Kadang suka heran melihat kebiasaan anak-anak zaman sekarang. Mereka suka sekali dengan hal-hal yang sifatnya virtual. Termasuk mainan-mainan yang notabene lebih asyik kalau dipegang langsung bendanya. Yup, mereka lebih suka game online via gadget yang katanya bikin nagih itu. Leveling, bikin tower segala macam dan kemudian berteriak “War” berulang-ulang kali. Dibandingkan dengan anak-anak dulu, mungkin mereka lugu dan gaptek, tapi setidaknya tahu caranya main yang asyik.
Ada banyak sekali jenis mainan yang bikin kita, anak-anak cowok, berasa seperti di surga. Bahkan tak puas dengan memainkannya di rumah, kadang mainan-mainan tersebut juga dibawa ketika bersekolah. Alasannya sih biar belajarnya niat, padahal emang pengen main sama teman ketika istirahat atau pulang sekolah. Sayangnya, kadang mainan-mainan tersebut malah disita oleh guru gara-gara bikin konsentrasi ke pelajaran hilang. Masa kecilmu bahagia jika tahu sensasi ngenesnya mainan ketika disita guru.
Nah, kali ini kami ingin mencoba menarikmu lagi ke masa-masa itu. Saat di mana kehilangan mainan karena dirampas guru, lebih menyakitkan daripada kena friendzone gebetan. Berikut ulasannya.
Dulu ada banyak sekali game trading card. Tapi, nggak ada yang ngalahin pamornya si Yu Gi Oh. Permainan kartu ini emang keren banget, memadukan kartu-kartu monster, sihir serta jebakan. Jangan pernah meremehkan permainan satu ini, karena cuma yang cerdas dan jago bahasa Inggris saja yang bisa memainkannya.
Ya, kecuali kartu tersebut adalah bajakan yang dibeli di abang-abang depan sekolah, kartu Yu Gi Oh yang original pasti berbahasa Inggris. Asyiknya lagi, kartu ini seperti nggak ada serinya alias banyaknya minta ampun. Sayangnya, kartu-kartu berharga ini sering kali jadi korban rampasan guru ketika kita memainkannya di tengah-tengah pelajaran.
Tamiya emang nggak ada matinya, sampai kapan pun mainan ini akan terus membekas sebagai bagian dari memori terindah masa kecil. Nah, tamiya ini juga sama, kita kadang sering membawanya ke sekolah. Biasanya mainan ini hanya diadu dari sisi tampilan dan modifikasinya saja. Mengingat mainan yang berasal dari Jepang ini cara mengadunya adalah dengan menjalankannya di lintasan.
Dulu, kita biasanya punya geng tamiya sendiri yang isinya adalah anak-anak penghobi mainan ini. Memang sangat menyenangkan membawa mainan ini ke sekolah. Tapi, kebahagiaan itu sirna ketika Magnum Saber kesayangan itu harus berpindah ke meja guru karena kita ribut sendiri saat pelajaran gara-gara mainan ini.
Gamewatch atau yang bahasa gaulnya Gimbot ini juga sering sekali dibawa ke sekolah. Seperti yang kamu tahu, Gimbot adalah console handheld sederhana yang biasanya game-nya hanya berisi tetris. Meskipun monoton alias gitu-gitu aja, tapi akui saja kalau main tetris via Gimbot ini bisa bikin lupa segalanya.
Lagi-lagi, mainan ini juga sering kali disita guru gara-gara kita memainkannya di tengah-tengah pelajaran. Karena dulu harga Gimbot cukup mahal, biasanya orangtua yang akan mengambilkannya. Pulang sekolah nanti siap-siap deh dikurung di kamar dan nggak boleh main seharian meskipun para sahabat sejati itu sudah memanggil-manggil dengan membawa bola.
Tazoz memang cuma hadiah ciki, tapi punya banyak keping dari mainan ini rasanya sangat membanggakan. Yup, bener banget, benda ini adalah collectible item yang serinya sangat banyak dan gambarnya bagus-bagus. Teman yang nggak punya pasti bakal iri setengah mati.
Cara mainnya juga banyak sekali. Bisa disusun jadi bentuk tertentu, dilontarkan, main tepok dan masih banyak lagi yang lain. Paling memorable adalah tazoz seri Pokemon yang bikin kita seolah tak butuh ciki-nya, kecuali hanya menginginkan benda bulat pipih yang ada di dalamnya. Tazoz ini sepertinya juga masuk benda yang cukup sering disita ibu guru.
Sama seperti namanya, mainan orang-orangan ini bentuknya memang berwujud manusia atau robot. Cara mainnya sangat seru, jadi kita harus bikin semacam skenario cerita yang para aktor dan figurannya ya mainan ini. Ceritanya nggak variatif sih, kalau nggak perang-perangan pasti ya superhero.
Memainkan orang-orangan ini di sekolah cukup tricky alias butuh siasat. Caranya biasanya kita pasang buku dan kemudian diberdirikan secara tegak. Nah, area yang tertutupi oleh buku itu kita jadikan set atau semacam green screen-nya. Tapi di mana-mana, guru selalu lebih pintar. Kita boleh melakukan segala tipu daya, tapi guru selalu mengetahui jika ada aktivitas di balik buku yang berdiri itu.
Dulu, kita masih belum kenal yang namanya PSP, Gameboy dan semacamnya. Tapi, sudah ada gadget elektronik yang bikin ketagihan. Bukan Gimbot, ini adalah tamagotchi. Pasti punya kan? Mainan ini sama sekali berbeda dengan Gimbot, di mana basis permainannya adalah bagaimana kita merawat virtual pet. Mulai dari kucing, sampai anak orang.
Meskipun nggak bisa menunjukkan interaksi yang kompleks, tapi serunya tamagotchi adalah ketika si peliharaan ini harus benar-benar dirawat. Entah diberi makan, disuruh tidur, atau diajak main. Makin lama, si peliharaan akan menunjukkan progress-nya. Ya, paling kesel adalah ketika waktunya memberi makan tiba, eh ibu guru dengan teganya mengambil mainan ini. Lebih ngenes lagi ketika dikembalikan, ternyata beliau menekan tombol reset. Ya, harus balik lagi mulai dari awal.
Deretan mainan yang sering jadi korban rampasan ini, bisa dibilang harganya cukup murah. Meskipun beberapa memang butuh perjuangan khusus untuk membelinya. Nah, bagi si kaya, mereka kadang nggak hanya membawa mainan yang dibanderol murah ini saja. Ada kalanya mereka pamer berlebihan dengan membawa mobil remote kontrol.
Membawa mainan seperti ini risikonya bakal kena pinjam teman sekelas dan kadang juga bisa rusak. Belum lagi, ancaman ibu guru yang akan merampas mainan ini jika kita tak buru-buru memasukkannya ke dalam tas setelah istirahat selesai.
Membawa mainan ke sekolah memang seru, tapi tetap bikin deg-degan ketika ibu guru mulai bertanya aneh-aneh dan akhirnya merampas mainan-mainan berharga itu. Pemandangan seperti ini sepertinya sudah nggak lagi ditemukan ya? Sekarang sudah nggak ada lagi anak-anak yang bawa mainan ke sekolah. Zaman berganti mainan pun demikian. Anak-anak kekinian lebih sering membawa gadget yang isinya banyak game itu. Memang makin melek teknologi sih, tapi mereka nggak akan pernah merasakan nyeseknya tamiya dirampas.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…