Saat ini, kita menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan kawan atau rekan kerja yang berada di negara lain. Di Indonesia pun, kita menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan teman-teman yang tinggal di pulau yang berbeda dengan kita. Bahasa yang digunakan oleh orang-orang berbeda bahasa untuk berkomunikasi ini disebut dengan lingua franca atau bahasa persatuan. Bahasa ini penting untuk memudahkan kita bercakap-cakap dengan mereka yang memiliki bahasa ibu yang berbeda dengan kita.
Pada abad ke-19, bahasa Inggris belum dikenal di seluruh dunia dan belum ditetapkan sebagai bahasa Internasional. Karena kesulitan yang dialaminya saat berkomunikasi dengan orang-orang di negara lain, dr. L. L. Zamenhof, dokter berkebangsaan Polandia menciptakan bahasa Esperanto. Ia mengembangkan bahasa ini selama empat tahun sejak 1873 hingga 1877. Apa yang membedakan bahasa Esperanto dan bahasa lainnya adalah bahasa ini tidak berkembang secara alami. Setiap katanya dibuat oleh satu orang saja, begitu pula dengan teknik penyusunan kalimatnya.
Perang biasanya terjadi karena adanya perbedaan. Zamenhof tidak ingin ada peperangan seperti itu. Ia ingin bangsa-bangsa bersatu melalui bahasa. Nama dari bahasa Esperanto yang ia ciptakan diambil dari salah satu kata di bahasa Esperanto itu sendiri yang berarti “seseorang yang berharap”. Zamenhof memiliki tiga tujuan yang ia harapkan terjadi melalui bahasa Esperanto, yaitu: memudahkan pelajaran bahasa asing, memudahkan pertukaran pengetahuan antar negara, dan untuk memaknai perbedaan di kehidupan.
Zamenhof menerbitkan buku penyusunan kalimat Esperanto pada 26 Juli 1887. Sejak itu, pengguna bahasa Esperanto terus meningkat dan meluas hingga ke penjuru Eropa. Pada tahun 1905, diadakan konferensi pengguna bahasa Esperanto pertama di dunia di Prancis. Sejak saat itu, konferensi diadakan setiap tahunnya di berbagai negara di Eropa.
Saat ini, bahasa Esperanto digunakan oleh dua juta orang di seluruh dunia. Dua ribu di antaranya menggunakan bahasa Esperanto sebagai bahasa ibu mereka. Penggunaan terbanyak ada di Eropa, Asia Timur, dan Amerika Selatan.
Memang tujuan dari pembuatan bahasa ini adalah untuk mempermudah dan mempercepat pelajaran bahasa asing. Sepertinya tujuan tersebut sudah tercapai karena banyak orang mempelajarinya untuk menyingkat waktu dalam belajar bahasa asing. Esperanto diakui sebagai bahasa yang lebih mudah dipelajari daripada bahasa Inggris.
Esperanto bukan bahasa yang digunakan untuk iseng-iseng. Pemerintah beberapa negara menggunakan bahasa Esperanto sebagai pilihan bahasa di situs website mereka. Bahkan, Republik Rose Island menggunakan bahasa ini sebagai bahasa resmi mereka. Republik Molossia juga menyatakan Esperanto sebagai bahasa resmi kedua setelah bahasa Inggris. Sementara pemerintah Republik Tiongkok dan Vatikan menambahkan Esperanto di situs website mereka.
Untuk menyatukan perbedaan, memang dibutuhkan satu hal yang dapat membuat kita merasa satu. Bisa musik, makanan, dan bahasa. Jika kita membutuhkan persatuan dalam jangka panjang, tentunya bahasa menjadi pilihan kita. Daripada bersusah payah mempelajari bahasa lain yang digunakan teman kita atau menyuruh teman kita mempelajari bahasa kita, mengapa kita tidak mempelajari bahasa Esperanto saja?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…