Perkembangan teknologi memang makin mantap. Terlebih sosial media yang makin gampang diakses. Banyak pengusaha muda kaya raya dengan memanfaatkan sosial media untuk membuka lapak dagangan. Namun, bukan berarti dunia maya nggak memiliki kekurangan. Bisa dibilang, Facebook dan kawan-kawan adalah lahan paling subur untuk menyebar hoax.
Memang, korban berita palsu tersebut sering kali pejabat-pejabat besar seperti presiden atau tokoh lain. Tapi, bukan berarti hoax tidak menerjang orang biasa. Saat ini, penyebaran hoax sendiri udah nggak pandang bulu. Sebut saja pemilik warung bakso Kumis Permai VI, hasil dagangannya merosot tajam akibat isu-isu miring yang tersebar di sosial media.
Awalnya, sang pemilik warung Taufik Widodo sama sekali nggak nyangka kalau usahanya diserang hoax. Namun, ia merasa aneh karena baksonya sangat sepi. Semula taufik berpikir kalau sepinya pengunjung karena sudah 25 hari warungnya tutup saat ada pegawai yang menikah. Namun, hingga beberapa hari berselang, warungnya tetap saja sepi. Bahkan, suatu hari Taufik sampai dipanggil oleh ketua RW setempat dan diberondong pertanyaan yang nggak wajar, mengapa warung yang meresahkan masyarakat masih saja dibuka? Dari pertanyaan itulah Taufik kaget bukan main.
Dari pak RW juga Taufik menemukan fakta bahwa warungnya yang berlokasi di jalan utama Perumahan Graha Prima Blok M, Mangunjaya Tambun Selatan, Bekasi itu sudah menjadi korban hoax. Selama tutup 25 hari lalu, ada oknum jahat yang menyebarkan berita fitnah yang mengatakan bahwa baksonya menggunakan daging babi sebagai komposisi. Sementara waktu libur selama 25 hari itu juga disangkut pautkan oleh si penyebar hoax, dengan mengatakan kalau pemilik bakso telah digerebek polisi dan ditangkap.
Memang besar kemungkinan bahwa penyebaran fitnah di Facebook dan juga WhatsApp ini berakar dari pesaing bisnis bakso Taufik. Tak ingin tinggal diam setelah nama usahanya dicemarkan, Taufik juga menghubungi polisi untuk membantu mengusut siapa pelakunya. Orang-orang yang menyebarkan berita palsu tersebut nantinya akan diminta melakukan klarifikasi dan menghapus semua hoax yang disebarkan.Taufik berharap pelakunya segera ditemukan dan warungnya kembali seperti sedia kala.
Taufik mengaku jika usahanya sudah berjalan puluhan tahun. Dan selama itu pula ia sama sekali tidak pernah menggunakan daging babi atau celeng sebagai campurannya. Padahal, selama ini ia sama sekali nggak pernah asal-asalan untuk membangun bakso. Saat ini, ia juga memiliki beberapa cabang warung bakso di Bekasi. Bahkan, Taufik juga memberikan jaminan berupa label halal dari MUI untuk meyakinkan pelanggan jika baksonya aman dari daging yang dilarang bagi umat muslim tersebut.
Akibat fitnah jahat yang menghampiri usahanya, Taufik mengaku mengalami kerugian yang nggak sedikit. Potensi omset sebesar puluhan hingga satusan juta melayang begitu saja. Mirisnya, bukan hanya satu warung saja yang menjadi sepi, namun cabang-cabangnya yang lain juga ikut terkena imbas hoax tersebut. Kerugian besar bukan hanya dari segi materi, namun juga reputasinya sebagai pedagang bakso di mata pelanggan.
Analoginya, sosial media saat ini seperti pisau yang tajam. Jika digunakan oleh koki untuk memasak, tentu sangat bermanfaat. Tapi, kalau jatuh di tangan psikopat, bahaya banget tuh. Semoga kita bisa lebih bijak menggunakan sosial media. Jangan sampai mudah terpengaruh oleh hoax, dan jangan sampai menyebarkan berita palsu.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…