Program naturalisasi sepak bola di Indonesia dimulai pada tahun 2010. Saat untuk menyambut piala AFF, negara kita mengambil beberapa warga negara asing. Saat itu ada dua pemain asing dipercayai untuk menjadi WNI, Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim. Program instan tersebut langsung membuat Indonesia meraih gelar juara dan sukses mengantarkan dua pemain tadi menjadi idola baru.
Salah satu yang banyak di idolakan adalah Irfan Bachdim, pemain berdarah Indo-Belanda itu mampu menyihir masyarakat pencinta bola jadi fansnya. Setelah usia pagelaran kompetisi Asia Tenggara tersebut Irfan memutuskan untuk tetap di Indonesia. Saat berada di tanah air dirinya memperkuat Persema Malang selama tiga musim, lalu memutuskan untuk angkat kaki ke luar negeri. Lalu seperti apakah dirinya sekarang? Simak ulasannya berikut.
Dualisme liga saat itu memang benar-benar membuat sepak bola berada di titik nadir. Perpecahan saat itu juga berdampak kepada Irfan Bachdim, dirinya bergabung bersama Persema Malang harus merasakan kacaunya sepak bola tanah air. Melihat kondisi yang tidak jelas menjadikan pria blesteran Belanda memutuskan untuk hijrah ke Liga Thailand.
Bermain bersama club terkenal Chonburi, kiprahnya di negeri gajah putih hanya satu musim saja. Lalu Irfan Bachdim memutuskan untuk melancong ke liga Jepang. Tercatat di kompetisi terbaik Asia tersebut ada dua tim diperkuat di sana. Berada di Jepang kehebatannya bangkit kembali dengan mampu tampil apik bersama Consadole Sapparo.
Beberapa musim di Jepang membuat kemampuannya meningkat dan bisa dikatakan bangkit setelah kegagalan AFF 2013. Perkembangan pria asal Belanda ini membuat namanya kembali masuk dalam timnas. Saat itu Indonesia melalukan persiapan untuk mengikuti kompetisi Piala AFF 2016. Beberapa kali uji coba timnas, Irfan mampu menunjukan kelasnya, berduet dengan rekan naturalisasi Stefano Lilipaly Indonesia berubah menjadi kekuatan menakutkan.
Namun, sayang sebelum mengikuti AFF di Vietnam, dirinya harus mengalami cedera parah setelah pada sesi latihan Irfan Bachdim berbenturan dengan Hansamu Yama. Kejadian tersebut memupuskan harapan besarnya untuk membayar gagal juara pada edisi AFF sebelumnya.
Cedera para pada tahun 2016 membuatnya harus melupakan berseragam timnas. Tidak hanya itu, Irfan terpaksa tidak diperpanjang kontraknya oleh klub Jepang Consadole Sapparo. Diberhentikan pada klub kasta kedua Liga Jepang, membuatnya menganggur tanpa klub. Meski berada pada keadaan suram, hal tersebut malah membuatnya dapat fokus untuk menyembuhkan cedera parahnya.
Setelah sembuh pria Belanda ini bergabung dengan Bali United pada awal tahun 2017. Bersama pasukan Bali United penampilannya pelan-pelan mencapai performa terbaik. Bersama rekan Belanda seperti Comvalius Junior, Nick Van Der Velden dan Lilipaly, mereka membuat tim Bali United menjadi tim yang disegani lawan. Tak jarang beberapa aksinya berbuah kemenangan untuk tim asal Pulau Dewata tersebut.
Saat kedatangan Irfan grafik pemain Bali United perlahan meningkat dengan pernah mencatatkan rekor 14 kali tanpa terkalahkan. Saat itu Bali United benar-benar mencapai puncak performa dibandingkan musim sebelumnya. Bersama rekannya kesebelasan ini benar menakutkan dengan mampu mengalahkan tim besar seperti Persipura, Persib dan Sriwijaya Fc.
Keadaan tersebut membuatnya mampu menduduki puncak klasemen, sebelum akhirnya gagal juara. Ketidak beruntung Irfan Bachdim berlanjut pada pagelaran Piala Presiden 2018, dirinya harus kembali masuk ruang perawatan karena kembali harus menderita cedera. Tidak berhenti di situ Bali United juga gagal meraih gelarnya yang pertama kendati sudah masuk babak Final.
Bagiakan mimpi buruk, cedera yang dialami Irfan Bachdim terus menghantuinya. Tercatat sudah tiga kali lebih terkena cedera. Saat ini dirinya melakukan penyembuhan untuk dapat kembali bermain. Kodisi ini didaptkan saat dirinya bermain untuk Bali United pada kualifikasi Liga Champion Asia 2018. Melansir laman Bola Irfan cedera pada pergelangan kaki.
Bali benar-benar menyihir pria Belanda 28 tahun ini, bersama keluarga kecil dirinya hidup di Pulau Dewata. Tak jarang disela latihan dan penyembuhan cedera dirinya mengantar jemput anak sekolah. Karir Irfan di Bali dipastikan akan panjang, pasalnya pria bertato ini di kontrak sampai 2020.
Kisah jatuh bangun Irfan, tentu dapat di contoh siapa saja. Kegagalan demi kegagalan yang dialaminya membuktikan bahwa tidak mudah untuk menjadi nomer satu. Sikap kecintaan dan dedikasi tingginya terhadap timnas Indonesia harusnya dapat dicontoh oleh semua pemain Naturalisasi lain. Semoga cepat sembuh Irfan dan kembali ke timnas.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…