Jika diperhatikan mulai dari awal prosesinya beberapa waktu lalu, haji tahun ini rupanya banyak sekali kejadian buruknya. Pertama adalah tragedi crane jatuh yang menewaskan sekitar 107 orang, lalu kebakaran yang terjadi di hotel para jamaah, hingga yang terakhir adalah jatuhnya korban di Mina yang mencapai ratusan orang itu.
Berkaca dari deretan peristiwa memilukan ini, hampir semuanya baru dan tidak sering terjadi kecuali yang ada Mina. Benar sekali, tak hanya sekali ini peristiwa yang sama terjadi. Korbannya sendiri juga cukup banyak, bahkan di tahun 1990 orang yang meninggal lantaran terinjak-injak di terowongan Mina tercatat mencapai 1.426 orang. Nah, berikut ada beberapa kejadian Mina dengan korban paling banyak sepanjang sejarah.
Derajat afdol memang kadar pahalanya lebih baik dari yang biasa, namun hal tersebut tak lantas harus jadi prioritas apalagi sampai menewaskan banyak orang. Alasan ini tak hanya melatarbelakangi kejadian Mina di tahun ini saja, tapi juga 1990 lalu. Kronologinya sendiri dimulai ketika jamaah yang baru berangkat lempar jumroh bertemu dengan mereka yang sudah selesai di terowongan Haratul Lisan.
Alhasil, aksi saling dorong pun tak bisa dihindari lalu kejadiannya pun persis sama seperti tahun ini. Banyak jamaah yang terjatuh dan kemudian terinjak-injak. Akhirnya korban pun berjatuhan hingga berjumlah 1.426 orang. Mayoritas dari korban adalah jamaah asal Indonesia yang berjumlah sekitar 649 orang. Kejadian ini pun akhirnya membuat pemerintah Arab Saudi makin gencar melakukan pembangunan. Salah satunya di terowongan ini.
Peristiwa memilukan ini juga pernah terjadi tahun 2006 lalu dengan korban mencapai sekitar 360 orang dan lagi-lagi mayoritas dari Indonesia walaupun jumlahnya sendiri tidak diketahui secara pasti. Kronologinya pun sama, para jamaah yang berjumlah 2 jutaan orang itu saling dorong dan berdesak-desakan. Alhasil, banyak dari mereka yang terjatuh dan kemudian meninggal lantaran terinjak-injak jamaah yang lain.
Peristiwa di tahun 2006 ini sebenarnya diawali dari insiden jatuhnya koper-koper jamaah dari sebuah bis yang kemudian menghalangi jalan para jamaah. Kejadian miris yang terjadi pada 12 Januari ini juga membuat setidaknya ribuan orang luka-luka.
Tragedi Mina ternyata tak selalu disebabkan karena berdesak-desakan dalam terowongan ketika melakukan prosesi lempar jumroh. Seperti yang terjadi tahun 1997, banyak jamaah yang harus meregang nyawa gara-gara tenda tempat mereka tinggal terbakar.
Sumber api sendiri diketahui berasal dari salah satu tenda jamaah. Lantaran saat itu angin juga bertiup sangat kencang, maka api pun membesar dan merambat dengan cepat. Alhasil, sekitar 340 orang yang gagal menyelamatkan diri akhirnya meninggal. Tak cuma itu, ada sekitar 1500an orang yang mengalami luka bakar berat dan ringan. Kejadian ini pun jadi salah satu peristiwa haji paling buruk sepanjang sejarah.
Tinggal selangkah lagi menjadi haji mabrur, malah harus dipanggil menghadap Allah. Mungkin perasaan seperti ini yang dirasakan oleh keluarga jamaah haji tahun 2004 ketika mendengar kabar keluarga mereka meninggal di Mina. Kronologinya pun lagi-lagi sama, para jamaah berdesakan lalu terjatuh dan meninggal gara-gara terinjak-injak oleh jamaah yang lain.
Meskipun jumlahnya tak sebesar tahun ini bahkan 1990 lalu, namun jumlah 244 meninggal tentu juga sangat besar. Tak hanya korban meninggal, insiden ini juga membuat ratusan jamaah yang lain terluka-luka. Mirisnya lagi, dua tahun berselang yakni 2006 kejadian yang sama berulang bahkan dengan jumlah korbannya yang lebih banyak.
Berselang setahun setelah jatuhnya korban di Mina sebanyak 340 orang gara-gara terbakar hidup-hidup di tenda-tenda pada tahun 1997, korban kembali berjatuhan namun dengan skenario yang berbeda. Yakni meninggal di terowongan Mina lantaran terinjak-injak seperti yang terjadi di tahun sebelumnya dan setelahnya.
Mirisnya lagi, korban yang terluka dan meninggal tak hanya karena berdesak-desakan saja tapi juga ada beberapa yang jatuh dari jembatan layang yang mereka lewati. Sangat disayangkan hal ini bisa terjadi pasalnya, pemerintah Arab Saudi seharusnya sudah bisa berkaca dari kejadian setahun sebelumnya. Misalnya dengan melakukan aksi preventif berupa penambahan personil untuk berjaga-jaga agar hal semacam ini tidak terjadi.
Sebaik-baiknya manusia berencana, tetap Tuhan lah yang memutuskannya. Pemerintah Arab sudah memberikan apa yang mereka bisa, namun nyatanya takdir berkata lain. Sekarang yang bisa kita lakukan adalah terus mendukung agar pemerintah Arab Saudi melakukan perbaikan fasilitas hingga para jamaah nantinya bisa melakukan kewajiban terakhir rukun Islam ini dengan aman dan nyaman. Lalu, kita berdoa agar arwah para jamaah saudara-saudara kita khususnya dari Indonesia selalu dirahmati olleh Allah SWT. Mati dalam keadaan beribadah, maka tidak ada balasan lain selain surga.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…