Adanya sebuah ramalan tentang peristiwa yang terjadi di masa depan, memang kerap membuat orang penasaran akan hal tersebut. Seperti sosok Jayabaya yang terkenal akan prediksinya soal keadaan Indonesia di masa depan, yang hingga kini masih banyak dipercaya oleh masyarakat.
Tak hanya Jayabaya, sosok pujangga Jawa dari Kesultanan Surakarta, Ronggowarsito, juga sempat ‘meramalkan’ letusan Gunung Krakatau dalam sebuah kitab yang bernama Raja Purwa. Memakai istilah ‘Gunung Kapi’ sebagai obyek yang digambarkan, tulisan Ronggowarsito sempat membingungkan berbagai pihak karena tidak dikenal pada saat itu.
Dalam kitab tersebut, Ronggowarsito menuliskan sepenggal kalimat yang diyakini menggambarkan letusan dahsyat Krakatau pada 27 Agustus 1883. “Seluruh dunia terguncang hebat, dan guntur menggelegar, diikuti hujan lebat dan badai, tetapi air hujan itu bukannya mematikan ledakan api ‘Gunung Kapi’ melainkan semakin mengobarkannya, suaranya mengerikan, akhirnya ‘Gunung Kapi’ dengan suara dahsyat meledak berkeping-keping dan tenggelam ke bagian terdalam dari bumi” .
Sekilas, tulisannya itu menggambarkan betapa dahsyatnya letusan yang terjadi saat krakatau meletus. Tak hanya itu, lokasi yang ikut terdampak dari bencana itu juga terdeskripi dalam kalimat berikut, “Air laut naik dan membanjiri daratan, negeri di timur Gunung Batuwara sampai Gunung Raja Basa (Lampung) dibanjiri air laut; penduduk bagian utara negeri Sunda sampai Gunung Raja Basa tenggelam dan hanyut beserta semua harta milik mereka.”
Jika dihubungkan, penggalan dua tulisan Ronggowarsito di kitab Serat Purwa secara tidak langsung telah menggambarkan bahwa letusan gunung berapi itu memang akan terjadi. Meski tidak dijelaskan secara eksplisit, suasana , lokasi, dan efek dari bencana itu mirip dengan karakter letusan Krakatau pada 27 Agustus 1883 silam. Sebuah kebetulan atau memang ramalan? Hal inilah yang masih menjadi misteri hingga kini.
Berdasarkan catatan Simkin dan Fiske dalam buku Krakatau 1883: The Volcanic Eruption and Its Effects (1984), erupsi Gunung Krakatau mengakibatkan air laut naik (tsunami) yang kemudian menyapu daratan mulai dari Lampung hingga Banten. Dilansir dari BBC.com, bongkahan terumbu karang seberat 600 ton sampai naik ke permukaan, sebagai akibat dari letusan yang ada.
Gunung Kapi yang ditulis Ronggowarsito, sangat lekat dengan gambaran dari Gunung Krakatau yang meletus pada 27 Agustus 1883. Sementara itu, Kitab Raja Purwa diterbitkan pada tahun 1869. Ini artinya, letusan Krakatau tahun 1883 seolah telah diprediksi 14 tahun sebelumnya. Terdengar Aneh dan tidak masuk akal, memang begitulah adanya yang terjadi.
BACA JUGA: Ranggawarsita, Penyair Asal Jawa yang Ramalkan Kedatangan ‘Zaman Edan’ di Indonesia
Sosok Ronggowarsito memang memang dikenal sebagai sosok penyair yang penuh dengan selubung misteri. Selain kitab Raja Purwa, dirinya juga sempat ‘meramalkan’ akan datangnya ‘zaman edan’ yang akan terjadi di tanah Indonesia lewat Serat Kalatidha. Bahkan, Ranggawarsita juga memprediksikan kematiannya, yakni pada Rebo Pon, tanggal 5 Dulka’idah tahun 1802, dalam karyanya yang lain yakni Serat Sabdajati.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…