Di Facebook sudah ada tombol “like”, dan sudah lama juga pengguna Facebook menginginkan adanya tombol alternatif lain, yaitu “dislike” alias tidak suka. Dalam sebuah sesi wawancara, Mark Zuckerberg mengatakan bahwa pihak Facebook ternyata memang sedang menyiapkan tambahan tombol ini di Facebook.
Sekilas beberapa orang mungkin akan melihat tombol ini sekedar sebagai tambahan untuk menunjukkan postingan seperti apa yang tidak disukai. Tapi, kemungkinannya ada lebih banyak dari itu saja, lho. Berikut ini beberapa hal yang bakal terjadi kalau Facebook menambahkan tombol “dislike”
Kita semua tahu bahwa orang akan menyukai jumlah ‘like’ yang dicapai dalam sebuah postingan status. Pasalnya, angka ‘like’ itu telah menjadi semacam tanda bahwa apa yang kita posting itu menarik, pantas atau malah akan tidak disukai orang. Dan kalau menarik maka analoginya adalah kita keren. Setidaknya banyak pengguna media sosial yang masih berpikiran mengejar angka like dan komen seperti itu.
Dengan adanya tombol dislike, netizen akan lebih hati-hati kalau mau ngomong di sosial media. Kenapa? Coba bayangkan kamu menulis sebuah pernyataan yang kemudian mendapat banyak tombol ‘dislike’. Pasti orang-orang yang terlalu memikirkan image, akan kebingungan dengan banyaknya tombol ‘dislike’ yang diterima. Setidaknya dengan adanya tombol ini, orang-orang nggak bakal lagi ngomong dan memposting sembarangan di sosial media. Misalnya curhatan alay yang sebenarnya nggak perlu diumbar, postingan kontroversial, sharingan hoax dan sebagainya.
Yang namanya internet, berkumpullah banyak orang dengan berbagai latar belakang. Otomatis cara berpikir mereka juga macam-macam dan nggak ada yang sama. Coba saja lihat kolom komentar di beberapa artikel berita yang ada di internet, akan selalu ada orang-orang yang berdebat tentang topik tertentu. Entah dengan alasan yang logis atau cuma sekedar tidak suka dan subjektif.
Dengan tombol ‘dislike’, netizen harus semakin belajar menerima perbedaan pendapat. Bisa saja kamu memposting foto kucing yang lucu, dan ternyata ada saja orang-orang yang akan memilih ‘dislike’. Mungkin alasannya mereka alergi kucing sehingga tidak bisa melihat sisi lucu si kucing? Nah, mau berdebat juga percuma kan? Jadi biarkan saja mereka menunjukkan pendapatnya, toh pendapat mereka tidak akan bisa melukai kita asalkan kita tidak terlalu memikirkannya.
Selama ini di Facebook hanya ada tombol like. Jadi ketika ada suatu berita tentang kebijakan pemerintah atau sejenisnya yang diberitakan lewat media, maka yang langsung tampak adalah seberapa banyak berita tersebut mendapatkan like. Kita tidak tahu secara spesifik pendapat atau pengaruh kebijakan tersebut. Mau membaca komentar secara mendetail pun juga capek.
Tombol ‘dislike’ memungkinkan kita untuk melihat berapa banyak orang yang tidak menyukai atau merasa kebijakan pada berita tersebut tidak disukai atau tidak disetujui. Jadi, seharusnya sih pihak yang berwenang akan lebih memahami hal seperti apa sih yang diinginkan oleh masyarakat. Tapi ya semoga nantinya pembuatan kebijakan tidak hanya berbekal ‘like’ atau ‘dislike’. Harus ada aspek-aspek lain yang diperhatikan dan diteliti lebih jauh.
Buat yang sensitif dan gampang baper, tombol ‘dislike’ artinya siap-siap meneguhkan hati. Ya gimana nggak, beberapa orang memang suka banget mendapatkan respon di media sosial, terutama sih respon positif. Sama seperti poin pertama, respon positif berarti, kamu keren.
Karena kita terobsesi dengan respon positif, respon negatif bisa bikin orang-orang yang nggak kuat jadi baper. Bisa sedih dan bahkan kepikiran. Apalagi kalau yang men-dislike itu adalah orang terdekat, sahabat, gebetan, atau bahkan pacar. Jadi ya jangan heran kalau nanti setelah tombol ‘dislike’ dipasang, akan ada postingan yang baru diupload tapi tiba-tiba hilang. Hmm… yah siap-siap yah buat yang gampang baper. Lagipula, ingatlah kalau itu hanya dunia maya, jangan terlalu dibawa perasaan.
Sekarang aja kita sudah sering melihat orang yang berdebat di internet gara-gara sebuah artikel. Setelah ditelisik, ternyata yang berdebat tadi belum membaca artikel secara keseluruhan sampai selesai. Kebiasaan memahami secara setengah-setengah ini saja sudah nggak baik.
Dengan adanya tombol like dan ‘dislike’, bukan nggak mungkin kita menilai sesuatu cuma berdasarkan perbandingan jumlah angka di kedua tombol tersebut. Kita jadi makin malas memahami postingan secara menyeluruh, memperhatikan bobot tulisan, dan cuma melihat angka, judul atau sekilas kesan yang kita tangkap mentah-mentah.
Di Facebook, hampir setiap tokoh masyarakat punya akun fanspage. Di akun ini, mereka biasanya membagikan pandangan mereka tentang permasalahan-permasalahan tertentu. Nah, yang namanya tokoh masyarakat, sudah pasti mereka punya banyak followers di dunia maya. Entah mereka yang memang kagum pada si tokoh, atau orang yang sebenarnya nggak suka dan berusaha mencari-cari cara buat menemukan keburukannya, atau orang-orang media yang ingin membuat berita baru soal si tokoh tadi. Jadi, kita nggak tahu betul pandangan netizen tentang tokoh tersebut.
Kalau ada tombol ‘dislike’, kita jadi lebih paham posisi tokoh tersebut di mata netizen. Contohnya, ketika tokoh tersebut memposting pandangannya terhadap suatu permasalahan di Facebook, kita dengan jelas bisa mengetahui berapa orang yang tidak menyukai cara berpikirnya, atau berapa orang yang mendukungnya. Dengan demikian, kita jadi lebih kritis saat membaca ulang apa yang ditulis tokoh. Mungkin ada sesuatu yang terlewatkan oleh kita saat berusaha memahami tulisannya? Ingat, kita harus membiasakan diri untuk tidak membaca setengah-setengah dan memikirkan apa saja maksud dari tulisan tersebut.
Nah, itu tadi beberapa hal yang mungkin akan terjadi pada netizen kalau tombol ‘dislike’ sudah terpasang di Facebook. Kalau menurutmu sendiri, apakah kamu setuju dengan adanya tombol ‘dislike’ di Facebook?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…