Kalau melihat berita tentang sejarah atau tentang kehidupan di jaman dulu, lega rasanya kita bisa hidup di jaman sekarang. Di jaman yang serba modern seperti sekarang ini, kita bisa menikmati segala kemudahan dengan beragam teknologi yang dulu belum pernah ada.
Nggak cuma itu saja, urusan pengobatan atau perawatan kesehatan sekarang ini jauh lebih canggih dan dengan melewati penelitian yang terpercaya terlebih dulu, nggak berdasar pada teori saja. Coba deh bayangkan kalau kamu berada di jaman dulu dengan perawatan medis yang bikin merinding seperti berikut ini. Dijamin bikin kamu bersyukur bisa hidup di jaman modern!
Kalau di era modern, saat kita dengar kata hydrotherapy, yang ada di bayangan kita adalah melakukan terapi penyembuhan dengan berendam dalam air. Tapi jangan salah, kalau di awal abad 20an, perawatan hydrotherapy lebih mirip dengan hukuman daripada pengobatan.
Beberapa dokter melakukan perawatan ini dengan cara membungkus seluruh tubuh pasien hingga mirip mumi dengan kain yang basah dan sedingin es. Perawatan ini mengharuskan pasien untuk diikat sehingga tidak bisa bergerak, kemudian direndam dalam air selama beberapa jam bahkan berhari-hari. Ada juga teknik yang lebih seram lagi, yaitu dengan mengikat pasien dalam posisi salib kemudian ia disemprot dengan air dari selang pemadam kebakaran.
Bukan, ini bukan terapi untuk menyembuhkan penyakit malaria. Tapi justru sebaliknya, ini adalah terapi dengan menyuntikkan darah yang terinfeksi malaria. Di awal tahun 1900an penyakit seksual atau penyakit kelamin belum ada obatnya. Kemudian, seorang ahli syaraf asal Vienna, Wagner von Jauregg muncul dengan ide menyembuhkan syphilis dengan malaria.
Idenya adalah membuat pasien syphilis tertular malaria yang membuatnya menderita demam tinggi yang kemudian bisa membunuh bakteri syphilis. Ketika syphilis sudah sembuh, barulah mereka diberi obat untuk menyembuhkan malaria. Memang sih perawatan ini membuat penderitanya menderita demam, tapi terapi ini ternyata bekerja dengan baik sehingga Von Jauregg menerima nobel untuk terapi malaria ini. Perawatan ini tetap digunakan sampai penicillin ditemukan dan dokter menemukan cara yang lebih aman untuk menyembuhkan penyakit kelamin.
Trend terapi koma ini dimulai sejak tahun 1927. Seorang dokter asal Vienna, Manfred Sakel tidak sengaja membuat salah satu pasiennya yang menderita diabetes mengalami overdosis insulin dan membuatnya menderita koma. Tapi malpraktik ini ternyata berakhir baik bagi Sakel karena pasien kecanduan morfin tersebut menyatakan bahwa ketergantungannya pada morfin telah hilang. Sakel kemudian melakukan kesalahan yang sama dengan pasien lain dan mengklaim pasien tersebut juga sembuh.
Tidak lama kemudian, Sakel mencoba terapi tersebut pada pasien lain yang menderita schizophrenia. Ia percaya bahwa suntikan insulin dalam dosis besar tersebut akan membuatnya koma selama beberapa hari dan setelah bangun dari koma, pasien akan sembuh. Namun tingkat kesuksesan Sakel ini masih menjadi misteri. Popularitas terapi insulin dengan cepat menghilang karena bahayanya dan tercatat satu dan dua persen pasien yang menjalani terapi insulin malah meninggal dunia. Lagipula, siapa yang ingin tiba-tiba menjadi koma?
Selama sekitar 20 tahun di abad ke 20, dokter mengira bahwa memotong saraf di otak bisa menyembuhkan penyakit mental. Akhirnya, pada masa-masa itu dokter melakukan operasi dengan memasukkan benda tajam melalui lubang mata atau hidung untuk memotong syaraf otak.
Dokter Egas Moniz dan Walter Freeman adalah sosok yang mempopulerkan lobotomy. Keduanya begitu bangga dengan teorinya ini sehingga mereka melakukan operasi ini untuk berbagai macam keluhan mulai dari penyakit mental hingga sakit kepala. Namun masalah lain muncul, karena setelah dilakukan lobotomy, pasien menjadi seperti zombie yang tidak bisa merespon apapun yang terjadi di sekitarnya. Ada juga pasien yang tiba-tiba menjadi seperti anak kecil yang tidak bisa melakukan apa-apa. Memang sih sembuh dari schizophrenia, tapi siapa juga yang mau jadi seperti zombie dan tidak bisa berbuat apa-apa?
Di awal abad 20an, Dr. Henry Cotton mengira bahwa masalah kelainan mental itu karena ada bakteri yang menginfeksi beberapa bagian tubuh seperti gigi, tonsil, sinus, dan usus besar. Solusi yang ia buat adalah menghilangkan organ-organ yang ia percaya mengalami infeksi. Tentu hal tersebut adalah masalah besar dan bisa menyebabkan kematian.
Dr. Henry Cotton yang sebenarnya tidak punya pelatihan formal untuk menjalani operasi melakukan operasi-operasi tersebut pada pasiennya di rumah sakit jiwa. Tentu saja perbuatan ini meningkatkan kematian pasiennya hingga 33 persen, namun ia tidak berhenti dengan pekerjaannya dan mengklaim bahwa tingkat kesuksesannya sangat tinggi.
Trepanning sudah ada sejak jaman neolitikum. Dalam perawatan ini, seorang ahli bedah akan membuat lubang di tengkorak kepala untuk menyembuhkan masalah penyakit mental, migrain, serta sakit kepala lainnya.
Solusi ini dipercaya bisa melepaskan roh jahat. Anehnya lagi, cara ini terkadang berhasil dan orang-orang mampu bertahan hidup bahkan 10 ribu tahun yang lalu. Untung saja sekarang sudah ada banyak cara menyembuhkan sakit kepala tanpa perlu melubangi tengkorak.
Alat ini memiliki nama yang sama dengan tempat rumah sakit ia diperkenalkan, yaitu Utica Psychiatric Center. Alat ini berupa kotak sepanjang ukuran tubuh manusia dan fungsinya adalah untuk menahan pasien yang paling kasar dan suka menyakiti diri sendiri atau orang lain agar mereka bisa diam.
Kotak ini terbuat dari kayu, dan kadang ada juga yang terbuat dari besi. Pasien akan dikunci di dalam kotak ini dan dibiarkan tidur di dalamnya selama beberapa waktu. Tapi tentu saja, teknik ini seringkali justru menimbulkan serangan panik dan kadang shock.
Dr. Julius Wagner-Jauregg adalah seorang dokter kelahiran Austria yang banyak terinspirasi oleh Nazi. Ia percaya bahwa schizophrenia dan penyakit mental lainnya disebabkan karena seseorang terlalu banyak masturbasi. Jadi untuk mengatasinya, ia melakukan sterilisasi pada beberapa pasiennya yang menderita schizophrenia tanpa persetujuan mereka.
Tidak hanya orang-orang yang menderita masalah mental saja, sterilisasi juga dilakukan pada kelompok minoritas dan para wanita miskin untuk menghentikan perkembangan mereka. Hal ini juga dilakukan tanpa persetujuan mereka.
Nah, melihat 8 metode penyembuhan seperti di atas tentu bikin kita bersyukur hidup di jaman modern ya. Setidaknya keselamatan pasien benar-benar diutamakan dan teknik penyembuhan dilakukan dengan meminimalisir efek samping.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…