Kasus-kasus pembunuhan berantai di Indonesia mungkin tak sebanyak di negara besar seperti Amerika dan Jepang. Meski demikian, nama-nama seperti Rian Jombang atau Ahmad Suraji pernah menjadi headline media dunia karena kengeriannya dalam mengeksekusi korban. Mereka tak hanya membuat korban kehilangan nyawa, namun juga membuat tubuh mereka terpecah belah dengan memutilasinya.
Baca Juga : 5 Pembunuh Bayaran dengan Metode Eksekusi Tersadis
Tindakan pembunuhan seperti ini tentu membuat ngeri banyak masyarakat. Banyak orang berpikir: bagaimana mungkin orang tega melakukan perbuatan mengerikan seperti ini. Terlebih sampai membuat tubuhnya tercerai-berai. Well, kita tak tahu bagaimana isi kepala para pembunuh berantai ini. Yang jelas tindakan mereka benar-benar menerjang batas-batas kemanusiaan dan hukum.
Inilah tujuh kasus pembunuh berantai paling mengerikan dalam sejarah hukum di Indonesia. Monggo, kita simak bersama-sama!
Salah satu pembunuh berantai asli Indonesia yang namanya melambung tinggi adalah Rian Jombang, atau banyak orang menyebutnya Ryan Jagal. Pria berumur 44 tahun ini telah mengakui kejahatannya membunuh sekitar 11 orang di dua tempat yang berbeda. Pertama dilakukan di Jombang, kedua dilakukan di Jakarta. Korban-korban kebanyakan adalah orang yang kerap menyakiti hatinya. Ryan akan dengan sangat tega memukul korbannya hingga mati bahkan memutilasi atau membakarnya.
Sebagian besar korban ditemukan dalam lubang galian di belakang rumah Ryan di Jombang. Nama Ryan semakin mencuat karena terindikasi ia merupakan penyuka sesama jenis. Beberapa korban yang dibunuh ternyata juga merupakan seorang pria yang orientasi seksualnya sama dengan Ryan. Atas aksinya ini, Ryan diberi hukuman mati oleh pengadilan. Ia telah melakukan beberapa kali banding, namun semuanya ditolak. Pengadilan menyatakan jika Ryan pantas dihukum mati atas aksi kejamnya yang merenggut banyak nyawa orang.
Ahmad Suradji atau Dukun AS adalah pembunuh berantai yang memiliki korban mencapai 42 orang. Semua korban dari pria berprofesi dukun ini adalah wanita muda. Ia membunuh para wanita ini untuk menyempurnakan ilmu hitamnya. Ia percaya jika membunuh 70 orang wanita dan menghisap air liur mayatnya, tubuhnya akan sakti. Ajaran ini diperolah Ahmad Suradji dari ayahnya ketika ia baru berusia 12 tahun. Namun ia baru mendalaminya saat berusia 20-an tahun.
Suradji membunuh para gadis muda itu dari tahun 1986 hingga tahun 1997. Polisi menemukan tubuh korban yang terkubur di balik kebun tebu. Setelah itu Suradji ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Ia dijatuhi hukuman mati pada tahun 2008 silam. Satuan polisi bersenjata menembakkan peluru hingga menembus tubuhnya. Ahmad Suradji masuk ke dalam daftar pembunuh berantai dunia dengan sebutan “Sorcerer Serial Killer”.
Baekuni adalah seorang pria yang sering dipanggil Babeh oleh anak-anak jalanan. Pria berumur 54 tahun ini ditangkap pada tahun 2010 silam atas tuduhan pembunuhan berantai dan juga kekerasan seksual pada anak laki-laki di bawah umur. Kejadian ini terkuak setelah salah satu orang tua korban melaporkan kehilangan anaknya. Sehari kemudian anak hilang itu ditemukan telah tewas dan tubuhnya terpotong menjadi beberapa bagian.
Saat diperiksa, Baekuni mengaku telah membunuh 14 anak laki-laki yang masih di bawah umur. Ia gemar sekali melakukan pelecehan pada anak-anak hingga menyetubuhi mayatnya. Baekuni mengalami trauma masa kecil hingga melampiaskan rasa sakitnya dengan membunuh anak-anak jalanan tak berdosa ini. Atas perilaku mengerikannya, Baekuni akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Dukun Usep membunuh delapan korbannya dengan perencanaan yang telah matang. Semua korban yang dia bunuh merupakan klien yang ingin menggandakan uangnya secara gaib. Dukun Usep akhirnya menyuruh korban-koran ini melakukan ritual yang salah satunya meminum sebuah cairan hitam yang ternyata racun. Korban disuruh berdiri dalam lubang galian lalu meminum air itu sebagai syarat wajib. Setela korban meninggal, Dukun Usep akan dengan mudah menguburnya.
Kejadian ini dilakukan dua kali, pertama pada Mei 2007 dengan lima korban. Lalu pada Juli 2007 dilakukan lagi dengan tiga korban. Dalam aksinya, Dukun Usep dibantu lima temannya. Mereka berhasil menggondol uang puluhan juta yang awalnya akan digunakan korban untuk prosesi penggandaan. Juli 2008 Dukun Usep menerima hukuman mati dengan ditembak oleh regu Brimob Banten. Tiga tembakan di tubuhnya sukses membuat Dukun Usep meninggal dalam sepuluh menit.
Siswanto adalah pria yang tega membunuh 12 anak laki-laki berusia 9-15 tahun dengan kejam. Ia tak segan-segan melakukan kekerasan seksual lalu membela perut korban hingga terbuka. Setelah itu Siswanto akan meminum darah korbannya dan memutilasi tubuhnya untuk menghilangkan barang bukti. Hal mengerikan ini dilakukan oleh Siswanto mulai tahun 1994 hingga korban terakhir ditemukan pada Juli 1996.
Pria yang akhirnya meninggal tahun 2007 silam di Nusa Kambangan ini mengaku sangat menikmati aksinya. Ia bahkan kerap mengambil beberapa bagian tubuh korban untuk disimpan sebagai kenang-kenangan. Akibat aksinya ini, Siswanto mendapatkan hukuman mati. Namun ia justru pergi dari dunia ini akibat serangan jantung yang membuatnya sekarat hingga meninggal dunia.
Rio Martil sebenarnya memiliki nama asli Antonius Rio Alex Bulo. Ia melakukan pembunuhan berantai terhadap 4 orang yang diketahui memiliki rental mobil. Dalam aksinya, Rio selalu menggunakan martil hingga semua korbannya tak bernyawa lagi. Sejak itulah julukan Rio Martil melekat kepada dirinya. Rio divonis mati oleh Pengadilan Negeri Purwokerto pada tahun 2001 dan dijebloskan ke penjara Nusa Kambangan.
Di dalam sel tahanan ternyata sikap Rio tak juga berubah. Sembari menunggu kematiannya, ia justru mencabut nyawa Iwan Zulkarnaen pada tahun 2005. Korban terakhir Rio ini merupakan tersangka kasus korupsi. Berselang tiga tahun kemudian, Rio akhirnya menghadapi hukumannya. Ia tewas setelah satuan regu tembak membombardir tubuhnya hingga tak bernyawa lagi.
Garibaldi Handayani adalah anggota Kepolisian Polda Jambi. Ia dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap 7 orang selama enam tahun terakhir bertugas di Jambi. Garibaldi ditangkap setelah korban terakhirnya ditemukan polisi dengan keadaan terbakar dan ada tembakan di kepala. Korban berjenis kelamin perempuan ini ternyata istri muda Garibaldi yang pergi dari rumah orang tuanya beberapa hari sebelum ditemukan dalam bentuk mayat.
Awalnya Garibaldi menyangkal segala tuduhan. Tapi setelah semua bukti diungkap, Garibaldi tak bisa mengelak lagi. Ia akhirnya membuka semua identitas korban yang pernah ia bantai hidup-hidup. Pihak Kepolisian yang menangani kasus ini mengatakan jika Garibaldi adalah pembunuh berdarah dingin. Atas segala aksi kejam yang dilakukannya, ia mendapatkan ganjaran hukuman mati.
Baca Juga : 7 Pembunuh Usia Muda Paling Sadis Sepanjang Sejarah
Satu kata saja untuk mereka semua: keji! Bagaimana mungkin tega membunuh banyak sekali orang tanpa merasa berdosa. Semoga mereka mendapatkan balasan yang setimpal atas aksi tak berperikemanusiaan dan super mengerikan ini!
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…