Sejak lama kita selalu menganggap tumbuhan sebagai rantai pertama dari jaring-jaring makanan. Mereka adalah produsen yang akan selalu dimakan oleh organisme herbivora dan omnivora termasuk manusia dan hewan. Namun dalam beberapa tahun belakangan, ilmuwan telah menemukan banyak sekali fakta tentang tumbuhan yang sebelumnya tak terpikirkan.
Tumbuhan dikatakan memiliki otak seperti hewan, meski tak berbentuk organ. Selain itu tumbuhan juga dikatakan bisa melihat sesuatu hal dan memiliki sebuah memori dalam tubuhnya. Nahlo, kok bisa? Yuk, kita bahas bersama-sama!
Mungkin yang dimaksud otak pada tumbuhan bukan otak dalam wujud organ sebenarnya. Otak pada tumbuhan berupa ujung akar dan juga bagian meristem yang mengatur semua kerja sel saat menyangkut bahan makanan, lalu mengolah dan menyebarkan hasilnya ke seluruh bagian batang hingga menjadi bunga dan buah.
Sebuah penelitian terbaru dari Daniel Chamovitz menemukan fakta jika beberapa gen pada tumbuhan memiliki kemiripan pada manusia. Bahkan tumbuhan mampu memproduksi neurotransmitter seperti dopamine dan serotonin yang ada pada manusia. Nah, hebat sekali kan?
Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh manusia dan hewan adalah mampu melindungi dirinya sendiri. Jika ada bahaya mereka akan menghindar atau memangkasnya dengan sekuat tenaga. Hal-hal semacam ini ternyata juga dimiliki oleh beberapa tumbuhan di alam liar. Misal mawar yang memiliki duri untuk pertahanan diri.
Selain ini, beberapa tumbuhan juga memiliki pertahanan diri berupa lendir atau bahkan lem. Tumbuhan yang memiliki lendir atau lem ini adalah kubis Brussel. Jika ada serangga meletakkan telor di atas daunnya, maka secara otomatis lendir mengubah komposisi kimianya. Dampaknya, telor tak akan bisa menetas karena mengalami kerusakan sel. Hebat sekali kan?
Salah satu tumbuhan yang mampu hidup di lingkungan yang sangat ekstrem adalah akasia. Tumbuhan ini biasanya hidup di lingkungan liar seperti gurun hingga sabana. Akasia yang sering dimakan oleh jerapah ini biasanya akan langsung mengirim sinyal bahaya kepada tumbuhan akasia di sekitarnya. Saat jerapah mulai makan, sebuah zat tannin akan keluar untuk melindungi dirinya. Setelah beberapa saat, tannin akan menyebar dibawa angin, lalu memberi tahu akasia lain untuk segera memproduksi zat ini.
Selain akasia, tumbuhan maple juga melakukan hal yang sama. Jika mendadak ada predator menyerang ia segara mengeluarkan semacam zat kimia yang menyebar di udara. Zat kimia ini akan diterima pohon maple lain hingga mereka langsung dalam mode siaga.
Barangkali kita selalu beranggapan jika sesuatu yang bisa melihat pasti memiliki mata. Manusia, dan segala jenis hewan yang melihat pasti memiliki mata. Tanpa organ ini melihat adalah sesuatu yang sangat mustahil. Namun tumbuhan yang tak memiliki mata secara nyata juga melihat sebuah cahaya yang datang dan mengenai batangnya.
Tumbuhan memiliki banyak sekali reseptor cahaya yang bekerja dengan sangat baik. Reseptor ini akan membuat tumbuhan mampu tumbuh dengan baik atau tumbuh dengan mengalami kelainan. Selain itu, reseptor ini juga bertugas mengumpulkan cahaya matahari untuk digunakan sebagai bahan bakar fotosintesis.
Seorang ilmuwan bernama Monica Gaglio melakukan percobaan dengan tumbuhan putri malu. Ia memegang tumbuhan itu beberapa kali hingga mengerut. Hal ini diulang beberapa kali hingga membuat tanaman putri malu ini berhenti menguncup meski beberapa kali disentuh oleh Monica.
Akhirnya ia membuat sebuah dugaan jika tumbuhan sebenarnya memiliki sebuah memori. Sesuatu yang diulang-ulang dan terbukti tak memberikan bahaya akan diabaikan oleh putri malu. Ia menyimpan memori instan itu hingga saat ada rangsangan baru yang masuk ia bisa tahu apakah itu berbahaya atau tidak.
Kita mungkin menganggap jika tumbuhan tak bisa berkomunikasi karena tak bisa bergerak atau bahkan bicara. Namun nyatanya tumbuhan mampu melakukan komunikasi dengan baik kepada sesamanya. Mereka kadang mengeluarkan semacam feromon untuk memberitahu akan adanya bahaya. Selain itu, mereka juga kadang mengeluarkan enzim tertentu yang merupakan wujud dari sebuah tangisan.
Jika tumbuhan menangis dengan caranya (manusia tidak mendengar), maka predator seperti serangga akan menghindar. Mereka akan pergi dan beralih ke tumbuhan lainnya. Selain menangis, mereka juga bisa berteriak dengan sangat kencang dan membuat banyak sekali serangga untuk pergi.
Disadari atau pun tidak, tumbuhan sebenarnya memiliki sebuah perasaan sama halnya dengan manusia dan hewan. Beberapa tumbuhan bisa mengalami stres jika mengalami perlakukan yang tidak baik. Misal, tumbuhan dicabut dan akan ditempatkan ke lokasi yang baru. Mereka akan mengalami stres dan tidak mau berbunga hingga berbuah.
Beberapa tanaman kadang ada yang mendadak mati jika mengalami situasi yang tak baik. Mereka menerima rangsangan dari luar lalu memprosesnya dalam tubuh hingga akhirnya bisa memberikan apa yang namanya respons.
Itulah tujuh fakta yang menunjukkan jika tumbuhan ternyata mirip juga seperti manusia dan hewan. Mereka bisa melindungi diri hingga punya sebuah perasaan. Keren banget kan?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…