Olahraga

Mulia, Beginilah Alasan Hanifan Yudani Peluk Jokowi dan Prabowo Setelah Raih Emas

Beberapa hari ini warganet dan orang Indonesia tengah dihebohkan dengan aksi pelukan Jokowi dengan Prabowo. Bagaikan air, kejadian tersebut bisa dibilang menjadi pendingin yang ampuh dari tensi panas yang kerap muncul di antara oknum pendukung mereka. Dalam momen paling epic di Asian Games 2018 itu, nama Hanifan Yudani bisa dikatakan menjadi sosok utama dari terciptanya peristiwa langka tersebut.

Pesilat yang saat itu berhasil mendapatkan emas di kelas C 55-60 kg meluapkan kegembiraannya dengan mendatangi kedua orang penting tersebut. Lalu, tanpa rasa canggung Hanifan langsung saja memeluk Prabowo berserta Jokowi. Kendati ada sedikit rasa spontan dalam melakukannya, namun ia mengaku mempunyai alasan tersendiri saat menciptakan momen besar tersebut. Seperti apakah itu? Untuk mengetahuinya simak ulasan berikut ini.

Spontanitas, ingin menunjukkan apabila Jokowi dan Prabowo tidak ada apa-apa

Seperti halnya ada kebakaran, ada api, apa yang dilakukan Hanifan dengan memeluk Jokowi dan Prabowo rupanya juga menyimpan sebuah alasan yang positif. Ya, meski spontanitas yang pertama menggerakannya, namun keinginan menunjukkan hubungan kedua orang tersebut sebenarnya baik-baik saja kepada khalayak adalah yang utama. Melansir laman Viva, “Ini menunjukkan Presiden dan Pak Prabowo tidak ada apa-apa. Indonesia cinta damai,” kata Hanifan. Sebagai orang Indonesia yang kerap melihat perseteruan antara pendukung kedua orang tersebut, apa yang dilakukan pesilat berambut kuning bisa dibilang adalah hal yang bagus. Pasalnya, bisa menurunkan tensi panas jelang Pilihan Presiden 2019 nanti.

Berawal dari keinginannya melihat bangsa ini menghargai satu sama lain

Jokowi berbincang dengan Prabowo dan Jusuf Kala [Sumber Gambar]
Selain menjadi momen paling epic di Asian Games, ternyata kejadian pelukan Jokowi dengan Prabowo menyimpan pesan mulia yang ingin ditunjukkan oleh Hanifan. Pesilat satu ini menginginkan bangsa ini tubuh dengan sikap saling menghargai satu sama lain. Melansir laman Kompas yang dikutip dari Tribunnews, pemuda satu ini berujar bila “bangsa Indonesia itu harus saling menghargai, khan banyak di media sosial yang saling memaki”. Berkaca dari hal tersebut dapat digambarkan jika ia merupakan seorang olahragawan yang menaruh perhatian besar terhadap keutuhan negara kita yang kerap terpecah lantaran sebuah kepentingan orang tertentu.

Ketika berpelukan Jokowi dan Prabowo ucapakan hal ini kepada Hanifan

Hanifan yudani dengan Prabowo dan Jokowi [Sumber Gambar]
Di balik alasan mulia dan tujuan yang positif tadi, ketika momen berpelukan tersebut Jokowi dan Prabowo sempat utarakan beberapa patah kata untuk pemuda satu ini. Ujar Hanifan seperti saat di wawancarai laman Viva.com, kedua tokoh elite itu memberikan ucapan selamat atas capaiannya dan tak lupa juga memberikan dorongan berupa semangat untuknya. Terlepas dari hal tersebut, bonus dari pemerintah dengan jumlah 1,5 miliar juga sudah menantinya lantaran mampu meraih emas. Raihan medali yang diperoleh Hanifan asemakin mempertegas kiprah gemilang cabang olahraga pencak Silat di Asian Games 2018.

Sebelum menciptakan momen epic, Hanifan harus bersusah payah rebut emas

Penampilan Hanifan Yudani di Asian Games 2018 [Sumber Gambar]
Raihan emas yang didapatkan oleh pemuda yang juga doyan balapan ini bisa dikatakan tidaklah dilalui dengan cara yang mudah. Berhadapan dengan pesilat Vietnam yakni Nguyen Thai Linh di kelas C 55-60 kg, ia harus terlibat persaingan ketat dan acap kali harus menahan serangan yang bisa saja mengalahkannya. Walaupun harus bersusah payah terlebih dahulu, namun pada akhirnya Hanifan sukses mengunci kemenangan dengan skor tipis 3-2. Selain emas di Asian Games rupanya, pemuda 21 tahun tersebut juga pernah menjadi juara di World Championship 2016 Denpasar.

Dari Hanifan kita bisa belajar apabila olahraga bukan hanya perkara menang atau kalah saja. Lebih dari itu, ada nilai sportifitas yang bisa digunakan untuk berbagai hal positif di kehidupan. Besar harapan apabila ke depan momentum semacam ini dapat bertambah banyak jumlah dan perseteruan antara kubu A atau B di Indonesia semakin turun intensitasnya.

Share
Published by
Galih

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

1 hour ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago