Guru seharusnya menjadi sosok orang tua untuk para murid di sekolah yang mana tugasnya tak jauh berbeda dengan ayah dan ibu mereka di rumah. Bisa dibilang bahwa tugas guru tidaklah mudah, selain harus menyampaikan ilmu pada murid mereka juga harus menjadi contoh yang baik. Ada yang berkata bahwa murid akan baik bila dididik oleh guru yang juga baik, sebaliknya jangan harap sikap siswa akan terpuji bila sang pengajar menunjukkan perilaku tercela.
Peran guru ini memang sangat penting bagi tingkah laku anak di lingkungan. Oleh karena itu tidak jarang para orang tua yang ingin menyekolahkan anak tidak hanya mempertimbangkan kondisi sekolah secara umum, tetapi juga tenaga pengajar di dalamnya. Karena zaman sekarang bukan sedikit kasus kekerasan yang terjadi di balik institusi pendidikan. Itulah mengapa kemudian orang tua zaman sekarang terkesan sangat protektif.
Berbicara mengenai kasus kekerasan, baru-baru ini kembali beredar sebuah video yang cukup mencoreng nama institusi pendidikan. Namun kali ini memang kejadiannya berlangsung tidak di Indonesia, melainkan Tiongkok. Video tersebut memperlihatkan adegan seorang guru dan murid yang terlibat cekcok hingga berujung aksi saling menampar. Kejadian dimulai dengan saat seorang guru wanita menegur salah satu muridnya yang nampak tidak memperhatikan pelajaran. Bukannya menunjukkan rasa bersalah, siswi tersebut diam saja dan membalas teguran sang guru dengan kata-kata kasar.
Sontak sang guru kemudian mengancam untuk memukulnya dan memperingatkan untuk menjaga cara bicaranya. Namun sang murid perempuan itu kemudian malah berdiri mendekati guru dan terkesan menantang beliau untuk benar-benar memukulnya. Gadis itu juga dengan sengaja mendekatkan pipinya ke arah guru seakan minta untuk ditampar. Sudah habis kesabaran sang guru, akhirnya melayanglah sebuah tamparan di pipi siswinya. Parahnya lagi si murid malah membalas tamparan gurunya sehingga muncullah perkelahian di dalam kelas. Tak begitu lama kemudian murid-murid yang lain tampak mencoba melerai guru dan murid tersebut.
Peristiwa tersebut tentunya sudah mengingatkan kita terhadap beberapa kisah serupa yang pernah terjadi di Indonesia. Saat tahun lalu juga ada video yang memperlihatkan seorang guru yang mencubit serta menampar anak-anak didiknya di bangku sekolah dasar. Kejadian yang terjadi di salah satu daerah di Kota Bandar Lampung itu kemudian menghebohkan masyarakat sampai-sampai pihak Kemendikbud juga ikut turun tangan.
Belum lagi kasus serupa yang awalnya nampak seperti gunung es, hanya sedikit korban yang berani bercerita padahal faktanya masih banyak lagi kasus di lapangan. Bahkan ada pula orang tua murid yang melapor karena kekerasan sang guru. Tentu miris melihat kasus semacam itu kembali muncul di permukaan, pasalnya hal seperti itu benar-benar memperlihatkan bahwa nampak ada sesuatu yang harus dibenahi di dunia pendidikan.
Namun kasus semacam ini ternyata juga menimbulkan pro kontra di masyarakat. Sebagian orang memihak guru dan sisanya mendukung murid. Mungkin kita harus mencari tahu terlebih dahulu akar permasalahannya sebelum menghakimi pihak mana yang benar dan salah. Kalau zaman dahulu, wajar saja guru memukul murid misalnya karena tidak memotong kuku maka jari siswa akan dipukul. Kalau sekarang kekerasan fisik sedikit saja yang dilakukan pengajar pasti akan diusut dengan serius.
Banyak masyarakat yang menganggap tidak masalah bila seorang anak harus dihukum oleh guru bila memang sikap siswa tersebut sudah keterlaluan. Tapi bentuk hukumannya pun jangan terlalu berlebihan. Masak hanya salah mengerjakan PR satu kali saja muridnya langsung ditampar, apalagi mereka masih SD. Bukankah masih banyak jenis hukuman lain yang lebih pantas untuk anak seusia itu?
Atau bisa juga setelah diberikan sanksi, sang guru langsung menjelaskan pada murid maksud dari hukuman itu. Agar mereka juga bisa tahu dan belajar sikap buruk apa yang seharusnya tidak dilakukan siswa supaya tidak menerima sanksi. Dengan begini kan hukuman tidak hanya menjadi sekedar hukuman, melainkan pelajaran.
Untuk siswa, harusnya mereka juga lebih bisa memahami hak dan kewajiban di kelas. Jangan sampai secara terus menerus tidak mengerjakan tugas dari guru atau berani melawannya seperti yang terjadi di Tiongkok. Bagaimana pun guru adalah sosok orang tua di sekolah yang harusnya juga diperlakukan layaknya bapak dan ibu di rumah. Sudah jadi kewajiban kita untuk patuh pada mereka, sebelum meminta mereka memberikan hak kita. Apalagi untuk siswa usia SMP maupun SMA yang pastinya sudah lebih bisa berpikir hal yang baik dan buruk untuk dilakukan.
Hubungan guru dan murid ini sebenarnya penting untuk selalu dijaga. Jadi memang harus ada kesadaran dari dua belah pihak agar kasus-kasus kekerasan tidak kembali terjadi di mana pun juga. Untuk orang tua, juga penting untuk selalu mengawasi perilaku anak di mana pun mereka berada karena bagaimana pun tanggung jawab terbesar anak ada pada orang tua. Ingat, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, jadi jangan sampai kita menyalahgunakan jasanya. Dan sebagai guru juga selalu jadilah panutan untuk anak-anak di sekolah. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…