Dimana ada kemauan, pasti ada jalan. Rupanya, pepatah klasik inilah yang berhasil diterapkan oleh pemuda inpiratif yang satu ini. Meski hanya lulusan SMA, ia ternyata berhasil menciptakan desain sebuah komponen elektronik inovatif yang jarang digeluti oleh orang biasa. Tak tanggung-tanggung, karya pria kakak beradik bernama Arfian Fuadi dan Arie Kurniawan ini sangat diminati oleh perusahaan asing ternama.
Tak hanya itu, desain komponen mesin jet miliknya bahkan sanggup mengalahkan buatan mereka yang notabebene insinyur lulusan universitas top dunia. Meski terbilang sukses, toh pemuda sederhana ini tetap terlihat bersahaja. Yang Hebat, perjuangan keras keduanya hingga sukses ternyata cukup terjal dan berliku. Seperti apa kisah hebatnya? Simak ulasan berkut.
Kehidupan ekonomi keluarga yang terbilang kekurangan, memaksa kedua kakak beradik ini bekerja serabutan demi meringankan beban keluarga. Mulai dari berjualan susu hingga menambal ban, pernah dilakoni oleh mereka. Kondisi keluarga besarnya yang jauh dari kata cukup, memaksa Arfian dan Arie untuk berusaha dengan jalan wiraswasta. Hal tersebut ditanamkan kepada benak mereka sedari kecil agar hidup mandiri.
Meski hanya lulusan SMA dan SMK, keduanya tak pernah minder untuk mencoba sesuatu hal yang baru. Karena didasari hobi, Arfian mendapatkan keahlian ini berkat pinjaman komputer dari salah seorang saudaranya. Arie pun tertarik setelah sang kakak mengenalkan desain teknik engineering kepada dirinya. Mereka berdua akhirnya berusaha mempelajari ilmu tersebut dengan seksama. Dari sinilah peluang sukses mereka mulai muncul.
Pada 2015, mereka berdua mulai mengerjakan proyek pertama yang merupakan pesanan perusahaan asal Jerman. Arfian dan Arie mengerjakan sebuah jarum sebagai alat ukur yang ditujukan untuk keperluan medis. Saat itu, mereka berhasil mendapatkan honor perdananya sebesar 10 Dollar AS atau sekitar Rp 90 ribu. Kesuksesan pertamanya membuat mereka semakin terarik untuk memperluas ilmu dan keahliannya.
Saat mengikuti lomba “3D Printing Challenge” yang diadakan General Electric (GE), keduanya keluar sebagai juara pertama. Desain yang dibuat berhasil menyisihkan 700 karya dari 50 negara peserta. Tak hanya itu, Arfie dan Arie juga telah mengalahkan peserta bergelar Ph.D dari Swedia yang berada di peringkat kedua dan Insinyur lulusan University of Oxford yang berada di tempat ketiga. Mereka berdua keluar sebagai pemenang setelah sukses mendesain sebuah mesin jet engine bracket yang berbobot 317 gram. 84 persen lebih ringan dari pasca proses pembuatan cetak biru atau prototipe mesin serupa saat ini yang seberat 2 kilogram.
Berbekal kesukesan tersebut, kedua kakak beradik ini memutuskan untuk membuat sebuah usaha yang mereka namai Dtech Engineering. Sejak saat itu, tawaran berbagai proyek senilai ribuan dollar pun mulai berdatangan pada mereka. Bahkan, keduanya pernah menolak sebuah pesanan senjata karena khawatir akan disalahgunakan di masa depan.
Terbukti, tingginya pendidikan bukanlah tolak ukur kesuksesan seseorang di masa depan. Asal ada kemauan yang kuat dan tak lelah belajar, semua mempunyai peluang untuk sukses. Sama seperti yang dilakukan oleh Arfian dan Arie. Patut ditiru nih Saboom.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…