tabungannya cukup untuk uang muka mobil bak terbuka. Setelah sukses, Sanawi melakukan hal yang sama, mengajukan kredit ke bank untuk mengambil mobil bak terbuka. Begitu seterusnya sampai akhirnya Sanawi memiliki 700 pekerja yang berjualan es untuknya.
Berawal dari bisnis es krim kecil-kecilan, pelan tapi pasti Sanawi akhirnya memiliki pabrik es krim sendiri. Sukses besar dari bisnis es krim, Sanawi memiliki 700 karyawan. Meski demikian, Sanawi lebih senang menyebut para karyawannya dengan sebutan ‘mitra kerja’.
Dari hasilnya berbisnis es krim, setidaknya omzet yang dihasilkan mencapai 1,5 miliar rupiah. Dari hasil es krim, ia memiliki 17 rumah bagus. Sanawi akhirnya tertarik untuk membuka peluang usaha lainnya. Ada dana, tentu sangat mudah bagi Sanawi untuk membuka bisnis, diantaranya: ayam beku, minimarket, hingga persewaan kontainer.
Itulah kisah sukses dari seorang penjual es krim. Meski dulunya terhina, namun tempaan cobaan justru membuat sosoknya gigih di masa depan. Bahkan, tekatnya untuk membuktikan bahkan ia bisa sukses juga sangat menginspirasi. Semoga dari kisah di atas, kita bisa belajar untuk tidak mudah meremehkan orang lain.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…