Perang Salib merupakan salah satu konfrontasi paling parah sepanjang sejarah. Perang ini bukan cuma soal merebutkan wilayah, secara tersirat ini adalah perang agama antara Muslim dan juga Kristen. Perang Salib sungguh sangat mengerikan, namun, dari peristiwa ini kita bisa mendapati banyak kejadian mencengangkan. Terutama soal persahabatan terselubung antara Richard The Lionheart sang pemimpin Crusader dan Salahuddin Al Ayubi, pemimpin Muslimin.
Ya, siapa sangka jika dua orang yang harusnya saling bertikai dan membunuh satu sama lain ini malah sangat menyayangi. Richard begitu menaruh hormat kepada Salahuddin dan sebaliknya. Hal tersebut ditunjukkan lewat banyak hal dan hampir semuanya terjadi secara dramatis. Uniknya, meskipun di berbagai kesempatan sudah bak ibarat saudara sendiri, namun pada akhirnya dua orang ini kembali bertemu di medan perang. Mereka menghormati satu sama lain, tapi kewajiban tetaplah kewajiban.
Lalu, hal-hal menarik apa saja yang pernah terjadi antara dua orang pimpinan yang pasukannya saling membunuh satu sama lain ini? Simak ulasannya berikut.
Pada suatu ketika Richard sang singa memutuskan untuk memimpin sendiri perang terhadap pasukan Muslim. Kala itu ia memimpin kavaleri tombak, pasukan berkuda elit pasukan Salib. Menghadapi pasukan Muslim Richard benar-benar sangat maksimal. Hingga akhirnya nampak sekali jika ia kelelahan. Bahkan kudanya sendiri seperti sudah tidak bisa dipaksa untuk bermanuver. Hal ini pun kemudian diketahui oleh Salahuddin.
Alih-alih membunuh si Raja Inggris, Salahuddin justru menyuruh pasukan berkudanya untuk menyerahkan dua ekor kuda yang masih segar kepada Richard. Sang pemimpin pasukan Crusader ini pun kagum bukan main dengan sikap ksatria Salahuddin.
Ada sebuah cerita tentang Richard yang pernah melakukan semacam penyamaran untuk bisa mendekati Salahuddin. Tujuannya sendiri bukan untuk hal-hal jahat, seperti membunuh atau semacamnya. Sang raja justru ingin meminta nasehat. Ya, nasehat dari si musuh bebuyutan.
Penyamaran Richard mungkin sudah diketahui oleh Salahuddin. Namun, alih-alih menangkap sang raja, Salahuddin justru menjamu Richard dengan sangat baik. Keduanya pun berakrab ria hingga akhirnya pembicaraan berujung kepada cerita Salahuddin soal Richard. Menurut pimpinan pasukan Muslimin itu Richard adalah sosok yang sangat berani. Hanya saja ia cenderung menyia-nyiakan hal tersebut dengan seringkali gegabah. Richard yang menyamar pun mengangguk tanda setuju. Di akhir kisah, Richard nampak lega karena sudah mendapatkan sedikit pencerahan dari sang seteru abadi.
Diceritakan pada masa perang Salib itu, ada seseorang yang cukup berpengaruh di pasukan Muslim. Tidak diketahui namanya, namun seseorang ini melakukan pemberontakan untuk menghancurkan Salahuddin. Lalu entah bagaimana akhirnya sang pemberontak ini pada akhirnya mati di tangan Richard.
Setelah sukses membunuh si pemberontak, Richard pun mengirim kepala si pemberontak ini disertai dengan sepucuk surat. Isinya kurang lebih seperti ini, “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan permainan kecil kita”. Salahuddin terkesima dengan ini kemudian ia merasa senang.
Tercatat sudah bolak balik Richard dan Salahuddin bertemu di medan perang. Kadang pertempuran dimenangkan pasukan Salib, kadang pula pasukan Muslim, namun pernah juga konfrontasi tersebut ditunda. Alasannya sendiri sangat unik, yakni pedang Salahuddin yang belum diasah.
Sebenarnya kedua kubu sudah berperang, namun Richard melihat gelagat pergerakan pedang Salahuddin yang lain dari biasanya. Dan memang saat itu pedang sang pemimpin Muslim tumpul lantaran belum diasah. Tanpa basa-basi Richard menyuruh pasukannya untuk berhenti dan memberikan waktu sehari bagi Salahuddin untuk mengasah pedangnya.
Lama tak mendengar kabar Richard agaknya membuat Salahuddin merasa janggal. Hingga akhirnya diketahui jika sang raja Inggris itu ternyata sakit keras. Alih-alih mendoakan agar cepat mati, Salahuddin justru melakukan hal yang tak pernah dilakukan oleh pemimpin mana pun.
Percaya tidak percaya, Salahuddin justru mengirimkan dokter terbaik untuk menyembuhkan Richard. Raja Inggris yang saat itu memang butuh sekali pengobatan merasa kagum luar biasa dengan itikad baik Salahuddin ini. Tak hanya dokter, menurut beberapa riwayat Salahuddin juga membawakan buah dan juga es untuk membantu menyembuhkan sang raja.
Siapa yang menyangka di balik kengerian Perang Salib ternyata ada kisah menggetarkan hati macam begini. Dua sosok yang seharusnya saling membenci satu sama lain malah menunjukkan persahabatan yang sangat dalam. Namun, meskipun mereka berdua sangat dekat dan saling menghormati, tapi dalam perang keduanya benar-benar maksimal dan tak takut mati. Kisah yang seperti ini mungkin hanya terjadi sekali dalam sejarah.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…