Mulai tahun 1610 hingga 1949, Belanda pernah menempatkan setidaknya 72 Gubernur Jenderal yang ditugaskan memerintah Hindia Belanda (Indonesia). Dari sekian banyak Gubernur Jenderal itu ada beberapa orang yang dikenal sangat hebat. Bahkan di Belanda sendiri mereka dianggap sebagai pahlawan yang sangat berjasa. Orang-orang itu antara lain Johannes van den Bosch yang memulai kerja rodi, lalu ada Herman Willem Daendels yang membangun jalan raya pos. Terakhir ada J.P. Coen yang mendirikan Batavia.
Dari tiga orang hebat menurut Belanda di atas, J.P. Coen dikenal paling kejam. Bahkan di negerinya sendiri ia banyak dibenci. Berikut kisah selengkapnya tentang kekejaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.P. Coen yang memerintah pada tahu 1624-1629.
J.P. Coen lahir sekitar tahun 1587 dari keluarga yang sangat taat dengan agama. Sejak kecil ia dididik dengan sangat ketat hingga membuat kepribadiannya jadi sangat keras dan tegas. Saat berusia 13 tahun, ia sudah dikirim oleh Ayahnya jauh-jauh sampai ke Roma untuk memulai pekerjaan pertamanya. Di Roma, J.P. Coen mulai magang pada sebuah lembaga dagang milik Belgia bernama Joost de Visscher.
Di Roma, ia belajar banyak sekali teori dan juga praktik dalam perdagangan. Kepandaian yang dimiliki oleh J.P. Coen membuat ia banyak dipercaya oleh orang di tempatnya magang. Bahkan selama enam tahun ia diberikan wawasan yang luas tentang penjelajahan laut di negeri yang jauh. Oh ya, saat berada di Roma, J.P. Coen juga belajar banyak sekali bahasa yang bisa berguna saat melakukan perdagangan.
Setelah menyelesaikan magang di Roma, J.P. Coen kembali lagi ke kotanya yang bernama Hoorn. Tak berselang lama ia mendapatkan tawaran berlayar bersama seorang atasan bernama Pieter Willemszoon. J.P. Coen menyetujui tawaran itu dan akhirnya berlayar untuk pertama kalinya ke daerah Banda, Maluku.
Selama tiga tahun berada di Maluku, J.P. Coen akhirnya kembali lagi ke Belanda. Kapten yang membawanya menuju Maluku ternyata tewas dibunuh. Dalam negosiasi dengan penduduk lokal, ia ditikam hingga tak bernyawa. Akibat hal ini J.P Coen jadi benci setengah mati dengan orang-orang yang ada di Maluku. Bahkan kebencian ini menjadi dendam yang dibawanya hingga menjadi Gubernur Jenderal Belanda.
Setelah kembali lagi ke Belanda, ia berkarier di dunia perdagangan dengan sangat hebat. bahkan saat usianya masih 31 tahun, Belanda mengangkatnya menjadi Gubernur Jenderal yang akan memerintah Hindia Belanda. Diberi kekuasaan ini, J.P. Coen jadi lebih bersemangat. Bahkan ia menjadi orang Belanda pertama di Nusantara yang berani melawan Inggris.
J.P. Coen tidak menyukai para orang Inggris yang ada di Nusantara. Akhirnya dengan segala kekuatan J.P. Coen menyerang orang Inggris yang ada di daerah Banda, Maluku. Bahkan, ia juga menaklukkan wilayah itu sembari balas dendam. Apa yang terjadi puluhan tahun lalu ia lampiaskan hingga menyebabkan banyak sekali penduduk meninggal dengan mengenaskan.
Apa yang dilakukan oleh J.P. Coen membuat Inggris naik pitam. Akhirnya perang besar di wilayah Jakarta tak bisa dihindari lagi. Belanda dan Inggris sama-sama mengeluarkan kekuatan terbesarnya hingga kota Jakarta yang digunakan sebagai pusat perdagangan hancur. Pada perang ini J.P. Coen juga berhasil menaklukkan Kerajaan Jayakarta dengan sangat mudah.
Setelah kota pelabuhan ini hancur, J.P. Coen mendirikan sebuah banteng besar sembari membangun kota multi kultural baru bernama Batavia. Dari sini sejarah kota Batavia yang saat ini bernama Jakarta dimulai. J.P. Coen memang seorang yang kejam, namun ia orang yang paling berjasa membangun ibu kota Indonesia yang saat ini menjadi sangat megah itu.
Bagi Belanda, J.P. Coen adalah seorang pahlawan yang hebat. Berkat jasanya, Belanda mendapatkan pundi-pundi gulden yang banyak. Apalagi ia membuat kota Batavia yang menjadi pusat perdagangan paling besar di Hindia Belanda. Atas jasanya ini J.P. Coen sampai dibuat sebuah patung untuk mengenang jasa-jasanya.
Patung J.P. Coen yang dibuat di sekitar kota Hoorn ternyata tak disukai semua orang. Kaum-kaum humanis yang mengerti sejarah kekejaman Belanda di tanah air melakukan protes. Mereka mengatakan jika J.P. Coen adalah orang kejam. Ia membantai banyak orang di Banda, Jakarta, dan Banten. Kekejamannya itu tak sepantasnya dibanggakan seperti ini.
Kematian dari J.P. Coen masih menjadi kontroversi sejarah, bahkan sampai saat ini. Arsip yang dimiliki oleh Belanda mengatakan jika ia terkena kolera hingga membuatnya tak bernyawa dengan cepat. Namun menurut pihak Kerajaan Mataram, ia terkena tebasan tepat di kepalanya. Bahkan kepala dari J.P. Coen sempat dibawa di Keraton untuk dikubur di bawah tangga makam Sultan Agung.
Kematian dari J.P. Coen terjadi pada 20 September 1629. Pada saat itu, tentara Mataram menyerbu rumahnya dengan sangat brutal. Istri dari J.P. Coen sendiri meninggal empat hari sebelumnya akibat diracun. (Menurut versi Belanda, istri J.P. Coen meninggal saat melahirkan.) Kematian J.P. Coen adalah prestasi terbesar dari Mataram dalam mempertahankan wilayahnya yang diusik Belanda.
Inilah kisah J.P. Coen sang Gubernur Jenderal Belanda terkejam yang pernah tinggal di Indonesia. Di tangan J.P. Coen banyak kerajaan di Indonesia yang akhirnya runtuh dengan cepat. Menurut sobat Boombatis semua J.P. Coen termasuk berjasa atau tidak bagi Indonesia modern? (Ingat, ia pendiri Batavia/Jakarta.)
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…