Berbagai pelatih pernah menangani timnas Indonesia dari yang produk lokal sampai asing. Mereka didatangkan untuk dapat membawa kejayaan di sepak bola negeri kita. Meskipun tidak selalu meraih Trophy, namun kedatangan mereka selalu memberikan perkembangan permainan dan ciri khas untuk timnas. Begitu juga dengan Luis Milla pelatih asal Spanyol mantan pemain Real Madrid ini, memberikan sentuhan gaya Eropa untuk pemain Timnas Indonesia.
Pelatih asal Spanyol ini didatangkan pada awal tahun 2017 mengantikan Alferd Riedl. Kedatangannya disambut dengan optimisme tinggi oleh masyarakat. Karena memiliki trek record sangat luar biasa, dengan mampu meraih gelar saat menjadi pelatih Tim Matador. Sentuhan magis saat menahkodai Spanyol diharapkan mampu membuat timnas berjaya. Lalu seperti apakah Luis Milla itu? Simak ulasannya berikut.
Di daratan Spanyol nama Luis Milla Aspas tentu tidak asing untuk mereka. Pelatih yang lahir 51 tahun yang lalu ini, dulunya merupakan salah satu pemain hebat. Hal ini dibuktikan dengan pernah memperkuat tim besar Liga Spanyol. Tercatat Milla merupakan pemain dari kesebelasan Barcelona pada tahun 1985, lalu Real Madrid tahun 1997 dan Valencia di tahun 1997-2001. Selama berkarir dirinya mampu melesatkan 11 goal dari total penampilan 338 laga. Rekor goal yang tidak fantastis ini disebabkan posisi Luis Milla sebagai gelandang. Jadi gimana sobat ternyata mempunyai karir yang hebat ya, pelatih timnas kita.
Lebih dari tiga dekade Luis Milla mengarungi dunia persepakbolaan tanah Matador. Pada tahun 2001 dirinya memutuskan untuk pensiun dari tempat yang membesarkan namanya tersebut. Valencia merupakan klub terahkir yang dibelanya. Setelah pensiun dirinya melanjutkan karir sebagai pelatih Timnas Spanyol U-20 pada tahun 2008. Hanya membutuhkan waktu tiga tahun untuk menunjukan kemampuan hebatnya. Pada 2011 dirinya mampu membawa Spanyol U-21 menjadi juara pada ajang Piala Eropa. Ciri khas kepelatihannya yang menekankan pada pendekatan perorangan membuat pemain mampu dikeluarkan potensinya.
Gaya kepelatihan yang menonjolkan pendekatan perorangan membuat Luis Milla sangat dekat dengan pemainnya. Tidak jarang sebelum memulai latihan dirinya melakukan diskusi dengan anggota tim. Hal tersebut terbukti efektif dengan raihan gelar di tahun 2011 bersama Tim Spanyol. Tangan dinginnya juga membuat bakat muda Spanyol mampu menunjukan tajinya. Beberapa pemain yang dihasilkan Milla saat ini mampu menjadi bintang di kesebelasan Eropa. Seperti duo Manchester United yaitu Juan Mata dan David Degea, lalu Javi Matinez serta Thiago Alcantara. Harapan besar tentu patut kita sematkan untuk Milla agar mampu mengolah bakat besar sepak bola Indonesia.
Kehebatan dirinya dalam melatih membuat banyak tim ingin memakai jasanya. Setelah melepas jabatannya sebagai nahkoda Spanyol, Luis Milla merambah melatih di klub Laliga. Pada kompetisi besar Negeri Matador tersebut dirinya melatih Real Zaragoza dan CD Lugo. Di tangan pria 51 tahun tim Spanyol itu di bawa berada papan tengah klasemen. Presatasi yang bagus untuk tim medioker yang tidak punya pemain bintang yang harus menghadapi persaingan ketat di sana. Tidak berhenti di situ karir kepelatihan Milla berlanjut dengan menukangi tim Uni Emirat Arab AL-Jazira. Pada Februari 2017 dirinya melanjutkan karir dengan melatih timnas Indonesia.
Pada Februari 2017 PSSI membuat gebrakan, dengan menunjuk Luis Milla Aspas menjadi pelatih timnas menggantikan Alferd Riedl. Seperti yang kita ketahui bersama merupakan pelatih hebat yang mampu membuat sepak bola Indonesia bergairah lagi. Dalam sejarah panjang nahkoda timnas, Luis Milla merupakan pelatih pertama Indonesia yang berasal dari negeri Spanyol. Untuk kawasan regional Asia Tenggara dirinya merupakan pelatih kedua dari negeri Matador. Meskipun merupakan pelatih pertama pria asal Spanyol ini sudah mampu merubah wajah timnas dengan permainan possession football-nya saat SEA Games tahun lalu.
Langkah besar merintis kejayaan sudah dilakukan PSSI dengan menunjuk Luis Milla. Apakah Indonesia akan mampu juara dengan fakta dimiliki pelatih tersebut? tentu yang dapat menjawab adalah waktu. Namun, apabila melihat setahun kerjanya kita bolehlah berharap akan hal tersebut. Gaya permainan yang mengandalkan umpan pendek antar pemain juga membuat pemain kita lebih menonjol. Selain itu program latihan ala klub Eropa membuat pemain kita lebih terasah.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…