Mengungkap sebuah kasus kejahatan tidak semudah seperti apa yang terlihat di film-film detektif. Terkadang sebuah kasus baru bisa diselesaikan setelah beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan bertahun-tahun.
Beberapa kasus terkadang justru begitu sulit dan penuh teka-teki hingga akhirnya membuat polisi harus menyerah. Namun, dengan beberapa keberuntungan, terkadang teka-teki tindakan kejahatan yang telah tersimpan hingga puluhan tahun akhirnya bisa terungkap juga seperti beberapa kasus berikut ini.
Kasus ini terungkap setelah hukum di Ohio berubah hampir dua dekade setelah kejahatan tersebut terjadi. Bermula pada tahun 1991, Jessica Keen yang saat itu berusia 15 tahun diculik dan dibawa ke makam terdekat. Di sana, ia dipukuli dengan batu nisan seberat 30 kg, dan mayatnya baru ditemukan dua hari kemudian. Tidak ada yang tahu siapa pelaku pembunuhan ini.
18 tahun kemudian, hukum di Ohio berubah dan memaksa semua terdakwa kejahatan kekerasan untuk mengumpulkan sample DNA mereka. Seorang tahanan, Marvin Lee Smith saat itu dipenjara karena dua penyerangan di Columbus, maka ia kemudian harus mengumpulkan sample DNA miliknya. Ternyata DNA-nya cocok dengan lokasi kejahatan tewasnya Jessica Keen, dan polisi kemudian mendakwanya atas tuduhan pembunuhan. Ia mengaku sebagai pelaku kejahatan pada 27 Februari 2009 dan dituntut 30 tahun hingga hukuman penjara seumur hidup.
Juni 1994, James Fountain melaporkan penemuan mayat wanita berusia 29 tahun, Cynthia Epps yang dimasukkan ke dalam meja di garasi rumahnya. James mau bekerjasama penuh dengan penyidik dan mengatakan ia tidak tahu bagaimana mayat tersebut bisa ada di garasi rumahnya. Hasil investigasi mengungkapkan bahwa korban baru saja melakukan hubungan sex sebelum ditusuk hingga tewas dan dimutilasi.
Tahun 2010, detektif Charles Aronica dan Lissa Redmond memutuskan untuk membuka kembali kasus tersebut dan melakukan investigasi lebih mendalam tentang latar belakang Fountain yang sudah berusia 50 tahun pada saat itu. Ternyata di usianya yang ke-50, ia telah beberapa kali didakwa atas tuduhan perkosaan dan pembunuhan. Ia bahkan harus mendekam di fasilitas psikiatris. Polisi membandingkan DNA miliknya dengan barang bukti dari perkosaan dan pembunuhan tahun 1994 dan ternyata menemukan kecocokan.
Fontain akhirnya tidak bisa mengelak dengan bukti yang menyudutkannya dan mengakui perbuatannya. Pada tahun 2013, ia didakwa atas kejahatannya dan dituntut 23 tahun hingga penjara seumur hidup. Membuat kasus ini baru terungkap setelah 19 tahun.
Pada tahun 1898, Amy Weidner yang berusia 16 tahun ditemukan di rumahnya telah dipukuli, diperkosa, kemudian dicekik. Rumah tersebut juga dirampok dan stereo milik saudaranya, John-Paul juga hilang. Tidak ada bukti lain kecuali jejak tangan berdarah, yang tidak terlalu berguna pada tahun 1898. Sersan Bill Cartes, belum pernah menangani kasus pembunuhan sama sekali sepanjang hidupnya. Namun setelah berbicara dengan keluarga korban, ia berniat untuk mencari tahu siap pelaku pembunuhan sadis tersebut.
Dengan bantuan seorang pria yang kenal dengan keluarga korban dan mengerti kasus tersebut, Carter mendapat daftar nama-nama siapa saja yang harus temui. Salah satunya adalah Rodney Denk, teman John-Paul Weidner yang saat kejadian berlangsung masih berusia 18 tahun. Carter mendapatkan sample sidik jari Rodney Denk keesokan harinya setelah ia tidak datang saat diminta untuk bertemu dengan Carter. Ternyata, sidik jarinya sama persis dengan jejak tangan berdarah yang ada di lokasi kejadian.
Mengetahui bahwa kejahatannya akhirnya terungkap, ia berusaha bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya, namun gagal. Denk dihukum 65 tahun atas kejahatannya. Ibu Amy mengatakan bagaimana ia kira ia akan melihat sesosok monster yang menjadi pembunuh putrinya, tapi ternyata pelakunya adalah Rodney Denk. Selama bertahun-tahun ia mengira ada orang asing yang masuk ke rumahnya dan membunuh putrinya, namun ternyata justru teman adiknya sendiri.
Pada 27 November 1985, Martha Jean Lamber yang masih berusia 12 tahun hilang tanpa jejak dan tidak pernah diketahui lagi keberadaannya. Dengan tidak adanya mayat, bukti, atau tersangka, tidak pernah ada yang tahu dengan nasib Martha sampai 25 tahun kemudian saat detektif Sean M. Tice dan Howard ‘Skip’ Cole III kembali mengusut kasus tersebut.
Setelah meninjau kembali tempat tinggal Martha dahulu, kedua detektif ini mencoba melihat lebih dekat pada kakak laki-laki Martha, David yang hanya selisih 2 tahun dari Martha. Detektif Tice mencari informasi dari David yang sudah berusia di akhir 30an dengan menggunakan foto gadis kecil tersebut di ruang interview sebagai pancingan. Setelah 20 jam diperiksa, barulah diketahui bagaimana nasib Martha sebenarnya.
Pada malam tahun 1985, Martha dan saudaranya bermain di reruntuhan Florida Memorial College yang telah ditinggalkan selama bertahun-tahun. David memberi uang pada Martha untuk pergi ke toko, namun Martha meminta tambahan yang kemudian ditolak oleh David. Martha meninju David yang membuat David marah. David kemudian mendorong adiknya dan ia jatuh dan kepalanya tertancap pada batang metal. David yang panik kemudian mengubur mayat adiknya dan menyimpan rahasia tersebut selama 25 tahun. Mayat Martha tidak pernah ditemukan karena area tersebut kini telah dibangun, jadi tidak pernah ada yang tahu apakah cerita David memang apa yang sesungguhnya terjadi.
Tahun 1985, pasangan Edward Maurin, 83 tahun dan istrinya Minnie, 81 tahun dilaporkan menghilang. Para saksi mata melihat mobil pasangan tersebut yang berlumuran bercak darah dan kunci yang masih tertancap di dalam. Enam hari kemudian, mayat keduanya ditemukan di area pepohonan di luar kota, keduanya ditembak hingga tewas.
Detektif sudah punya dua tersangka utama, yaitu Rick dan John Riffe. Namun mereka kekurangan motif dan bukti yang bisa menangkap dua orang tersangka ini. Para saksi takut bersaksi melawan dua bersaudara ini karena mereka adalah orang yang dikenal dan ditakuti. Barulah setelah 30 tahun kemudian, jaksa penuntut punya bukti yang cukup untuk menuntut keduanya. John Riffe meninggal satu minggu sebelum ia ditangkap. Hanya Rick yang berhasil ditangkap dan ia dihukum 103 tahun penjara.
Tahun 1969, seorang operator telepon muda, Diane Jackson diculik di tempat parkir tempat ia bekerja. Ia diperkosa, dicekik, kemudian ditusuk hingga meninggal di sebuah gubuk. Polisi menemukan sebuah sidik jari, tapi karena tidak ada perbandingan, sidik jari tersebut tidak terlalu berguna.
Tahun 1989, saudara laki-laki korban yang kemudian bekerja sebagai seorang polisi, David, mencoba melihat kasus tersebut sekali lagi. Dengan teknologi yang lebih maju dan sebuah database sidik jari yang telah disediakan, David mencoba mencocokan sidik jari yang ditemukan di lokasi kejadian dengan yang ada di database, namun tidak berhasil mendapatkan kecocokan dengan database penduduk lokal.
Tahun 2003, teknisi database FBI menemukan kecocokan hanya 5 jam dari pencarian 70 juta sidik jari yang tersimpan. Kinkade memfokuskan temuannya menjadi 20 kecocokan yang menurutnya berpotensi, sebelum kemudian memfokuskan investigasi pada satu orang, James Ray Davies. James Ray Davies kemudian diinterogasi dan ditemukan bahwa ia keluar dari penjara sehari sebelum pembunuhan Diane Maxwell Jackson. 24 November 2003, lebih dari 3 dekade setelah kematian adiknya, David untuk pertama kalinya melihat pelaku mengakui kejahatannya. Ia dipenjara seumur hidup.
Pada Oktober 1955, ditemukan 3 tubuh tanpa busana, John Schuessler, 13 tahun, adiknya Anton, 11 tahun, dan Robert Peterson, 14 tahun. Ketiganya adalah korban kekerasan seksual sebelum dicekik dan kemudian dibuang.
39 tahun kemudian, Kenneth Hansen ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan pembakaran, namun ia tidak didakwa atas pembunuhan yang terjadi pada tahun 1955. Barulah pada tahun 1995, jaksa penuntut mengemukakan pendapat bahwa saat pelaku masih berusia 22 tahun, ia membawa 3 anak laki-laki yang mencari tumpangan kendaraan dan membawa mereka ke kandang kuda miliknya sebelum menyerang mereka.
Lima tahun kemudian, seseorang bersaksi bahwa Hansen adalah pria gay dan sering berjalan-jalan di jalan raya mencari anak laki-laki. Ia kemudian dinyatakan bersalah dan dihukum 300 tahun penjara. Meski begitu, banyak orang yang tidak yakin bahwa ialah pelaku pembunuh 3 anak laki-laki pada tahun 1955 karena kesaksian yang seharusnya tidak dapat diterima tersebut dan persidangan yang terkesan terburu-buru. Hansen meninggal pada tahun 2007.
Pamela Jackson dan Cheryl Miller hilang pada tahun 1971 saat mereka akan berangkat ke pesta, banyak orang menyangka ini adalah kasus pembunuhan. Pada tahun 2014, ketinggian air di Brule Creek berkurang, ternyata di sana ditemukan mobil kedua gadis ini. Tidak ditemukan kekerasan atau alkohol dalam kematian mereka, keduanya meninggal murni karena kecelakaan.
Yang mengenaskan dari kasus ini adalah, seorang pria tidak bersalah harus mendekam selama bertahun-tahun karena dianggap melakukan pembunuhan terhadap kedua gadis ini. Semua ini terjadi karena pengakuan palsu dari seorang informan di dalam penjara. Informan tersebut memberikan rekaman dan mengatakan bahwa itu adalah suara David Lykken yang mengaku bahwa ia membunuh dua remaja ini, padahal suara yang terekam sama sekali tidak mirip dengan David Lykken.
Lykken dibebaskan, namun sekarang menuntut negara bagian atas kerugian yang ditimbulkan dan meminta kompensasi seharga 400 ribu dollar.
Pada 21 Juli 1957, empat remaja memarkir mobilnya di Lovers’ Lane, El Segundo. Seorang pria bersenjatakan postol kemudian mendekati mobil tersebut, mengikat keempat remaja itu dan memperkosa gadis 15 tahun yang duduk di kursi depan. Penyerang tersebut kemudian mencuri semua barang berharga mereka termasuk mobil dan meninggalkan korbannya di pinggir jalan hanya dengan pakaian dalam mereka.
Sekitar 90 menit setelah kejahatan ini, pelaku menerobos lampu merah dan kemudian dihentikan oleh dua polisi muda yang baru lulus dari akademi, Richard Phillips dan Milton Curtis. Kedua polisi ini ditembak dalam jarak dekat saat mereka mendekati pintu pengemudi, namun salah satu polisi sempat menembakkan pistolnya. Pelaku tersebut kemudian melarikan diri dan kasus ini tidak terungkap sampai tahun 2003.
Pada tahun 2003, FBI menghubungkan sidik jari dari kejahatan tersebut dengan sidik jari milik Gerald Mason yang saat itu sudah memiliki seorang istri, 3 anak, menjalankan bisnis, dan terlihat seperti warga yang baik dan terpandang. Saat polisi menggerebek rumahnya, barulah mereka mendapat bukti baru. Luka tembak di punggungnya sesuai dengan peluru milik polisi yang ia tembak pada malam 1956, dan tulisannya cocok dengan tulisan pada surat untuk membeli senjata api.
Mason dihukum 7 tahun hingga penjara seumur hidup. Hingga sekarang, ia tidak pernah mengungkapkan kenapa ia melakukan kejahatan ini.
September 1961, Lucy Johnson, 25 tahun, ibu dari seorang anak perempuan tiba-tiba menghilang dari rumahnya di British Columbia. Ia tidak terlihat lagi sampai 52 tahun kemudian.Yang membuat pihak berwajib curiga, hilangnya Lucy ini tidak dilaporkan hingga 4 tahun setelah ia menghilang. Kecurigaan jatuh pada Marvin, suami Lucy. Polisi bahkan menggali halaman belakang rumah Marvin untuk mencari mayat, tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Bertahun-tahun kemudian, Marvin meninggal dan tidak ada yang tahun bagaimana nasib Lucy sebenarnya.
Linda, putri Lucy yang saat ibunya hilang masih berusia sangat kecil tidak perah menyerah. Ia membuat iklan di koran dan berbagai media untuk mencari petunjuk tentang keberadaan ibunya. Tahun 2013, ia mendapatkan telepon dari seorang wanita lain yang mengaku sebagai saudara tiri Linda yang tentu saja Linda tidak pernah tahu ia punya saudara tiri. Wanita tersebut mengatakan bahwa Lucy masih hidup dan sehat tinggal dengan keluarga baru di Yukon.
Meski sulit dipercaya, Linda tetap mengikuti petunjuk tersebut. Ternyata, ibunya memang bukan tewas dibunuh ayahnya seperti yang banyak dicurigai. Lucy memang kabur dari rumah karena Marvin telah menganiaya dirinya. Sebenarnya ia ingin kabur dengan Linda, namun Marvin menghentikannya, sehingga Lucy akhirnya kabur sendirian. Saat Linda mengunjungi wanita yang menghubunginya, ia langsung bisa mengenali Lucy, ibunya.
Mengungkap sebuah kasus memang tidak semudah membalik telapak tangan karena dibutuhkan bukti yang lengkap untuk bisa menguak misteri kejahatan. Salut untuk pihak kepolisian yang tidak menyerah demi mengungkap kasus kejahatan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…