Tanpa disadari, banyak orang-orang desa di Indonesia yang ternyata menyimpan sebuah bakat terpendam. Bahkan banyak diantara mereka, telah sukses dikenal sebagai seniman yang telah menghasilkan puluhan karya. Yang membanggakan, karya yang mereka hasilkan tersebut telah melanglang buana dan dipakai oleh banyak perusahaan di luar Negeri.
Salah satu yang fenomenal adalah Abdul Bar, seorang desainer grafis asal desa Kaliabu, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sebelum menjadi seroang seniman desain, Abdul Bar hanyalah seorang Supir Bus malam Magelang-Jakarta biasa. Namun, lewat karya yang telah dihasilkannya saat ini, kisahnya sebagai desainer professional sangat menarik untuk ditelusuri.
Jika melihat khidupan Desa Kaliabu, jauh sebelum para pemudanya “bertaubat” dan bergelut dengan dunia desain grafis, kampung tersebut tergolong rawan dengan angka kriminal yang tinggi. Tak heran, aneka bentuk tindakan pencurian dan serangkaian aksi hitam lainnya, seolah menjadi pemandangan yang lazim setiap harinya
Lokasinya yang cukup jauh dari kota, ditambah minimnya akses internet pada masa itu, membuat banyak pemudanya hijrah dan memilih bekerja diluar kota, termasuk dirinya. Karena faktor himpitan ekonomi ditambah perekonomian desa yang tidak seberapa, membuat pemuda lokal yang tak mampu bekerja di kota, harus puas hanya dengan bertani maupun bercocok tanam.
Namun, kondisi yang memprihatinkan tersebut tak bertahan lama. Abdul Bar yang saat itu bekerja sebagai seorang sopir bus malam jurusan Magelang-Jakarta-Sumatera, merasa jenuh dengan pekerjaannya. Total, Abdul Bar telah bekerja selama tujuh tahun sebagai sopir bus malam. Untuk mengusir rasa jenuh, dirinya kerap bertandang ke Warnet diujung desa yang dikelola oleh Akip, tetangganya.
Dari Akip-lah, dirinya akhirnya bisa mengenal desain grafis. Tak hanya itu, ia pun dipaksa oleh Akip untuk belajar membuat desain menggunakan aplikasi Corel Draw maupun Photosop. Pria lulusan SMK tersebut, mengaku merasa kesulitan diawal belajarnya. Namun, didorong oleh rasa penasaran yang ditunjang dengan semangat belajarnya yang tinggi, dirinya secara perlahan mulai menguasai Teknik dasar dari desain tersebut.
Diawal-awal belajar, Abdul Bar tergolong sebagai sosok yang cukup ulet. Sekitar tiga bulan menempa diri untuk belajar, ia selalu meminjam komputer milik tetangga-tetangganya. Karya desain yang telah dihasilkannya tersebut, secara rutin diikutkan lomba dan kontes desain logo bertaraf internasional melalui internet. Hingga akhirnya, saat dirinya sedang bertugas sebagai supir bus malam, ia diberitahu oleh sang istri bahwa logo miliknya berhasil memenangi salah satu kontes desain tersebut.
Tak tanggung-tanggung, logo buatanya dipakai oleh perusahaan otomotif asal Australia yang memberinya hadiah uang tunai sebesar $ 400 atau setara Rp 4 juta. Jumlah tersebut dirasakan sangat besar bagi seorang Abdul Bar. Bekerja sebagai sopir bus malam, dirinya hanya menerima gaji sekitar Rp 3,5 juta saja. Berangkat dari kemenangan pertamanya tersebut, dirinya memutuskan untuk pensiun dini sebagai sopir dan fokus untuk serius mendalami desain grafis.
Kesuksesan pertama yang berhasil diraihnya, membuat Abdul Bar semakin bersemangat untuk belajar lebih jauh. Tak hanya itu, bapak dengan dua anak tersebut juga mengajak tetangganya yang mayoritas anak muda tersebut ,untuk ikut belajar bersamanya. Niatnya yang tulus, ingin merubah nasib pemuda didesanya. Menghindarkan mereka dari aksi kriminal dengan menghidupkan roda perekonomian, agar mereka lebih produktif dan tidak menganggur.
Akhirnya, banyak pemuda di Desa Kaliabu tertarik ingin mengikuti jejak suksesnya sebagai desainer. Tak urung, kini di Desa tersebut telah terkumpul tak kurang dari 500-an orang pemuda dari berbagai latar belakang. Seperti, petanu, tukang kebun, Untuk mewadahi kreatifitas sekaligus sebagai sarana pembelajaran, Abdul Bar pun memutuskan untuk mendirikan sebuah komunitas desainer Desa Kaliabu yang diber nama REWO REWO. Dari situlah talenta-talenat muda sebagai desainer bermunculan.
Sukses berpenghasilan dollar dengan menjadi seorang desainer, membuat Abdul Bar mampu mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya, sekaligus menggerakan perekonomian di Desanya. Dirinya bahkan kini telah memiliki satu unit komputer sendiri yang dibeli dari hasil jerih payahnya sebagai desainer logo. Dalam satu bulan, Abdul Bar mampu memenangi kontes sebanyak 3 hingga 4 kali. Penghasilan rutin yang dihasilkannnya rata-rata mencapai $ 600 sampai $ 700 sebulan.
Seiring perkembangan dirinya, sekaligus komunitas REWA REWO yang menaungi para pemuda di desanya, Abdul Bar kini sukses diundang di berbagai acara bergengsi, salah satunya adalah acara Talkshow Kick Andy. Tak hanya itu, Desa Kaliabu juga akan dijadikan sebagai kampung percontohan untuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis teknologi komunikasi dan informatika di Provinsi Jawa Tengah.
Meski hanya bekerja sebagai sopir bus malam, perjuangan dan kesungguhan seorang Abdul Bar, patut kita apresiasi. Sikap pantang menyerah sekaligus niat tulusnya untuk berbagi kesuksesan dengan lingkungan lainnya, bisa menjadi teladan yang menggugah hati kita untuk maju dan sukses dalam hidup ini. Semoga, ada banyak Abdul Bar lain di Indonesia ini yang bisa menginspirasi para pemudanya untuk kreatif dan aktif berkarya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…