Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sampai dengan sekolah menengah, tentunya Anda semua pernah mendapatkan pelajaran sejarah yang menceritakan bahwa di tahun 1946, Bandung menjadi lautan api karena dibumihanguskan oleh para pejuang.
Tindakan ini dilakukan karena NICA yang diboncengi Inggris dan sekutunya mendarat dan melakukan teror terhadap rakyat Bandung. Untuk menghindari banyaknya korban dari rakyat sipil dan agar tempat, bangunan sampai aset strategis dikuasai oleh penjajah, maka langkah pembumihangusan dilakukan.
Mulai dari batas timur Cidadas sampai dengan batas barat Andir sengaja dikosongkan dan dibakar habis oleh para pejuang setelah masyarakat Bandung meninggalkan tempat tersebut. Perjuangan para laskar pribumi dan tentara Indonesia sangat hebat dan berhasil mengepung pasukan penjajah.
Namun tahukah Anda bahwa peristiwa atau langkah pembumihangusan seperti ini tidak hanya terjadi di Bandung saja? Ada beberapa kota atau daerah di Indonesia yang juga mengalaminya pada waktu perang kemerdekaan. Sayangnya, tidak semua yang terekspos dan menjadikan banyak generasi muda tidak mengetahuinya.
Berikut ini adalah peristiwa bumi hangus yang terjadi di Indonesia selain di Bandung.
Pada Agresi Militer Belanda I yang dilakukan tahun 1947, NICA, Inggris dan para sekutunya mendarat di Pantai Cermin, Sumatera Timur. Di saat yang hampir bersamaan, di Merek diadakan sebuah upacara perpisahan antara Bupati karo dan Pimpinan Pasukan Tanah Karo dengan Wakil presiden Indonesia pertama, yaitu Drs Mohammad Hatta.Sayangnya, ketika meninggalkan Karo Gugung menuju Bukittinggi, pasukan Belanda menyerang dan mengakibatkan pertempuran hebat. Karena jumlah pasukan dan persenjataan tidak seimbang dan agar daerah Karo Gugung tidak dikuasai Belanda, maka taktik bumi hangus dilakukan.
Para pejuang yang dibantu oleh masyarakat sekitar membakar rumah adat mereka setelah penduduk lainnya mengungsi dan bersembunyi di tempat yang aman. Ada sekitar 50 desa sampai daerah perkotaan yang menjadi sasaran bumi hangus. Tentu saja hal ini membuat Karo Gugung seperti daerah yang dibanjiri oleh api.
Pangkalan Berandan adalah kota tempat berdirinya Pertamina untuk pertama kali di Indonesia. Hal ini dikarenakan di Pangkalan Berandan memang terkenal akan hasil buminya, yaitu minyak. Mundur ke tahun 1947, tepatnya di bulan Agustus, pasukan Belanda yang bersenjatakan lengkap mulai menyerbu dan menyerang titik-titik sentral di Pangkalan Berandan.Untuk mempertahankan kota dan segala aset di dalamnya, para pejuang Tanah Air berjibaku melawan pasukan penjajah dengan gagah berani. Tidak dapat dihitung berapa jumlah korban dari kedua belah pihak pada waktu itu.
Dikarenakan memang kalah persenjataan, para pejuang mengatur siasat untuk membumihanguskan Pangkalan Berandan agar tidak dikuasai Belanda. Sayangnya, strategi dan wacana tersebut ditolak oleh beberapa pihak, mulai dari sebagian petinggi pasukan Indonesia sampai dengan golongan masyarakat Tionghoa yang hidup dan menetap di Pangkalan Berandan.
Akan tetapi karena memang persentase orang yang setuju lebih besar daripada yang tidak setuju, 3 hari sebelum rencana dilakukan, masyarakat di sekitar tempat tersebut diungsikan dan Pangkalan Berandan bak kota mati karena tidak ada seorang warga pribumipun yang terlihat di sana, kecuali orang-orang Tionghoa yang memutuskan untuk tetap tinggal.
Langkah pertama yang dilakukan oleh para pejuag adalah memutuskan Jembatan Pelawi sebagai penghubung Pangkalan Berandan dan gerbang perbatasan. Setelah itu, mereka meledakkan tangki-tangki berisikan ratusan ribu liter minyak mentah dan membuat suasana Subuh tersebut menjadi sangat terang benderang. Dentuman keras atau ledakan terdengar berkali-kali.
Setelah daerah yang sebelumnya digunakan untuk menyimpan minyak diledakkan, para pejuang membakar habis seluruh isi kota, termasuk orang Tionghoa yang bersikeras tidak mau pindah. Tidak sedikit dari para pejuang yang meninggal karena terpanggang di tengah kobaran api.
Mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa Malang juga pernah menjadi lautan api seperti di Bandung pada tahun 1947. Di tahun tersebut, Belanda melancarkan Agresi Militer I mereka dan masuk ke Kota Malang melalui jalan darat dari Surabaya dan dari Pasuruan.
Sebelum Belanda masuk ke Kabupaten Malang, Hamid Roesdi adalah tokoh pejuang yang memerintahkan seluruh masyarakat dan para pejuang lainnya untuk membumihanguskan kota. Agar menghambat laju pergerakan pasukan Belanda, para pejuang, masyarakat sipil bersenjata dan pasukan TRIP atau Tentara Republik Indonesia Pelajar menghadang mereka di perbatasan.
Banyak bangunan dan aset yang dihancurkan dan dibakar oleh para pejuang dalam aksi bumi hangus tersebut. Kurang lebih 1000 bangunan Belanda sampai dengan yang dimiliki oleh pribumi tak lolos dari aksi pembakaran serempak tersebut.
Untuk menghindari korban jiwa, maka para pejuang mengungsikan masyarakat ke daerah Malang Selatan, seperti Tumpang, Wajak, Turen, Gondanglegi sampai dengan ke luar perbatasan, seperti Blitar dan Batu.
Dari aksi bumi hangus ini, banyak masyarakat, pejuang dan tentara TRIP yang meninggal, tidak hanya karena terkena peluru dari pasukan Belanda, juga karena terbakar saat melakukan pembakaran. Hamid Roesdi sebagai tokoh yang mewacanai aksi bumi hangus tersebut terakhir kali terlihat di daerah Bululawang dan dia tidak pernah ditemukan lagi.
Selain di 3 tempat tersebut, masih ada aksi bumi hangus yang dilakukan di beberapa tempat dengan skala lebih kecil, seperti di Cilacap, Pekalongan, Pagotan, Cibadak, Purwokerto, Bukittinggi, Cikampek sampai dengan Sukabumi.
Ternyata banyak kisah patriotis yang dilakukan para pejuang era kemerdaan melawan dan mengusir penjajah dari Tanah Air yang tidak terlalu terekspos, ya. Bersyukurlah bagi kita yang hidup di era merdeka seperti sekarang ini karena tidak lagi merasakan kengerian dan mendengar dentuman bom atau desingan peluru sepanjang hari.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…