Categories: Inspirasi

Kisah Pilu Janda yang Menafkahi 5 Anak Dengan Makanan Sisa Ini Pasti Membuatmu Terenyuh

Seorang ibu memang selalu bisa melakukan apapun demi anak-anaknya. Berbekal kasih sayang dan tanggung jawab, ibu siap bekerja keras, banting tulang bahkan menahan malu. Mungkin selama ini kita tak pernah menyadari, sebesar apa pengorbanan wanita itu demi kehidupan kita yang lebih baik. Tapi sungguh, tak ada yang lebih besar dari kasih sayangnya.

Sebagai contoh, kita bisa melihat kehidupan salah satu ibu rumah tangga asal Kampung Babong, Kota Bharu, Malaysia. Dengan kehidupannya yang serba kekurangan, ibu satu ini sama sekali tak lepas tangan atas kelima anaknya yang masih kecil. Meski susah payah, setidaknya si ibu terus berusaha membesarkan darah dagingnya dengan jerih payah sendiri.

Orangtua tunggal bagi kelima anaknya

Suami si ibu tidak meninggal. Namun mereka sudah bercerai beberapa tahun lalu. Di persidangan, si ibu juga mendapat hak asuh atas kelima anaknya. Mirisnya, setelah berpisah dari sang suami, janda lima anak tersebut hidup sengsara. Terlebih anak-anak tak lagi mendapat kasih sayang dan nafkah dari ayahnya. Terpaksa, sang ibulah yang harus banting tulang untuk sekadar mengisi perut anak-anak dengan tepat waktu.

Si ibu lima anak yang tegar [image source]
Tapi sungguh, pekerjaannya sebagai tukang cuci bisa dibilang tidak mencukupi. Selama lima hari dalam sehari, si ibu selalu bekerja selama dua jam untuk mencuci baju warga. Untuk satu jamnya, ia hanya mendapat bayaran sekitar RM10, atau sekitar Rp. 31 ribu. Di tempat tinggalnya, jumlah tersebut tentu tidak seberapa, mengingat ia juga menghidupi lima orang anak.

Mengais sisa makanan di pasar

Hal yang paling memilukan dari kisah si ibu adalah ketika ia harus menahan malu, dan mengais sisa-sisa sayur, buah dan ikan yang dibuang di pasar untuk kembali diolah. Honornya sebagai tukang cuci memang sangat kurang jika digunakan untuk menghidupi kelima anaknya. Meski tak jarang, ada beberapa pedagang baik hati yang menyisihkan makanan untuk diberikan pada si ibu.

Hanya ilustrasi sisa sayuran di pasar [image source]
Bahkan, ada pula makanan yang sengaja dikumpulkan di sekitar tempat sampah, agar si ibu bisa langsung membawanya pulang. Meski sadar, apa yang diolahnya bukan makanan enak, tapi setidaknya yang lebih penting bisa mengganjal perut anak-anaknya dan membuat mereka tak sampai kelaparan.

Bukan hanya makanan, perabot juga dari tempat sampah

Sungguh, kisah wanita asal Kampung Babong ini bakal membuat kita banyak bersyukur. Setidaknya, selama ini kita tak perlu sampai mengais makanan sisa hanya untuk mengganjal perut. Tak perlu pula mengorek tempat sampah hanya untuk mencari perabot. Sedang yang terjadi pada si ibu, sungguh membuat hati siapa saja tersenyuh.

Perabot banyak dari tempat sampah [image source]
Pasalnya, selama ini kebanyakan perabot yang ia miliki merupakan sisa orang yang sudah dibuang di tempat sampah. Keterbatasan dana yang ia miliki membuatnya kudu memilih dan memilah perabot mana yang bisa digunakan. Mulai dari kasur, bantal, bahkan pakaian yang dikenakan juga kebanyakan dari tempat sampah.

Saat ini tinggal menumpang di rumah tetangga

Tak ada orang ingin hidup menjadi beban orang lain. Demikian pula yang dirasakan oleh wanita asal Malaysia ini. Meski begitu, ia tak punya pilihan kecuali berlindung di rumah tetangga. Hal itu karena ia tak sanggup membayar biaya kontrakan rumah yang ia tempati sebesar RM700 atau sekitar Rp. 2 juta.


Meski janda tetap mengurus semua anak sendiri [image source]

Tapi beruntung, viralnya kisah pilu wanita lima anak ini ternyata mendapat perhatian khusus dari Yayasan Amal Wisma Datuk Zul. Suatu hari, Datuk Dr Zulkepli Mohamed datang berkunjung untuk memberikan kontribusi. Menurut Zul, yayasan bakal sekuat tenaga membantu keluarga janda tersebut untuk lebih baik. Bahkan, Zul juga akan menyediakan rumah jika wanita tersebut memiliki lahan berupa tanah.

Menyimak kisah perjuangan si ibu dengan ragam kekurangannya, sudah selayaknya kita banyak bersyukur. Setidaknya, selama ini kita bisa menikmati kehidupan yang lebih baik. Semoga dari kisah di atas, kita lebih menyadari betapa pengorbanan seorang ibu memang tak bisa diukur dengan apapun.

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago