Zaman sekarang inspirasi bisa diperoleh dari mana saja. Terutama semenjak kehadiran teknologi yang semakin canggih dan akses internet yang semakin baik. Cukup masukkan beberapa kata pendukung yang berkaitan dengan apa yang sedang kamu pikirkan di mesin pencari dan hasilnya akan langsung keluar dalam hitungan detik.
Contoh termutakhir dari kasus semacam ini datang dari Kamboja. Ada seorang montir yang tinggal di pedesaan yang mendadak tenar lantaran mampu merancang sebuah pesawat tanpa bantuan orang lain. Satu hal yang membikin kisah ini luar biasa, adalah karena pria ini hanya mempelajarinya lewat internet, lebih tepatnya bantuan YouTube.
Paen Long namanya. Ia hanya orang biasa yang hidup di pedesaan Kamboja. Paen adalah anak seorang petani yang dibesarkan di era pemulihan akibat konflik berkepanjangan yang melibatkan Khmer Merah.
Sejak kecil kecintaan Long terhadap kendaraan udara sudah muncul tatkala dirinya melihat sebuah helikopter yang melintas di langit wilayahnya. Meski saat ia kecil jarang ada pesawat yang mengudara di Kamboja, namun ia tahu kalau kendaraan itu ada dan ia terus bermimpi agar suatu saat nanti dapat menerbangkan pesawatnya sendiri.
Mimpi indah dan ambisius itu sempat harus dikubur oleh Paen. Biar bagaimanapun ia harus mencoba ikhlas menerima fakta bahwa ia anak petani, bukan miliuner. Ia juga harus putus sekolah karena suatu alasan dan menyibukkan dirinya dengan bekerja sebagai montir. Tak disangka, justru profesi non-pertanian inilah yang kelak akan membantu merajut mimpinya.
Memasuki usia kepala tiga, Paen justru semakin bersemangat mewujudkan fantasi kecilnya. Di sebuah garasi kecil miliknya, ia pun mulai menyusun tangga impiannya. Ketika istrinya terlelap, Paen selalu terjaga di malam hari untuk mewujudkan mimpinya sedikit demi sedikit. Adalah YouTube, media yang paling berjasa membantunya.
Ia mengaku awalnya hanya mengetikkan kata “jet” dan YouTube kemudian memperlihatkan deretan video yang menunjukkan pesawat lepas landas dan mendarat, simulasi penerbangan, hingga tur ke virtual ke pabrik pesawat terbang. Ia pun mulai mempelajari seluk beluk pembuatan pesawat lewat video pembuatan pesawat yang ia temukan di situs streaming video ini.
Sadar bahwa membuat pesawat tak sama dengan menjual kacang goreng, ia kemudian memutuskan untuk menabung banyak uang. Di garasi kecil tersebut, setiap malamnya, ia terus merancang pesawat impiannya. Semua proses melelahkan ini ia jalani selama tiga tahun lamanya.
Pesawat ciptaannya punya konsep dasar seperti pesawat Jepang yang digunakan dalam Perang Dunia II. Pesawat tersebut punya rentang sayap 5,5 meter dengan satu kursi dalam kokpit. Sebagian besar komponen disusun dari bahan daur ulang, seperti kursi pilot yang merupakan kursi plastik hingga panel kontrol hasil modifikasi dasbor mobil.
Usaha Paen mendapat cibiran dari warga sekitar. Namun, tak sedikit pula yang mengagumi kegigihannya. Mereka menganggap Paen sebagai orang yang “gila” dalam artian yang baik tentunya.
Setelah pesawat ini benar-benar rampung, Paen mulai melakukan uji coba. Dengan bantuan beberapa orang, Paen membawa pesawat ini ke jalan raya yang ia pikir sudah cukup menjadi tempat lepas landas. Usahanya ini disaksikan oleh sekitar 200 hingga 300 orang.
Paen akhirnya berhasil menerbangkan pesawat itu. Tapi, tak begitu tinggi. Hanya 50 meter, itupun menurut klaim dirinya. Hingga akhirnya pesawat tersebut menghantam tanah. Bukannya ditolong, orang-orang malah menyambutnya dengan gelak tawa. Paen sempat berderai air mata atas sikap warganya tersebut.
Namun, bukan Paen namanya jika menyerah begitu saja. Tak mau terlalu lama meratapi kegagalannya, Paen kemudian mulai mengerjakan proyek baru. Kali ini ia membangun pesawat amfibi yang menurutnya punya bobot lebih ringan dibanding pesawat ciptaan pertamanya yang gagal.
Biaya pembuatannya saja, meski sama-sama berbahan daur ulang, tetap tidak murah loh. Nominalnya sekitar USD3.000 atau sekitar Rp39 juta jika dirupiahkan. Padahal, upah rata-rata penduduk Kamboja hanya sekitar Rp2 jutaan saja. Namun, Paen sudah bertekad untuk mencurahkan semua tenaga, waktu, dan biaya yang ia punya.
Banyak orang yang mengkhawatirkan dirinya, termasuk sang istri, Hing Muoyheng. Ia takut terjadi hal buruk pada suaminya. Padahal kedua anak mereka masih berusia belia. Tapi, sama seperti sebagian orang di kampungnya, Hing mendukung aksi suaminya.
Saat ini, Paen masih meninjau karyanya. Apabila tak ada aral melintang, Juli nanti ia siap kembali beraksi. Tentu saja hal buruk bisa terjadi. Namun, Paen sudah siap dengan segala risiko yang mungkin akan ia hadapi.
Itulah Paen, ketika kebanyakan orang mengunjungi YouTube hanya untuk nonton video musik, video game, atau keseharian YouTuber yang relatif tak banyak berfaedah, Paen justru memanfaatkan media gratisan ini sebaik mungkin. Inilah pelajaran berharga yang bisa kita petik darinya selain tentu saja kegigihannya untuk mewujudkan ambisi masa kecilnya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…