Berbicara soal dokter, yang ada di kepala kita adalah suatu pekerjaan yang mulia. Bagaimana tidak, pekerjaan sebagai seorang dokter juga melibatkan nyawa seseorang karena para dokter berusaha menyelamatkan mereka dari penyakit yang diderita.
Baca Juga : Dokter dengan Kemampuan Unik, Punya Keahlian Merasakan Sakit Pasien
Meski begitu, dokter-dokter yang akan diceritakan berikut ini justru bertindak sebaliknya. Mereka tidak menyelamatkan nyawa pasiennya, tapi justru mencelakai pasien dan bahkan membunuh mereka. Siapa sajakah dokter kejam ini?
Salah seorang pembunuh berantai paling terkenal dalam sejarah Amerika ternyata justru seorang dokter. Herman Webster Mudgett atau yang biasa dikenal dengan nama lain H.H. Holmes diceritakan telah membunuh antara 27 hingga 200 orang di kastil legendarisnya, “Murder Castle”.
Tahun 1886, ia membangun sebuah mansion 3 lantai lengkap berisi labirin, jebakan, ruangan rahasian, dan pintu yang hanya bisa dibuka dari luar. Ruangan yang paling mengerikan adalah basemen yang berisi peralatan medis, gorong-gorong berisi cairan asam, racun, serta peralatan penyiksaan. Dari kamarnya, Holmes bisa mengontrol pipa gas yang mengalir dari basemen ke ruangan spesifik untuk membuat korbannya pingsan. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, ia memanfaatkan jasa kontraktor yang berbeda-beda agar hanya dia yang tahu detail mansion yang ia gunakan untuk pembunuhan ini.
Beberapa korban awalnya ia memasuki mansion tersebut karena ia janjikan pekerjaan. Tahun 1893, ia membuka rumahnya sebagai hotel dan menawarkan biaya yang murah untuk turis muda yang mengunjungi World’s Fair. Para korbannya ada yang meninggal karena kehabisan oksigen, namun ada juga yang disiksa hidup-hidup oleh Holmes. Ia bahkan mendapatkan uang dari kejahatannya karena dokter kejam ini menjual tulang dan organ mereka ke sekolah medis.
Ketika ia akhirnya ditangkap, kastil milik Holmes ini digeledah oleh pihak kepolisian. Polisi terkejut dengan kengerian yang ada di dalamnya. Polisi tidak bisa mengestimasi berapa jumlah korbannya karena seluruh anggota tubuh para korban telah dipotong-potong. Dokter ini sendiri mengaku bahwa dirinya membunuh 27 orang, tapi para ahli beranggapan bahwa korbannya sebenarnya jauh lebih banyak. Ia akhirnya digantung pada 7 Mei 1896.
Mladen Antolic punya akses ke obat-obatan berkat profesinya sebagai seorang ahli medis. Ia bisa menulis resep untuk kokain, morfin, oxycodone, dan mthamphetamine. Tidak lama sampai akhirnya ia sadar bahwa hal ini memberinya kemampuan untuk mendapatkan uang lebih banyak.
Antolic akan membuat resep obat yang membuat wanita muda dan cantik menjadi ketagihan tanpa menjelaskan resikonya dan sering kali juga tanpa alasan jelas mengapa memberikan resep tersebut. Tidak lama, para pasien langsung ketagihan dengan obat tersebut sehingga Antolic memiliki kemampuan untuk memanfaatkan mereka. Ia mengundang korbannya ke pesta mewah dan Antolic akan memberikan korbannya obat hanya jika mereka mau berhubungan intim dengannya.
Pada akhirnya, seseorang melaporkan ke badan pengawas obat bahwa doktor tersebut menjual obat dengan bebas. Investigasi kemudian dilakukan dan ternyata Antolic tidak cuma menjual obat dengan bebas seperti permen, tapi juga menyebarkannya di rumahnya sendiri untuk mendapatkan uang. Meski menghadapi tuntutan 156 tahun untuk kejahatannya, Antolic berhasil meminta keringanan dan ia hanya dipenjara selama 10 tahun dan ijin praktik medisnya ditahan.
Dr. Farid Fata dengan sengaja salah mendiagnosa pasiennya dengan kanker dan secara tidak perlu mengobati lebih dari 550 orang hanya untuk mendapatkan uang. Banyak pasien tidak pernah memiliki penyakit ini, dan mereka yang memiliki penyakit ini juga tidak pernah memerlukan perawatan yang ekstrim seperti yang mereka terima.
Salah satu pasiennya mengatakan bahwa tidak satupun tumornya sembuh, bahkan semakin banyak dan semakin besar. Ia percaya bahwa Dr. Fata dengan sengaja memberi diagnosa yang salah dan memberi kemoterapi yang salah. Akhirnya, dokter tersebut mengaku bersalah dan didakwa atas kejahatan berlapis, menggelapkan uang hingga 17,6 juta dolar yang ia ambil dari asuransi perusahaan dan pengobata. Ia menjalani hukuman 34 tahun dari tuntutan 45 tahun penjara.
Bukannya membuat para pasien sembuh, Joseph Michael Swango justru menjadi pembunuh berantai dengan meracuni pasien dan rekan kerjanya.Saat sedang magang di Ohio State University Medical Center, para perawat menyadari bahwa pasien yang sehat tiba-tiba meninggal dengan misterius. Salah satu perawat memergoki Swango menyuntikkan sesuatu ke pasien sebelum mereka akhirnya sakit. Ketika para staf memperingatkan pihak administratif rumah sakit, para staf tersebut dianggap hanya paranoid sehingga laporan tersebut diabaikan.
Tahun 1985, Swango dituntut atas tuduhan meracuni rekan kerjanya dan dihukum 5 tahun penjara, namun hal ini tidak menghentikan kejahatannya. Setelah berhasil memasukan dokumen dan mengganti namanya menjadi Daniel J. Adams, ia berhasil masuk ke bangsal psikiater di SUNY Stony Brook School of Medicine. Lagi-lagi para pasiennya meninggal tanpa alasan jelas. Ketika penyelidikan FBI mulai mengarah kepadanya, ia kabur ke Zimbabwe dan bkembali bekerja di rumah sakit untuk melakukan kejahatan yang sama. Ia ditangkap di Zimbabwe, tapi berhasil kabur ke Namibia dan bekerja di bidang obat-obatan.
Swango akhirnya tertangkan di Arab Saudi dan diekstradisi ke Amerika Serikat. Ia didakwa atas penipuan dan melakukan praktik pengobatan tanpa ijin. Sementara ia dipenjara pihak Amerika dan Arab Saudi mengumpulkan bukti lebih banyak dan menghitung jumlah orang-orang yang ia racuni. Menurut FBI, korbannya mencapai sekitar 60 orang.
Dr. Charles Momah yang merupakan seorang ginekolog, dituduh melecehkan, memperkosa, dan melakukan operasi yang tidak perlu kepada 100 orang pasien. Beberapa wanita berkata bahwa saudara Charles, Dr. Dennis Momah terkadang bertukar peran dengan saudaranya untuk memperkosa pasien saudaranya.
Salah satu pasien mengatakan bahwa Momah menjalankan 13 operasi yang tidak perlu padanya dan juga memperkosanya. Namun saat melaporkan kejadian ini ke polisi polisi tidak mempercayainya karena korban adalah seorang pecandu dan karena kurangnya bukti. Namun setelah muncul korban kedua dengan pengakuan yang sama, barulah polisi menanggapi laporan ini dengan serius.
Dr. Charles Momah didakwa 20 tahun penjara atas kejahatannya, namun saudaranya tetap berkeliaran bebas karena kurangnya bukti. Dr. Dennis Momah sendiri tetap ngotot bahwa dirinya tidak bersalah.
Linda Burfield Hazzard tidak pernah belajar kedokteran, tapi entah bagaimana ia bisa mendapatkan ijin praktik pengobatan di awal tahun 1900 secara resmi. Namun sayang, solusinya untuk semua penyakit adalah diet yang hanya mengijinkan pasien makan tidak lebih dari kaldu tomat dan asparagus saja. Wanita ini sangat percaya bahwa puasa bisa menghilangkan setiap racun dan penyakit dalam tubuh.
Para pasiennya akhirnya menderita kelaparan hingga tewas dalam perawatannya. Korban pertamanya meninggal karena kelaparan pada tahun 1902, tapi ia bebas dari hukuman. Ia kemudian membuka klinik dan sanitarium, kemudian 40 orang lagi meninggal karena kelaparan dengan tubuh yang sangat kurus seperti tulang yang terbalut kulit. Beberapa bahkan hanya memiliki berat 60 pounds atau kurang saat kematian mereka. Tidak berhenti sampai di situ saja, ia merampok harta para pasiennya dan kebanyakan lainnya memberikan hadiah berupa uang yang dipercaya hasil dari keahlian memalsu suaminya.
Tahun 1911 ia ditangkap atas tuduhan pembunuhan, dan terbukti melakukan pembunuhan. Namun ia meminta keringanan dan akhirnya dimaafkan oleh gubernur dan dibebaskan hanya setelah dipenjara 2 tahun dari hukuman 20 tahun yang seharusnya ia terima. Ia kembali membuka sanitarium dan tetap melakukan praktinya yang mengerikan ini, namun berhasil menghindari hukum karena ia sendiri yang melakukan otopsi. Tahun 1935, sanitarium tersebut terbakar habis. Tiga tahun kemudian, Hazard meninggal karena kelaparan setelah ia sendiri juga melakukan terapi puasa untuk melawan penyakitnya.
Baca Juga : 7 Kesalahan Mengerikan Ini Bisa Bikin Kamu Nggak Percaya Dokter
Dokter adalah suatu pekerjaan mulia dimana mereka bertugas menyelamatkan nyawa pasiennya. Memanfaatkan kemampuan untuk kepentingan diri sendiri dan tidak sungguh-sungguh ingin menyelamatkan pasien sama artinya dengan memainkan nyawa seseorang.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…