Dunia film tanah air semakin lama nampaknya semakin berkembang. Hal itu ditandai dengan semakin produktifnya sineas kita menggarap ide-ide cerita mulai dari yang beraliran horor, komedi, drama, sejarah, bahkan action. Namun apa yang terjadi sekarang tentunya tidak lepas dari bayang-bayang kesuksesan film-film zaman dulu yang selalu dikenang. Atau mungkin memang film-film laris legendaris masa lalu itu benar-benar sukses bertengger di ingatan kita semua.
Rindu nggak sih dengan lawakan khas Warkop, tatapan mata tajam Suzana, banyolan Benyamin S, atau kegantengan Boy? Nah untuk mengobati rasa kangen itu, berikut ada beberapa film Indonesia sangat legendaris dan pasti kalian ingat yang tidak akan pernah bisa dibuat ulang.
Siapa yang tidak kenal sosok Suzanna dengan gelarnya sebagai Ratu Film Horor Indonesia. Hampir semua film yang dibintangi perempuan kelahiran Bogor ini masuk ke dalam kategori box office Indonesia saat itu. Bahkan pada masa sekarang ini film-filmnya masih sering diputar di layar kaca dan tetap tidak pernah sepi penonton. Adapun beberapa judul yang masih sangat mengena adalah Bernafas Dalam Kubur, Bumi Makin Panas, Nyi Blorong, Ratu Buaya Putih, Malam Satu Suro, dan lainnya.
Suzanna memang bisa dibilang satu-satunya aktris yang sangat cocok berperan dalam film mistis dan selalu berhasil membawa judul yang dibintanginya mendapatkan penghargaan. Mungkin kita semua setuju bahwa sampai saat ini sepertinya belum ada film bergenre horor di Indonesia yang bisa menggantikan film-film Suzanna. Bahkan meskipun aktris cantik Julia Perez mencoba menjalankan beberapa ritual agar bisa mengikuti sang legenda Suzanna, tetap saja Suzanna akan selalu di hati. Dengan salah satu kutipan favorit masyarakat yaitu, “Bang sate-nya, Bang. 100 tusuk.”
Kalau dunia film horor punya Suzanna, ranah komedi juga ada Warkop DKI. Grup lawak yang beranggotakan Wahjoe Sardono, Kasino Hadiwibowo, dan Indrodjojo Kusumonegoro ini selalu sukses menghibur penikmat film komedi sejak tahun 1970-an. Warkop DKI memiliki strategi yang sangat baik dalam mengedarkan filmnya yaitu dengan memilih jadwal tayang yang bertepatan dengan hari libur lebaran dan tahun baru agar masyarakat bisa menikmatinya.
Sama seperti film-film Suzanna, banyak film Warkop yang masih sering diputar di TV saat memasuki waktu liburan. Hal itu tentu saja cukup mengobati rasa rindu penggemar Warkop selama ini. Dan tahun 2016 kemarin sempat muncul film Warkop DKI Reborn untuk mengobati kerinduan penonton. Tapi sayang sekali meskipun film itu memang sudah dikemas dengan sangat lucu, masyarakat tampaknya masih belum lupa dengan gaya para pemain Warkop yang asli, dan Warkop DKI Reborn belum bisa benar-benar menghidupkan gaya khas sang legenda.
Kalau anak zaman sekarang memiliki sosok Stefan William sebagai Boy Anak Jalanan, dunia film di zaman dulu juga memiliki sosok Boy yang diperankan Onky Alexander. Film yang berjudul Catatan Si Boy ini rilis pada tahun 1987 dan memiliki empat sekuel karena memang sangat diminati oleh masyarakat. Kisah drama sederhana yang diangkat film ini mampu mencuri perhatian para penikmat film pada zamannya.
Film ini juga melahirkan tokoh-tokoh legendaris tak hanya si ganteng pemberani Mas Boy, tetapi juga sosok Emon yang diperankan oleh Didi Petet yang dikenal sebagai pemuda feminin. Sama seperti Warkop DKI yang memiliki versi reborn, Catatan Si Boy bahkan juga dibuat kembali namun dalam versi sinetron. Meski demikian tetap saja Catatan Si Boy Modern tidak bisa mengalahkan Mas Boy versi tahun 80-an.
Untuk aliran film yang mengangkat budaya daerah, Benyamin lah rajanya. Aktor kelahiran Jakarta ini mampu mengangkat budaya Betawi dalam film-film yang dibintanginya. Sosok Benyamin juga merupakan legenda film Indonesia karena telah membintangi sebanyak 53 judul film diantaranya Samson Betawi, Benyamin Raja Lenong, Benyamin Si Abu Nawas, Si Kabayan Saba Kota, dan lainnya.
Selain menjadi pemain film ternama, Benyamin juga merambah dunia tarik suara dan sudah mengeluarkan sekitar 75 album musik. Salah satu lagunya yang sampai sekarang masih sering dibawakan oleh penyanyi kenamaan negeri adalah Kompor Meleduk. Benyamin Sueb sampai sekarang memang belum tergantikan sampai sekarang. Sangat sulit sekali di zaman sekarang mencari tokoh yang benar-benar bisa mengangkat budaya daerahnya layaknya Benyamin Sueb.
Indonesia juga pernah membuat film-film dengan aliran drama musikal di tahun 1970-an yang dibintangi oleh Rhoma Irama. Selain menjadi penyanyi dangdut, Rhoma kerap didaulat sebagai aktor utama dalam banyak judul film. Tayangan yang menampilkan sang Raja ini juga kerap diputar pada layar tancap serta televisi karena masyarakat luas selalu menantikannya. Apalagi setelah mengeluarkan film berjudul Satria Bergitar yang tiba-tiba membuat penggemarnya menirukan gayanya.
Selain mengangkat kisah cinta dengan bubuhan musik dan action, film-film Rhoma Irama juga identik dengan penyampaian pesan dakwah di dalamnya. Jadi siapapun yang menonton film ini tidak hanya merasa terhibur tetapi juga mendapat pelajaran lebih. Dan bila melihat perkembangan film saat ini, justru belum ada lagi yang memproduksi drama musikal dengan sajian musik dangdut yang khas. Karena sepertinya sosok Bang Haji belum terganti meskipun oleh sang anak, Ridho Rhoma sekalipun.
Bila lima film di atas termasuk yang sangat menghibur, jangan lupa bahwa Indonesia juga memiliki film perjuangan. G30S/PKI memang termasuk salah satu tayangan fenomenal yang penuh dengan kontroversi. Film yang berdurasi 3 jam 37 menit itu dulunya selalu ditayangkan di TVRI setiap 30 September di pukul 10.00 dan menjadi tontonan wajib semua pelajar.
Namun seiring berjalannya waktu karena jalan cerita film dirasa berisi propaganda, maka penyebaran film mulai dihentikan. Film ini benar-benar memperlihatkan banyak adegan sadis yang katanya dilakukan PKI pada masyarakat Indonesia. Misalnya saja adegan tertembaknya Jenderal Ahmad Yani, penyiksaan 4 pahlawan revolusi, penyiletan wajah tokoh sebelum di buang di Lubang Buaya, dan lainnya. Tayangan ini juga dibuat sangat mencekam dari obrolan para tokohnya, seperti “bukan main wanginya minyak wangi jenderal. Begitu harum, sehingga mengalahkan amis darah.”
Senang sekali memang bila mengingat kembali kejayaan film Indonesia di masa lalu. Dengan berbagai tayangan menarik yang disuguhkan oleh Suzanna, Benyamin, Warkop DKI, serta aktor dan aktris film lainnya. Meskipun film-film di atas memang belum bisa digantikan dengan tontonan masa kini, tetap kita harus apresiasi para sineas kreatif yang dimiliki Indonesia atas kerja keras mereka. Tanpa kreativitas mereka, mungkin film fenomenal seperti AADC, Petualangan Sherina, Laskar Pelangi, dan yang lain tak akan pernah muncul.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…