Tak hanya Soputan, Gamalama yang ada di Ternate juga ikut meletus. Di Hari Kamis tanggal 4 Oktober 2018 kemarin, gunung api tersebut mengeluarkan abu vulkanik 200 hingga 300 meter dari atas puncaknya. Bahkan, satu jam sebelumnya, di Ternate juga terjadi gempa vulkanik sebanyak delapan kali.
Nah, kabar terbarunya, warga Ternate diminta oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk lebih waspada. Sebab, curah hujan yang tinggi pada Ternate bisa memperbesar risiko terjadinya lahar dingin. Hmm.. lalu, bagaimana sih hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi erupsi dari gunung berapi?
Sebelum beralih ke cara menghadapinya, kita perlu tahu tentang status gunung api atau yang biasa disebut dengan level. Yap, level yang kita tahu hanyalah angka-angkanya saja seperti I sampai IV. Tapi sebenarnya, nomor-nomor tersebut ada artinya tersendiri lo Sahabat Boombastis. Kalau angka I, artinya adalah gunung dalam keadaan aman dan tidak memperlihatkan pertanda apapun semacam gejala vulkanik, gempa atau sedang memanas. Sedangkan untuk nomor II dinamakan dengan siaga. Ya, dikatakan siaga lantaran terdapat peningkatan akitivitas gunung misalnya gempa atau gejala vulkanik lainnya.
Lalu untuk angka III memiliki arti waspada. Nah, dari level ini biasanya masyarakat dihimbau untuk lebih berhati-hati. Sebab, gejala vulkanik yang muncul diikuti dengan gempa atau bahkan letusan seperti fenomena pada Gunung Gamalama ini. Terakhir yaitu nomor IV yang dinamakan awas. Status awas ini merupakan puncak aktivitas gunung berapi yang sewaktu-waktu bisa membahayakan bagi masyarakat sekitar. Pada level ini, gunung tidak hanya mengeluarkan abu atau asap, tapi juga letusan utama.
Setelah kita mengetahui tentang status gunung, ada lagi hal yang perlu dicatat. Adalah mengenai kawasan rawan bencana (KRB). Nah, KRB ini merupakan tempat atau daerah yang berada di dekat gunung berapi. Pada umumnya, KRB dibagi menjadi tiga. Jika KRB I, maka daerah tersebut merupakan tempat yang berpotensi terkena lahar, tertimpa material, hujan abu dan lain sebagainya. Kalau letusan membesar, biasanya berpotensi akan tertimpa perluasan awan panas dan juga hujan abu yang lebat.
Lalu, untuk KRB II merupakan daerah yang berpotensi tertimpa aliran lava, lontaran batu pijar dan juga hujan lumpur panas. Kemudian, untuk KRB III hampir sama dengan yang daerah II Sahabat Boombastis. Namun ditambahi dengan berpotensi terkena gas beracun. Biasanya, daerah ini berada di kawasan lereng dan sekitarnya.
Setelah kita tahu tentang level dan juga kawasan rawan bencana, mari beralih ke hal yang perlu dilakukan ketika erupsi gunung belum terjadi. Pada umumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengabarkan tentang status gunung yang aktivitasnya terlihat meningkat. Nah, jika itu sudah terjadi, berarti kita tidak boleh berhenti untuk memantaunya sampai keadaan benar-benar aman.
Selanjutnya, jangan lupa juga mempersiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik yang bisa datang kapan saja. Lalu, cari tahu tentang jalur evakuasi dan juga shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang. Tapi kalian juga perlu untuk mencari evakuasi jalur lain jika dampak letusannya di luar dari prediksi. Terakhir, persiapkan bahan logistik pribadi seperti makanan siap saji, lampu senter beserta baterai, uang tunai dan juga obat-obatan yang semuanya dimasukkan ke dalam tas.
Ketika gunung sudah erupsi, jangan panik Sahabat Boombastis. Cukup ikuti saja apa kata pihak berwenang. Lalu, usahakan juga untuk melindungi tubuh dengan menggunakan baju lengan dan celana panjang kemudian topi. Kemudian gunakan juga masker dan kacamata yang sudah disiapkan tadi untuk melindungi mata serta hidung.
Nah, hal yang perlu diperhatikan lagi adalah hindari tempat terbuka untuk menghindari abu letusan dari gunung. Selanjutnya tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai. Dan juga tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan.
Jika erupsi gunung sudah selesai, ada yang perlu kalian lakukan Sahabat Boombastis. Pertama adalah menghindari paparan abu vulkanik karena itu bisa membahayakan tubuh khususnya bagian pernapasan. Selanjutnya adalah hindari mengendarai motor atau mobil ke tempat yang masih terkena abu vulkanik dikarenakan bisa merusak mesin.
Untuk yang berada di rumah, coba perhatikan bagian atap. Jika atap masih terdapat banyak debu vulkanik, alangkah lebih baik untuk segera dibersihkan. Alasannya karena debu tersebut bisa merusak atap atau bahkan merobohkan genting jika jumlahnya sudah terlalu banyak. Nah, hal terakhir adalah jauhi wilayah aliran sungai yang berpotensi dilanda lahar pada musim hujan.
Itulah cara untuk menghadapi gunung yang sedang mengalami erupsi. Intinya adalah jangan panik ketika gunung sudah menunjukkan kegelisahannya. Cukup ikuti semua perintah dari pihak berwenang dan jauhi tempat-tempat yang rawan terkena abu vulkanik. Dengan begitu, kalian akan selamat dari letusan gunung berapi.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…