Siapa yang tidak kenal dengan kuliner bebek goreng racikan rumah makan Bebek Goreng H. Slamet? Selain rasanya yang khas, makanan satu ini menjadi favorit banyak orang lantaran memiliki cabang di beberapa kota besar Indonesia. Pada Senin (30/9/2019), sang pendiri kuliner legendaris itu dikabarkan meninggal dunia karena serangan jantung.
Meski telah tiada, ternyata ada banyak kisah teladan dari sosok H. Slamet semasa hidupnya. Mulai dari kisahnya yang berjuang keras saat pertama kali mendirikan usaha kuliner bebek goreng, hingga sikapnya yang terkenal dermawan pada setiap orang. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan berikut ini.
Sebelum bebek racikan H. Slamet dikenal banyak orang, dirinya memulai usaha tersebut dari nol alias merintis dari bawah. Dengan modal sebesar Rp 10.000, H. Slamet bersama sang istri Hj. Baryatin berjualan bebek goreng secara kaki lima di sudut SMP Muhammadiyah 1 Kartasura pada tahun 1986.
Seiring berjalannya waktu, kuliner bebek goreng racikannya semakin populer dan banyak disukai oleh konsumen. Saat itu pula, ia kemudian mendirikan rumah makan lambat laun mulai tumbuh menjadi banyak cabang. Dilansir dari Nu.or.id (28/09/2011), rumah makan tersebut tersebar di wilayah Solo Raya, Jogja, Bandung, Jakarta, Palembang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Banjarmasin dan Bali.
Meski sukses dengan kuliner bebek gorengnya, H. Slamet tetap memilih hidup yang bersahaja dan jauh dari kesan mewah. Kehidupan masa lalunya yang penuh dengan kerja keras dan perjuangan, membuat H. Slamet semakin bijaksana dalam menyikapi kesuksesannya. Hal ini terlihat dari keputusan H. Slamet yang tetap tinggal di rumah lamanya di sebuah gang kecil, di Kartasura, Karanganyar.
Salah satu warisan yang menjadi jejak kebaikan dari H. Slamet adalah, sebuah pesantren bernama Tahfidzul Qur’an di Kartasura yang didirikan pada tahun 2011, yang sejarahnya berawal dari rumah tahfiz. Pesantren tersebut juga menggratiskan biaya pada santri-santri yang ada di dalamnya.
BACA JUGA: Jatuh Bangun Mantan Napi Teroris yang Kini Sukses jadi Pengusaha Kuliner di Solo
Sosok H. Slamet kini memang telah tiada. Tak hanya meninggalkan warisan berupa kuliner bebek gorengnya yang legendaris ke seantero negeri, tapi juga sikap sederhana dan kedermawanan yang dilakukannya bisa menjadi teladan bagi kita semua. Selamat jalan H.Slamet.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…