Beberapa waktu lalu, muncul cuitan yang memperingatkan orang yang berusia lebih dari 25 tahun dan belum pernah pacaran harus berhati-hati. Alasannya, orang yang belum pernah pacaran belum terlatih mengelola konflik dalam pacaran. Cuitan itu juga menuding mereka yang tidak pacaran memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi.
Cuitan itu menambah ketakutan bagi mereka yang ingin menikah, namun tidak pernah pacaran sebelumnya. Mereka takut menjalani pernikahan tanpa rasa cinta. Padahal, rasa cinta bisa ditumbuhkan setelah pernikahan. Simak caranya berikut ini.
Menikah harus diniatkan untuk mendapatkan rida Allah SWT. Jangan menikah karena menginginkan hal-hal duniawi, sebab alasan tersebut justru akan membawa keburukan dalam pernikahan. Kita harus meluruskan niat sebelum memutuskan untuk menikah. Pernikahan yang didasari rasa cinta kepada Allah SWT, akan dikaruniai dengan keberkahan. Dua orang hamba yang sama-sama mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka akan terhubung dengan sendirinya.
Sesibuk apa pun kita dengan pekerjaan, jangan lupa untuk meluangkan waktu dengan pasangan. Kita bisa mengajak pasangan untuk berbicara tentang banyak hal. Semakin bagus komunikasi dalam rumah tangga, maka pasangan tersebut akan semakin mengenal dan memahami satu sama lain. Meluangkan waktu berdua, juga dapat menumbuhkan rasa sayang dan rindu kepada pasangan. Komunikasi adalah cara terbaik untuk mengetahui isi hati seseorang, apa yang mereka rasakan dan bagaimana mereka ingin diperlakukan.
Menikah adalah kompromi seumur hidup. Kita tidak bisa memaksa pasangan untuk sempurna, karena dia hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Ketika timbul konflik dengan pasangan, kita harus meningkatkan rasa sabar. Ada saatnya kita perlu mengalah atau meminta maaf meskipun kita tidak bersalah. Saat kita marah, sebaiknya kita diam agar tidak mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati pasangan.
Jika kita sudah memutuskan untuk menikah, maka kita harus siap menerima kekurangan dan kelebihan pasangan. Pasangan suami istri yang mampu menerapkan prinsip tersebut, biasanya tidak akan menuntut kesempurnaan kepada pasangan. Mereka juga tidak akan membanding-bandingkan dengan orang lain atau saling menyalahkan ketika ada masalah. Selain menerima, suami istri juga harus belajar untuk saling memberi, karena diperlukan ikhtiar untuk menumbuhkan rasa cinta dalam rumah tangga.
Pacaran atau tidak, Allah SWT sudah mempersiapkan jodoh untuk kita. Hal yang membedakan adalah cara memperolehnya. Menikah dengan jalur taaruf tentu lebih berkah dan sesuai dengan syariat Islam. Jika kita menempuh cara yang baik, maka orang yang kita nikahi adalah jodoh terbaik pilihan Allah SWT. Jodoh adalah cerminan diri, sehingga kita pasti mendapatkan orang yang setara dengan diri kita dari segi keimanan.
BACA JUGA: Dulu Praktik Ijab Kabul di Sekolah, 4 Pasangan Ini Ternyata Berjodoh Beneran
Sejatinya, proses taaruf tidak hanya terjadi sebelum menikah. Sesudah menikah pun kita tetap melakukan taaruf agar semakin mengenal dan memahami pasangan. Dalam proses tersebut, Allah SWT pasti menghadirkan rasa cinta kepada pasangan suami istri yang senantiasa bersama dalam ketaatan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…