Dalam politik dan militer, segala taktik dihalalkan. Tak terkecuali, taktik yang kotor sekali pun. Oleh karenanya, politik adu domba sering menjadi strategi yang dipilih untuk memperluas kekuasaan atau menjatuhkan musuh. Alih-alih mengotori tangan sendiri, beberapa negara memang lebih suka menjadi tukang adu domba. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan apa yang diinginkan, tanpa harus terlibat langsung dalam sebuah perang atau sengketa politik. Nah, berikut adalah negara-negara yang suka mengadu domba bangsa lain demi keuntungan diri sendiri.
Meski Indonesia tidak memiliki kekuatan militer sedahsyat Amerika Serikat atau Inggris, sosok Bung Karno kala itu di kancah internasional mempunyai pengaruh cukup besar. Pidatonya yang tajam selalu mampu mengobarkan semangat negara-negara di Dunia Ketiga untuk terus memperjuangkan kebebasan mereka. Itulah mengapa sosok Soekarno begitu dikagumi oleh banyak pemimpin dunia, sehingga dirinya kemudian dikenal sebagai salah satu tamu agung terpenting di abad ke-20.
Namun, kedekatan Bung Karno dengan China yang beraliran komunis membuat Negara Barat merasa terancam. Ditambah lagi, sikap Soekarno yang seperti ditunggangi PKI (Partai Komunis Indonesia) membuat Negara Barat merasa semakin kecewa. Itulah kenapa Bung Karno kemudian dimasukkan dalam daftar pemimpin yang harus segera disingkirkan.
Fakta itu membuat Inggris, salah satu negara yang tergabung dalam blok Barat, akhirnya ikut membenci Soekarno. Bersama Amerika, Inggris diketahui juga terlibat dalam pemberontakan PRRI-Permesta. Gerakan militer tersebut dideklarasikan oleh Letkol Ventje Sumual. Selain itu, Inggris juga diketahui terlibat dalam membantu Malaysia, ketika gerakan Ganyang Malaysia resmi diserukan oleh Bung Karno.
Bung Karno memang dikenal sebagai sosok yang tegas dan cerdas. Pengetahuan sejarahnya yang luas dan pembawaannya yang percaya diri membuat banyak orang merasa kagum sekaligus memujanya. Tak heran jika kehadirannya dalam acara-acara kenegaraan kerap menjadi headline news.
Namun, kedekatannya dengan negara-negara beraliran komunis seperti China dan Soviet, berhasil membuat negara blok Barat geram. Mereka yang sedari awal memang bersebrangan dengan paham sosialisme dan komunisme akhirnya membenci sosok Soekarno. Oleh karenanya, proklamator Indonesia itu pun kemudian dimasukkan dalam daftar pemimpin yang harus dilenyapkan.
Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu) pun menjadi salah satu skenario Amerika Serikat untuk menjatuhkan Soekarno. Sebelumnya, AS berusaha memicu krisis di berbagai daerah di tanah air, yang kemudian ditandai dengan pemberontakan PRRI-Permesta pada tahun 1957-1958. Namun upaya itu berhasil digagalkan. Bahkan, keterlibatan CIA juga ikut terungkap setelah pesawat yang dikemudikan oleh Allen Pope ditembak jatuh.
China telah menjadi musuh bebuyutan Vietnam sejak meletusnya Perang Indochina Ketiga yang terjadi pada tahun 1979. Meski hanya berlangsung singkat dari tanggal 17 Februari sampai 16 Maret 1979, tetapi perang tersebut bisa dibilang salah satu yang paling berdarah dalam sejarah dunia. Perang ini adalah bentuk perselisihan antara Republik Rakyat China dan Republik Sosialis Vietnam.
Perang ini juga menjadi serangan balasan dari China karena Vietnam merebut Kamboja dan menjatuhkan rezim Khmer Merah yang notabenenya disokong oleh China. Karena alasan itu, China pun sangat ingin membalas dendam pada Vietnam. Dalam Perang Kamboja-Vietnam yang terjadi antara bulan Mei 1975 sampai Desember 1989, China selalu mendukung Kamboja dengan pasokan senjatanya yang berlimpah.
Selain Inggris, Australia juga diketahui terlibat dalam upaya membantu Malaysia melawan Indonesia. Sejak awal, Bung Karno memang tidak setuju dengan rencana pembentukan Federasi Malaysia, yang sekarang kita kenal sebagai Malaysia. Hal ini karena Malaysia dianggap sebagai wujud baru kolonialisme dan imperialisme yang sengaja dibentuk oleh Inggris.
Perang terhadap Malaysia pun pecah setelah Soekarno mengetahui gambarnya dirobek-robek. Bahkan, lambang Garuda yang menjadi kebanggaan negara juga ikut diinjak-injak oleh para demonstran anti-Indonesia di Kuala Lumpur. Mendengar itu, amarah Bung Karno meledak.
Pada tanggal 27 Juli 1963, Soekarno resmi mengumumkan bahwa dia akan mengganyang Malaysia. Dalam perang tersebut, rupanya bukan cuma Inggris yang ikut turun tangan. Australia juga diketahui terlibat. Pada Januari 1965, atas permintaan Malaysia, Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Borneo (sekarang Kalimantan). Namun, karena Special Air Service Australia tidak boleh mengikuti Malaysia menerobos perbatasan Indonesia, mereka melakukannya secara rahasia yang disebut dengan Operasi Claret. Dalam operasi itu, Australia bekerja sama dengan Special Air Service Britania Raya. Dan Australia sendiri telah mengakui operasi itu pada tahun 1996.
Politik pecah belah atau adu domba memang menjadi salah satu strategi yang sering dipakai untuk menjatuhkan lawan. Dengan menerapkan politik ini, negara-negara maju dapat melancarkan serangannya lewat suatu kelompok atau bangsa, sehingga mereka akhirnya tidak perlu mengotori tangan sendiri.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…