Berbicara tentang salah satu tempat paling eksotis yang ada di Bandung, maka sudah pasti Gunung Papandayan masuk dalam list wajib yang harus dikunjungi. Gunung yang tingginya 2.665 meter di atas permukaan laut ini diklaim mempunyai padang edelweiss yang terluas se-Asia Tenggara. Maka enggak heran kalau tak pernah sepi pengunjung.
Oh iya, jangan lupa, selain edelweiss, hutan matinya juga enggak kalah eksotis loh. Hanya saja, seputar hutan mati yang sangat mempesona ini banyak misteri dan mitos yang beredar dari mulut ke mulut. Mulai dari keberadaan big foot hingga cerita legend dari pendaki bernama Tongki. Lebih lengkapnya simak dalam ulasan berikut ini ya!
Selama ini, big foot atau yeti mungkin hanya bisa kamu saksikan di dalam film. Namun, di lereng Gunung Papandayan juga pernah ditemukan tapak kaki besar yang jelas bukan milik manusia. Peristiwa yang terjadi pada tahun 2008 lalu, diawali dari seorang petani bernama Ahmudin yang menemukan tapak kaki dengan ukuran tak wajar di area perkebunannnya. Setelah diselidiki, tapak berasal dari lereng Gunung Papandayan, dari atas menuju ke bawah.
Kalau kamu sering menonton film horror, maka hutan adalah salah satu tempat yang paling bisa membuat bulu kuduk merinding. Hal itu terjadi karena tak ada seorang pun yang tau apa yang akan mereka temukan di tengah hutan yang rimbun, bahaya bisa datang dari mana saja. Hutan mati di Papandayan ini juga tampak mengerikan dan angker. FYI, hutan mati ini adalah hutan yang terbakar akibat erupsi Gunung Papandayan yang telah mengalami empat kali letusan. Salah satunya adalah letusan dahsyat pada 12 Agustus 1772 yang menghancurkan 40 desa dan menewaskan 2.957 jiwa.
Pernah mendengar cerita ini? Ya, kisah Si Tongki ini adalah cerita yang cukup terkenal dari satu pendaki ke pendaki yang lain. Tongki sendiri dalam hal ini bercerita mengenai pengalaman-pengalaman horornya selama ini. Saat usai bercerita, Tongki kemudian buang air kecil, di sini ia melihat sosok wanita yang terbang melayang dari satu pohon ke pohon yang lain. Penampakan tersebut membuat Tongkir lari tunggang langgang dan terjerembab di hadapan teman-temannya.
Saat sedang berada di gunung, kadang memang ada beberapa larangan yang tak boleh dilakukan. Hal ini sudah menjadi tradisi dan pasti dipahami oleh setiap pendaki. Di Papandayan sendiri, ada larangan unik yang berkaitan dengan hujan dan angin. Larangan ini adalah saat ada angin kencang menghembus ke arah pendaki, maka hal yang harus dilakukan oleh pendaki tersebut adalah diam sejenak dan tidak melanjutkan perjalanan. Kalau masih nekat melanjutkan, maka dipastikan angin akan berhembus dengan kencang dan hujan bisa saja turun dengan deras.
BACA JUGA: 5 Gunung Paling Angker di Indonesia ini Wajib Kamu Ketahui Sebelum Mendaki
Terlepas dari segala misteri dan cerita seram yang ada, gunung dan sekitarnya adalah alam yang harus dijaga. Karena secara tidak langsung tempat ini adalah pendukung kehidupan, tak hanya bagi manusia tapi juga satwa. Menikmatinya pun juga harus dengan adab, jangan merusak apalagi melakukan hal-hal tidak berguna seperti membuang sampah sembarangan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…