Tradisi pemakaman Ma’nene yang dilakukan masyarakat Tana Toraja sempat menggegerkan dunia karena dianggap sebagai fenomena mayat hidup atau zombie. Dengan adanya sorotan dunia tersebut tradisi ini menjadi terkenal di dunia. Namun ternyata masyarakat Tana Toraja memiliki lebih dari satu tradisi pemakaman! Apa saja itu?
Ma’nene merupakan satu dari tiga tradisi pemakaman yang dijalankan masyarakat Tana Toraja. Dalam ritual ini jasad orang yang sudah meninggal akan dikenakan pakaian. Ritual ini dilakukan tiga tahun sekali untuk menghormati leluhur mereka. Dihumpun dari berbagai sumber, berikut ini tradisi pemakaman di Tana Toraja.
Masyarakat Tana Toraja memiliki tradisi pemakaman jasad bayi yang terbilang unik. Jika ada bayi keturunan Tana Toraja meninggal sebelum giginya tumbuh maka akan dimakamkan di dalam sebuah lubang pada pohon Tarra. Selanjutnya dengan menggunakan anyaman ijuk lubang tersebut ditutup rapat.
Dalam ritual ini sistem pengkastaan tetap berlaku di mana bayi-bayi yang meninggal tersebut di masukkan ke dalam lubang yang telah disesuaikan dengan strata sosial masyarakatnya. Kuburan pohon ini tidak menghadap satu arah melainkan disesuaikan dengan di mana keluarga bayi tinggal itulah arah kuburan yang dipakai.
Bayi yang dikubur di dalam pohon ini tidak dibungkus sehelai benang pun dengan alasan agar bayi seperti masih di dalam kandungan ibunya. Tujuan dari pemakaman ini adalah agar bayi yang lahir setelahnya diberi keselamatan.
Tradisi pemakaman berikutnya yang berasal dari Tana Toraja adalah Tau Tau. Orang Toraja yang meninggal umumnya akan dimasukkan ke dalam peti mati yang kemudian ditempatkan pada sebuah lubang kecil di gua-gua atau bila jasadnya kecil akan ditempatkan di pohon. Setelah itu keluarganya akan membuatkan replika dari orang yang meninggal tersebut berupa patung. Nah, patung inilah yang disebut Tau Tau yang nantinya diletakkan di dekat makam.
Tau Tau tidak asal dibuat melainkan dibuat dari tiga jenis kayu berbeda yang disesuaikan dengan status sosial orang yang meninggal. Jika Tau Tau tersebut terbuat dari bambu maka yang meninggal berkasta terendah, jika terbuat dari kayu randu orang yang meninggal memiliki status sosial menengah dan untuk orang berkasta bangsaan akan dibuatkan Tau Tau dari kayu nangka.
Inilah tradisi pemakaman yang sempat menggegerkan dunia dengan fenomena zombie. Namanya Ma’nene, sebuah prosesi adat mengganti pakaian jasad orang yang sudah meninggal yang sebelumnya sudah dimakamkan di dalam peti di pemakaman Patane. Ritual ini umumnya dilakukan tiga tahun sekali sebagai bentuk penghormatan masyarakat Tana Toraja kepada leluhurnya.
Prosesi ini diawali dengan membongkar kembali kuburan nenek moyang dan membawanya pulang ke rumah keluarganya. Di sana keluarga leluhur tersebut akan membersihkan mayat tersebut dengan menggunakan kuas. Setelah itu keluarga leluhur tersebut akan mengganti pakaian lama yang dipakai jasad itu dengan pakaian baru. Untuk jasad pria, pakaian yang dikenakan berupa setelan jas lengkap dengan dasi dan kaca mata hitam.
Masyarakat Tana Toraja menganut animisme yang menganggap hewan, tumbuhan dan benda-benda lain yang hidup dan mati memiliki esensi spiritual masing-masing sehingga tak heran jika terdapat ritual penguburan yang rumit di sana.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…