Perlombaan eksplorasi luar angkasa antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Sovyet (USSR), memantik sebuah era baru di bidang sains dan teknologi yakni pengembangan roket. Alhasil, hal ini akhirnya membawa kedua negara jatuh ke dalam episode Perang Dingin (Cold War), di mana salah satu bentuknya adalah berlomba-lomba menjelajah luar angkasa.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sendiri cukup beruntun bisa memiliki seorang Wernher von Braun. Seorang ilmuwan roket jenius yang dulu sempat bekerja untuk partai Nazi pimpinan Adolf Hitler. Setelah era Perang Dunia II berlalu, ia kini berada di pihak Amerika Serikat dan membantu negara tersebut meraih cita-citanya menembus angkasa luar. Padahal, von Braun sebelumnya dikenal sebagai pencipta roket penghancur massal saat perang masih berkecamuk.
Wernher von Braun yang merupakan anak dari Magnus Freiherr von Braun- menteri pertanian Jerman sebelum Hitler berkuasa, merupakan sosok yang sangat cerdas. Dilansir dari tirto.id, ia sukses memegang gelar Doktor pada pertengahan 1934 saat von Braun berusia 22 tahun. Saat NAZI berkuasa di Jerman, ia pun bergabung dan masuk ke sebuah unit bernama “SS-Reitersturn Lat Berlin-Halenseean SS Equestrian. Beruntung, karirnya ternyata cukup bagus di dalam organisasi tersebut.
Selama perang, NAZI Jerman telah menembakkan roket V-2 sebanyak 3.172 buah dan memakan banyak korban. Setelah kalah perang, karir von Braun bersama NAZI telah usai. Begitu pula dengan roket-roket V-2 rancangannya. Meski demikian, masa depannya terselamatkan berkat ‘Project Paperclip’ yang dilancarkan oleh AS. Ya, von Braun diangkut ke AS bersama dengan ilmuwan eks-Nazi Jerman lainnya yang dianggap potensial.
Bekerja untuk pemerintah AS, membuat von Braun begitu leluasa mengembangkan pengetahuannya. Pria kelahiran 23 Maret 1912 itu, berhasil mengembangkan roket Saturn V, yang membawa manusia pergi ke bulan melalui wahana Apollo 11 pada tahun 1969. Seakan berlomba dengan Uni Sovyet yang memiliki ambisi serupa, AS selangkah lebih maju di depan karena berhasil mengirim manusia pertama yang mendarat di permukaan Bulan.
BACA JUGA: Habis Rp 375 Triliun, Inilah Sisi Lain Pendaratan Apollo 11 di Bulan yang Tak Terungkap
Sebagai pemenang Perang Dunia II, AS tentu bisa memanfaatkan sumber daya dari musuhnya yang bisa dibilang telah ‘terbengkalai’. Wernher von Braun adalah salah satunya. Terbukti, langkah pemerintah yang kemudian merekrutnya akhirnya membuat AS sebagai salah satu pelopor eksplorasi ke luar angkasa hingga sukses mendarat di bulan. Jauh meninggalkan Uni Sovyet yang notabene pemain pertama soal angkasa luar.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…