Masa kecil adalah saat yang paling membahagiakan, semua orang setuju dengan ungkapan ini. Bagaimana tidak, di saat seperti itu kita tidak perlu memikirkan hal-hal berat seperti tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Cukup bermain dengan riang dan punya banyak teman. Masalah terberat pun mungkin hanya mengerjakan PR seusai sekolah.
Anak-anak kecil pun identik dengan keluguan yang kerap memunculkan tingkah lucu yang bikin kita tertawa. Sama sekali tak terbesit di pikiran kalau mereka akan melakukan hal-hal jahat bahkan sampai membunuh seseorang. Namun di era sekarang hal tersebut benar-benar terjadi. Misalnya saja 4 kasus pembunuhan berikut yang pelakunya adalah bocah-bocah SD.
Tahun 2014 lalu sempat terjadi kehebohan di lini masa yang membuat orangtua ketar-ketir. Ini adalah tentang pembunuhan Tamalanrea, bocah laki-laki kelas satu SD berusia 6 tahun. Mirisnya lagi, diketahui kalau pelakunya ada 3 orang dan merupakan teman sekelas korban. Kelas satu SD sudah bisa merencanakan pembunuhan? Sangat sulit dipercaya.
Apa sih arti uang seribu untuk kita? Hampir tidak ada. Bahkan bayar parkir saya kita harus tambahkan seribu lagi. Meskipun tidak begitu bernilai bagi orang-orang dewasa, namun uang sejumlah ini ternyata cukup besar bagi anak-anak. Bahkan untuk mendapatkannya, mereka bisa melakukan pembunuhan. Seperti kasus yang dialami oleh bocah asal Bekasi ini.
Ketika dimintai keterangan polisi, pelaku yang masih 7 tahun ini awalnya hanya ingin membuat korban pingsan saja. Namun siapa sangka ternyata apa yang dilakukannya sampai menghilangkan nyawa seseorang.
Tanpa arahan yang benar, anak-anak bisa jadi pelaku kejahatan tingkat berat. Seperti yang dilakukan siswa SD berinisial A asal Jakarta ini. Ia dengan mudahnya mencuri sebuah telepon genggam. Parahnya, ketika dilaporkan oleh salah satu temannya, si A ini juga tega menghujamkan pisau berkali-kali kepada si pelapor tersebut.
Mungkin karena kesal, akhirnya A melampiaskannya dengan menghujamkan sebuah pisau dapur ke perut SM berkali-kali. Tak lama setelah melakukan kejahatan kejinya itu, A pun ditangkap beserta barang buktinya sekaligus. Korban sendiri kritis meskipun akhirnya masih bisa tertolong.
Kembali ke masa-masa kecil dulu. Apakah kamu pernah jadi pelaku atau korban bercandaan yang melibatkan nama orangtua? Misalnya memanggil nama orangtua teman dengan seenaknya dan sebaliknya. Ternyata hal ini bisa sangat fatal. Seperti yang dilakukan oleh dua siswa SD asal Balikpapan ini. Gara-gara saling olok nama orangtua, akhirnya salah satu dari mereka meregang nyawa.
Selang beberapa hari kemudian orangtua korban pun mencari anaknya tersebut yang dibantu oleh warga setempat. Pelaku pun juga pura-pura ikut mencari. Akhirnya korban pun ditemukan, tentunya sudah kaku dan dingin. Kemudian pihak kepolisian mulai melakukan olah TKP. Seorang saksi lalu menyebutkan jika terakhir terlihat bersama si pelaku. Dari sini akhirnya semuanya terungkap.
Miris sekali melihat deretan kejadian di atas. Bagaimana tidak, bocah SD yang menurut istilah kebanyakan “kencing saja masih belum benar” sudah bisa melakukan pembunuhan semacam ini. Bahkan motifnya ada yang begitu sederhana. Inilah yang dikhawatirkan semua orangtua.
Jangan pernah sekalipun meremehkan konflik yang dialami anak-anak. Dengarkan cerita mereka dan kemudian cari solusi terbaiknya. Jangan sampai hal-hal seperti ini kembali terulang lagi.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…