Adalah fakta kalau ada yang bilang orang Jawa gampang diterima di mana pun mereka berada. Bukti nyatanya adalah eksistensi mereka yang ‘meng-Indonesia’. Adat kebiasaan yang sopan, perangai yang halus, serta etos kerja yang tinggi membuat masyarakat Jawa gampang membaur dan akhirnya menjadi satu dengan lingkungan tempat mereka tinggal.
Namun, pada kenyataannya, sebenarnya orang Jawa tidak mutlak disukai oleh semua orang di Indonesia. Aceh, adalah salah satu daerah yang bisa dibilang kurang bisa menerima orang Jawa. Sama seperti selentingan yang bilang wanita Sunda terlarang untuk menikahi orang Jawa, ada pula yang bilang kalau orang Aceh tidak menyukai orang-orang Jawa dari dulu.
Bukan, bukan untuk bermaksud menebarkan kebencian. Hanya saja ketika ditelusuri, ternyata hal tersebut ada penyebabnya. Ya, dulu orang Aceh nyatanya sangat menyayangi Indonesia, Jawa khususnya. Namun, ada beberapa kejadian di masa lalu yang mengubah ini. Lalu apa yang membuat orang Aceh jadi tidak menyukai orang Jawa? Berikut ulasannya.
Indonesia boleh terjajah, tapi tidak dengan Aceh. Provinsi satu ini bisa dibilang sebagai satu-satunya daerah di Nusantara yang tak pernah mengalami invasi, baik oleh Belanda atau Jepang. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada upaya penjajahan di tanah Aceh. Hal ini pernah dilakukan oleh Belanda di sekitar tahun 1873 sampai 1904.
Pada perang ini Aceh mungkin menyerah, namun Belanda sama sekali tidak berkuasa atas tanahnya. Perlawanan terhadap invasi Belanda terus dilakukan hingga negara ini hengkang ditendang Jepang pada sekitar tahun 1942. Lalu, alasan kenapa orang-orang Aceh benci Jawa adalah fakta kalau pasukan Belanda yang dibawa untuk menyerang Aceh berasal dari KNIL. KNIL sendiri terdiri dari orang-orang Indonesia, dan sebagian besar adalah orang Jawa.
Aceh bukanlah daerah yang terjajah, secara logika mereka sebenarnya dulu bisa berdiri sebagai negara sendiri. Tapi, tidak, rakyat Aceh justru memberikan dukungan penuh kepada Indonesia dan kemudian bergabung pula menjadi satu kesatuan. Selain tekad persatuan, latar belakang kenapa rakyat Aceh setuju untuk mendukung Indonesia adalah janji presiden pertama kepada para tokoh penting Aceh di masa lalu.
Presiden mempersilakan kepada Aceh untuk mengatur daerah mereka sendiri dengan sistem hukum memakai syariat Islam. Asal, rakyat Aceh yang dikenal garang ketika berperang itu mau membantu perjuangan kemerdekaan. Percakapan antara presiden pertama dan para tokoh Aceh ketika itu sangatlah dramatis. Sayangnya, ketika Indonesia benar-benar merdeka, janji tersebut seolah tidak pernah diberikan. Bahkan di tahun 1951 Provinsi Aceh dibubarkan dan kemudian disatukan dengan Provinsi Sumatera Utara. Kebetulan sekali presiden pertama adalah orang Jawa, ini juga memengaruhi ketidaksukaan orang-orang Aceh kepada masyarakat Jawa.
Salah satu alasan kenapa eksistensi kemerdekaan bisa terjaga adalah karena andil rakyat Aceh. Ya, mereka pernah patungan agar perjuangan Indonesia bisa terus digulirkan. Bahkan hanya dari mengumpulkan emas-emas orang-orang Aceh, Indonesia akhirnya punya pesawat pertamanya.
Aceh ibarat lumbung emasnya Indonesia di kala negara masih sangat sulit. Namun, lagi-lagi Aceh sepertinya diperlakukan dengan tidak patut. Misalnya ya janji tadi yang tak pernah terealisasi. Hal tersebut sepertinya menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi orang-orang Aceh, dan atas alasan ini pula timbul rasa ketidaksukaan kepada pemerintah, khususnya orang-orang Jawa yang mayoritas adalah pembesar negara.
Daud Beureueh adalah tokoh penting dalam perjalanan sejarah Aceh. Beliau adalah seorang ulama besar sekaligus pejuang hebat yang tekadnya begitu kuat. Eksistensinya tak hanya bikin bangga orang Aceh, tapi juga masyarakat Indonesia.Ya, karena lewat dirinya lah, rakyat Aceh tanpa perlu bertanya-tanya, langsung membantu Indonesia.
Sangat disegani sebagai tokoh pembesar, namun di akhir hidupnya, Daud Beureueh mengalami banyak kenahasan. Pertama adalah dilumpuhkannya ia ketika berupaya mendirikan Negara Islam Indonesia sebagai bentuk protes terhadap janji presiden pertama yang tidak terealisasi. Bagai seperti tidak ingat masa lalu, Daud Beureueh diperlakukan seperti orang biasa yang tidak punya andil apa-apa. Peristiwa ini juga sedikit banyak membuat rakyat Aceh merasa jengah.
Lepas masa pemerintahan presiden pertama, Indonesia kemudian dipimpin oleh seorang Soeharto. Presiden kedua ini juga dianggap sebagai biang kebencian rakyat Aceh kepada orang Jawa. Pasalnya, Soeharto pernah menjadikan tanah Serambi Mekkah ini sebagai DOM alias Daerah Operasi Militer.
DOM sendiri dilakukan sebagai aksi munculnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di Aceh. Soeharto pun bertindak represif dengan mengirimkan tentara dalam jumlah yang lumayan besar. Konflik ini berlangsung cukup lama mulai dari tahun 90an dan berakhir di 1998. Korbannya sendiri berkisar sampai ribuan orang dan umumnya justru warga sipil.
Belajar dari sejarah adalah hal penting. Belajar dari kesalahan orang dulu akan membuat kita lebih baik. Antara Aceh dan Jawa, meskipun dulu mungkin sempat bersitegang lantaran kejadian sejarah yang sensitif, kini sepertinya sudah tidak ada lagi. Mudah-mudahan kejadian masa lalu seperti ini tidak terjadi lagi agar bangsa Indonesia bisa benar-benar menjadi satu negara yang solid.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…