Inspirasi

Menilik Kesuksesan Anak Muda Afrika yang Berhasil Membuat Robot dari Sampah Elektronik

Selama ini, negara-negara di Afrika selalu identik dengan kemiskinan, peperangan dan banyak dilingkupi masalah tentang kesehatan. Meski demikian, banyak dari masyarakatnya yang ternyata mahir dalam membuat robot. Terutama di kalangan anak-anak mudanya.

Dilansir dari sains.kompas.com, mereka membuat robot dari perangkat elektronik bekas yang memang membanjiri negaranya setiap tahun. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Ousia Foli-Bebe. Ia berhasil membuat robot yang berbentuk seperti laba-laba dari limbah barang elektronik bekas. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan berikut.

Berawal dari fenomena sampah elektronik yang melimpah

Limbah elektronik di Togo [sumber gambar]
Republik Togo merupakan salah satu negara di wilayah Afrika Barat, yang kerap menerima kiriman limbah elektronik dalam jumlah besar. Dilansir dari sains.kompas.com, ada sekitar 500.000 ton sampah elektronik membanjiri wilayah tersebut setiap tahunnya. Meski disinyalir dapat membahayakan kesehatan, toh sejumlah pihak yang kreatif mencoba mendaur ulang limbah tersebut menjadi sebuah robot.

Sukses membuat robot dari bahan bekas elektronik

Robot laba-laba ciptaan anak muda Afrika [sumber gambar]
Salah satu pegiat kreativitas tersebut adalah Ousia Foli-Bebe. Seorang pengusaha yang juga pemilik Laboratorium Ecotec di Togo. Sumber dari sains.kompas.com menyebutkan, ia berhasil merancang sebuah robot laba-laba dari sebuah palstik yang menjadi bagian sebuah printer. Tak hanya itu, Foli-Bebe juga membuat sebuah mesin cetak 3D dari sampah elektronik yang ada. ia sendiri secara otodidak mempelajarinya dari internet.

Teknologi yang sukses menjuarai konferensi Teknologi internasional

Teknologi printer 3D yang jadi juara satu [sumber gambar]
Selain Foli-Bebe, ada juga seorang kreator lain yang bernama Gnikou Afate. Sama seperti pengusaha kreatif lainnya, ia juga berhasil menciptakan mesin printer 3D daur ulang yang pertama di Togo. Sumber dari sains.kompas.com menuliskan, produknya bahkan berhasil menjadi juara pertama dalam konferensi Teknologi Fabrikasi Barcelona tahun 2015 silam. Pria 33 tahun itu juga membuka laboratorium penelitian sendiri dan pernah berkolaborasi dengan pusat pengembangan teknologi terbaik di Togo yang bernama Woelab.

Menjadi salah satu solusi untuk mendaur ulang sampah

Menjadi solusi untuk mendaur ulang sampah elektronik [sumber gambar]
Kini, keberadaan sampah elektronik di Togo tak ubahnya seperti emas. Limbah yang dulu dianggap bermasalah itu kini menjelma menjadi peluang. Dilansir dari sains.kompas.com, Telepon genggam bekas, laptop, TV, dan generator listrik adalah benda-benda yang kerap datang memenuhi Togo. Kebanyakan, limbah-limbah tersebut didaur ulang dengan cara dirangkai kembali menjadi benda elektronik yang mempunyai nilai tambah. Seperti robot msialnya.

Sebuah tantangan sekaligus menawarkan peluang adanya lapangan kerja

Pasar limbah elektronik bekas [sumber gambar]
Tak hanya didaur ulang menjadi robot dan benda elektrik lainnya, limbah-limbah yang kebanyakan dari negara Eropa tersebut juga membantu menciptakan peluang kerja tersendiri di Togo. Dilansir dari sains.kompas.com, banyak dari warga setempat menggelar lapak di pasar di dekat pelabuhan di mana para pembeli berkumpul. Semakin meningkatnya kebutuhan akan teknologi, telah menciptakan sebuah ceruk pasar. Di mana orang-orang yang ingin membeli barang elektronik bekas saling tawar-menawar.

Baca Juga: 12 Fakta Tentang Robot yang Pernah Diciptakan Manusia

Mengolah limbah elektronik memang bukanlah perkara yang mudah bagi negeri-negeri di Afrika. Selain keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dan dananya pun harus terpenuhi dengan baik. Namun dengan cara memanfaatkan limbah tersebut sebagai bahan untuk membuat robot, dinilai bisa menjadi alternatif sekaligus solusi untuk menjawab tantangan daur ulang barang bekas tersebut. Bisa dicontoh nih Sahabat Boombastis.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

6 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago