Menjalani puasa bagi para atlet tentunya jadi hal yang tak biasa. Ya, menjalankan perintah agama sekaligus profesi memang sebuah tantangan tersendiri. Namun demikian bukan berarti harus selalu minta dispensasi atau bermalas-malasan. Pasalnya hal itu malah bikin kualitas saat bertanding atau berlaga jadi gak karuan.
Bicara soal puasa dan atlet, gimana ya saat bertanding ternyata waktu berbuka telah tiba. Ternyata beberapa pemain bola punya cara tak biasa menyiasatinya. Mulai dari pura-pura cidera hingga menghentikan pertandingan. Benarkah itu terjadi? Biar gak penasaran simak ulasan berikut.
Beberapa waktu yang lalu ada kejadian yang lumayan menarik perhatian dalam laga Turki kontra Tunisia. Bagaimana tidak, pasalnya dalam ajang yang dilakukan di bulan Ramadhan itu ada pemain Tunisia yang juga sedang menjalani ibadah puasa. Sayangnya, laga dilakukan sekitaran waktu berbuka yang membuat hampir tak ada waktu untuk membatalkan puasanya.
Tak habis akal, si penjaga gawang pun dengan sengaja melakukan diving. Bukan untuk memperoleh keuntungan pelanggaran, namun mencari ‘celah’ waktu agar rekan setimnya bisa berbuka mesti hanya setenggak air minum. Tentu hal ini membuat banyak netizen jadi respek, kekompakan antar tim mereka patut diacungi jempol.
Kejadian unik juga sempat terjadi ketika pertandingan antar klub liga di Senegal. Ya, tepatnya 2013 dalam laga klub Cassa Sport vs Yeggo di negara Afrika yang bertepatan dengan bulan puasa. Sayangnya pertandingan itu juga pas dengan waktu berbuka. Namun siapa sangka di tengah pertandingan yang sedang seru-serunya, tiba-tiba harus dihentikan oleh wasit.
Ternyata semua itu dilakukan agar pemain dan staf wasit bisa melakukan buka puasa. Sontak beberapa penonton sempat memprotes keputusan wasit tersebut. Namun demikian setelah pertandingan berakhir dan tim andalannya menang, tak ada lagi komplain yang dilakukan.
Bagaimana jika klub bola yang pemainnya ada yang beragama muslim namun harus bertanding pada saat berbuka? Tentu memilih ikut bertanding atau tidak bukan kewenangan pemain, namun tim atau panitia. Tapi siapa sangka beberapa klub dunia rela mengatur ulang jadwal bertanding demi memperhatikan pemain muslim.
Seperti yang dilakukan dalam Laga kualifikasi Piala Asia antara Palestina dan Oman dimana jadwal harus diubah lantaran berbenturan dengan jadwal berbuka. Bukan tanpa alasan, tentunya jika pertandingan terus dilakukan maka kemungkinan kualitas pemain bisa menjadi buruk sehingga tidak seperti yang diharapkan
Lalu pertanyaannya, bagaimana jika waktu berbuka tiba namun pertandingan berlangsung? Cuma ada dua opsi, berbuka dengan mengambil kesempatan saat ada celah atau memilih menahannya. Dan itulah yang sempat dialami para pemain Alzajair saat melawan Jerman 2014. Bagaimana tidak, meski ada pilihan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain, dirinya tetap memilih menjalankan ibadah tersebut dengan berbagai resiko yang ada.
Namun sebagian ada yang memilih cara pertama dimana akan mengganti ibadah puasanya dengan hari lain selain Ramadan. Terlepas benar atau tidaknya cara ini, yang jelas ada niatan baik bagi para pemain untuk terus menjalankan puasanya dibayar di lain hari atau pun diteruskan.
Berbagai cara unik dilakukan para pemain bola ketika ingin berbuka, meski pertandingan masih berlangsung. Namun yang jelas yang patut diacungi jempol adalah keinginan kuat mereka dalam menjalani ibadah ini meski lapar jadi salah satu tantangannya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…