Kita sekarang sudah tinggal di jaman yang jauh lebih praktis jika dibandingkan dengan ratusan tahun yang lalu. Ada banyak aplikasi yang bisa kita gunakan untuk mengirim pesan ke tempat-tempat yang jauh. Ada SMS, Whatssap, LINE, BBM, dan masih banyak lagi. Kalau mau cepat ya bisa langsung telepon. Praktis ya!
Nah, kalau jaman dulu jangan harap bisa sepraktis itu. Mengirim pesan di jaman dulu cukup merepotkan dan bahkan juga melelahkan. Berikut ini beberapa metode mengirim pesan di jaman dulu ketika belum ada telepon.
Sebelum tulisan ditemukan, masyarakat sudah menemukan cara untuk mengirimkan pesan jarak jauh. Beberapa suku ada yang menggunakan sinyal asap, sinyal drum, atau sinyal terompet untuk memberitahukan peringatan adanya bahaya, pesan penting, atau untuk mengumpulkan orang di tempat tertentu. Suku asli di Amerika Utara adalah salah satu suku yang menggunakan sinyal asap untuk berkomunikasi jarak jauh. Masing-masing suku memiliki sistem dan pemahaman sinyal mereka yang berbeda-beda. Jadi, biarpun musuh melihat sinyal tersebut, mereka tidak akan mengetahui maksudnya.
Sementara itu suku di Afrika, Papua Nugini atau daerah tropis di Amerika menggunakan gendang untuk berkomunikasi jarak jauh. Salah satu yang paling terkenal dari drum untuk komunikasi ini adalah yang dilakukan oleh orang-orang di Afrika Barat yang sekarang menjadi Nigeria dan Ghana. Cara berkomunikasi ini muncul dan menyebar hingga Amerika dan Karibia selama perdagangan budak. Hal ini kemudian dilarang karena komunikasi ini digunakan oleh para budak untuk berkomunikasi jarak jauh satu sama lain dengan kode yang tidak dimengerti oleh para majikannya.
Bangsa Yunani kuno memanfaatkan seseorang yang khusus sebagai pengatar pesan untuk mengantarkan informasi penting dalam Peperangan Marathon atau Battle of Marathon. Dalam peperangan tersebut, bangsa Yunani berhasil mengalahkan pasukan Persia, namun mereka khawatir musuh yang mundur ke laut akan pergi menuju Athena dan melakukan serangan kembali.
Bangsa Yunani harus mengirimkan pesan ke Athena untuk memberitahu mereka tentang berita kemenangan dan juga peringatan. Untuk itu Phidippides diutus untuk mengirimkan berita tersebut dan ia harus berlari sejauh 40 km agar sampai ke Athena. Phidippides berlari ke Athena selama 3 jam dan berhasil mengirimkan pesan tersebut. Namun ia akhirnya begitu kelelahan hingga akhirnya meninggal dunia.
Ketika Marco Polo mengunjungi China pada abad ke-13, ia menemukan sistem estafet yang digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh. Dalam sistem ini, pengirim surat memberikan suratnya kepada pengirim pesan yang akan mengoperkannya ke pengirim pesan kedua. Dengan naik kuda, para pengirim pesan ini mampu membawa berita hingga sejauh 400 km sehari.
Ada juga pembawa surat yang berlari estafet dengan membawa pesan sejauh 5 km sekali berlari. Para pelari ini memiliki lonceng kecil di pakaiannya untuk memberi tanda pada pelari berikutnya untuk bersiap siap. Pelari pertama akan memberikan surat kepada pelari berikutnya, dan pelari berikutnya membawa suratnya ke orang selanjutnya sampai surat itu tiba di tempat yang dituju.
Romawi Kuno adalah kerajaan besar dengan wilayah yang begitu luas. Para pemimpin Romawi Kuno memerlukan cara komunikasi yang cepat dan efisien untuk mengirimkan pesan mereka. Untuk itu, bangsa Romawi menggunakan cara yang mirip dengan yang ada di China dan menamakannya cursus publicus.
Cursus publicus yang berarti jasa pelari wilayah mengirimkan pesan dengan sistem estafet sama seperti yang ada di China. Disediakan sebuah rumah istirahat yang terletak 12 kilometer dari masing-masing rumah istirahat. Di sini, para pembawa pesan menukar kuda mereka yang sudah lelah dan naik kuda yang baru. Kuda-kuda yang dipakai selalu dalam kondisi segar dan sehat sehingga pesan selalu dikirimkan dengan cepat.
Burung merpati digunakan untuk mengirimkan pesan sejak ribuan tahun yang lalu dan bahkan mampu mengirimkan surat lebih cepat dari pada manusia. Sejarah mengirimkan surat lewat merpati pos sudah ada bahkan sejak zaman firaun di Mesir Kuno. Merpati dipercaya sebagai pengirim surat karena mereka selalu tahu jalan untuk pulang.
Pada Perang Dunia II, para tentara menggunakan merpati untuk saling mengirimkan pesan. Pasukan yang berada di medan perang akan mengikat pesan mereka di kaki merpati dan mereka yakin bahwa merpati tersebut akan pulang ke pangkalan militer. Merpati sangat bermanfaat di masa peperangan karena mereka mampu terbang tinggi di atas medan perang dan melewati asap.
Nah, itulah tadi beberapa cara yang biasa dilakukan untuk mengirimkan pesan ketika telepon belum ditemukan. Beruntunglah kita yang sekarang tinggal di era modern, tidak perlu repot-repot berlari ke sana kemari demi mengirimkan surat atau kabar penting.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…