Harga daging sapi yang makin melambung memang membuat masyarakat jarang bisa menikmatinya. Bayangkan, dibanding dengan ayam yang hanya dibandrol sekitar 30 ribu, daging sapi memiliki harga lebih dari tiga kali lipat. Saat ini, setidaknya warga butuh sekitar 100 ribu rupiah untuk mendapatkan satu kilo daging sapi. Nominal tersebut tentu hanya bisa dijangkau oleh orang-orang golongan atas. Mirisnya, di Indonesia masih begitu banyak orang yang berasal dari golongan menengah ke bawah. Oleh karena itu, mengkonsumsi daging sapi itu bisa dibilang jarang.
Padahal, semua warga sejatinya membutuhkan nutrisi yang terkandung dalam daging sapi. Ada kendala dengan harga, sejatinya masyarakat bisa menyiasatinya dengan makanan lain yang memiliki nilai gizi yang sama dengan daging sapi. Apa itu? Adalah keong sawah, makanan sepele ini ternyata punya kandungan seperti daging sapi loh. Lantas, inilah beberapa fakta tentang keong sawah yang wajib kamu ketahui.
Seperti dibahas sebelumnya, daging sapi memang harganya begitu mahal. Oleh sebab itu, tidak semua masyarakat bisa sering menikmatinya meski semua membutuhkan nutrisinya. Meski demikian, menteri pertanian menyarankan agar masyarakat bisa mengkonsumsi keong sawah sebagai alternatif makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Keong sawah mengandung protein 12%, kalsium 2017 mg, rendah kolesterol, 81 gram air dalam 100 gram keong sawah. Keong sawah atau sering disebut tutut juga mengandung vitamin yang tinggi, antara lain A dan E. Dengan pengolahan yang tepat, tutut bisa jadi sumber protein hewani yang bermutu dengan harga super murah daripada daging sapi atau kambing.
Sebelum dikenal sebagai bahan pangan, keong sawah lebih dulu beken dengan julukan hama padi. Pasalnya, binatang yang suka berkubang di sawah tersebut memang selalu menyantap tumbuhan padi. Bukan cuma memakan padi, para pasukan keong sawah juga kerap menggunakan batang padi sebagai tempat bertelur. Perkembangbiakan binatang ini bisa dikatakan sangat cepat, dan itu tentu saja membuat para petani kuwalahan. Untuk mengatasi hama keong sawah, biasanya petani memanfaatkan bebek untuk menyantap binatang kecil itu. Ada pula yang memanfaatkan pestisida untuk memberantas hama tersebut.
Bukan cuma di Indonesia, ternyata keong sawah memang sudah jadi makanan yang umum dikonsumsi orang-orang di belahan Asia Tenggara. Karena selain memiliki nilai gizi yang tinggi, keong sawah juga bisa diolah sebagai masakan yang berasa lezat. Meski demikian, kita juga patut waspada karena keong sawah adalah inang bagi beberapa penyakit parasit. Selain itu, jika hewan ini diambil di sekitar persawahan, biasanya akan menyimpan sisa pestisida dalam tubuhnya. Yah, memang lebih baik jika kita mengkonsumsi keong sawah yang sudah dibudidayakan saja, sehingga tidak memiliki sisa pestisida.
Kalau dulu keong sawah kerap dianggap hama pengganggu, rupanya sekarang binatang satu ini sudah dianggap spesial. Saling spesialnya, bahkan banyak juga petani yang secara khusus membudidayakan keong sawah. Cara untuk membudidayakan juga cukup mudah. Biasanya masyarakat memanfaatkan kolam terpal untuk tempat memelihara keong ini. Bagusnya lagi, untuk membudidayakan keong sawah juga tidak membutuhkan biaya yang besar. Kita hanya membutuhkan lahan yang tidak terlalu luas untuk membuat galian kolam, kemudian galian tersebut dilapisi dengan terpal, setelahnya baru diberikan tanah dan air, dan tak lupa ranting-ranting tumbuhan yang nantinya akan dijadikan tempat untuk bertelur.
Dianggap hama sampai diberantas dengan pestisida, barangkali dulu orang-orang hanya belum tahu bepata keong sawah itu punya banyak manfaat. Selama ini, pernahkah kamu membayangkan kalau lendir binatang satu ini bisa mengobati jerawat yang meradang? Bahkan, di negara lain yang lebih maju, lendir siput diproses dengan teknologi yang canggih, kemudian dijadikan bahan dasar beberapa produk kecantikan. Wow, kebayang nggak sih? Lendir binatang ini punya fungsi buat meregenerasi kulit dan mengurangi kerutan di wajah. Hmm… yang dulu jahat sama keong sawah, pasti nyesel tuh setelah tahu manfaatnya buat kecantikan sangat luar biasa. Semoga setelah ini kita bisa memafaatkan keong sawah lebih baik lagi ya, jangan cuma berantas saja.
Dengan harga yang lebih murah, tapi kandungan gizi keong sawah bisa selevel dengan daging sapi. Sebagai masyarakat, ada baiknya kita jeli memerhatikan pola makan. Meski tidak memiliki banyak dana, setidaknya kita tidak sampai kurang gizi kalau bisa lebih memilih dan memilah makanan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…