Jalan seseorang untuk meraih kesuksesan dalam hidup memang bisa datang dari mana saja. Tak ada yang mustahil selama ada usaha dan kerja cerdas yang dilakukan. Meskipun berada dalam kondisi yang serba terbatas, nyatanya hal tersebut sanggup diatasi oleh sosok Retnaningtyas Susanti. Putri seorang satpam yang berhasil meraih gelar doktor.
Kisah sukses perempuan yang akrab disapa Tyas sangat menarik lantaran banyaknya perjuangan yang dilakukannya hingga menggenggam gelar doktor di Universitas Gajah Mada (UGM). Mulai dari sang ayah yang berhutang di sana-sini hingga Tyas yang juga mengaku sempat berjualan demi membiayai kuliahnya.
Keinginan kuatnya untuk melanjutkan pendidikan di jenjang sarjana menjadi titik awal dari perjuangan Tyas. Usai menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Antropologi Budaya di FIB UGM tahun 2003-2007 dalam waktu 3 tahun 7 bulan, ia berencana untuk melanjutkan kembali ke jenjang S-2. Bukannya tanpa tantangan, kedua orang tua Tyas sempat bimbang lantaran biaya yang dikeluarkan pasti tak sedikit.
Tak patah semangat, Tyas kemudian bekerja keras demi merengkuh gelar S-2 pariwisata yang dipilihnya. Sembari memulai kuliah pada tahun 2009, ia berjualan salak di sekitaran kampus UGM, bekerja di warung kopi dan LSM. “Saya bekerja di warung kopi, terus juga berjualan salak di selatan UGM, lalu bekerja di LSM. Ya untuk biaya S2,” ucap Tyas yang dikutip dari Regional.kompas.com (20/04/20180).
Niat Tyas untuk bersekolah didukung penuh oleh sang ayah yang bekerja sebagai satuan keamanan UGM yang kini bernama Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L). Tercatat, dirinya membantu membiayai kuliah sang anak sejak mengambil jenjang S-1 hingga S-2. Sementara itu, S-3 atau gelar doktor dibiayai melalui beasiswa kampus. Semua hal tersebut tak lepas dari kerja keras Tyas dan orang tuanya yang mencarikan biaya kuliah hingga lulus.
Tidak ada yang tidak mungkin untuk digapai sepanjang kita melakukannya dengan keras dan penuh kejujuran. Motivasi inilah yang dipegang oleh orang tua Tyas, terutama sang ayah yang yakin bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Tak jarang ayahnya pernah berhutang di sana-sini demi mencukupi biaya kuliahnya mulai dari jenjang S-1 dan S-2.
Setelah berjuang sekian lama, Tyas akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikan doktornya di UGM. Di mana studi S3 mampu diraihnya dengan waktu 4,5 tahun, jenjang S-2 3 tahun, dan S-1 3 tahun 7 bulan. Semua hal tersebut tak lepas dari kerja keras dan pengorbanan sang ayah.
Cita-cita Tyas yang ingin menjadi seorang dosen, akhirnya tercapai setelah berhasil menyelesaikan studi S2 dengan mengajar di Universitas Andalas Padang. Selain itu, dirinya juga menyimpan harapan agar suatu saat kelak bisa dikukuhkan sebagai Guru Besar dengan disaksikan oleh kedua orang tuanya. “Ingin Bapak dan Ibu melihat saya dikukuhkan sebagai guru besar suatu hari kelak,” pungks Tyas yang dikutip dari Regional.kompas.com (20/04/2018).
BACA JUGA: Kisah Tukang Becak yang Jatuh Bangun Menempuh Kuliah Hingga Berhasil Jadi Sarjana
Kisah Tyas di atas, menunjukan bahwa keterbatasan secara ekonomi bukanlah menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan. Dengan kemauan yang keras dan tekad yang kuat, semua berhak untuk meraih kesuksesan. Tanpa pernah memandang latar belakang dan keadaan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…