Sudah jadi rahasia umum kalau di Indonesia ini ada semacam sikap sentimentil terhadap orang-orang keturunan Tionghoa. Entah yang dianggap sombong, tidak mau membaur dan sebagainya. Perlu diketahui, mereka tidaklah seperti itu. Hanya saja kita sudah kadung terbawa kesan dan asumsi.
Sejarah mencatat kalau orang-orang Tionghoa sudah begitu lama ada di Indonesia, bahkan sejak zaman Belanda dulu. Karena itulah kemudian mereka menganggap Indonesia sebagai tumpah darahnya, dan kemudian ikut berjuang bersama. Tercatat memang ada cukup banyak pahlawan dari golongan Tionghoa. Walaupun sayangnya nama-nama mereka kebanyakan tidak banyak yang tahu.
Nah, masih tentang pahlawan dari keturunan Tionghoa, berikut adalah beberapa dari mereka. Oh iya, kami sertakan juga pahlawan-pahlawan yang berjasa mengharumkan bangsa ini.
Liem Koen Hian adalah salah satu anggota dari Badan penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang mana sering kali mengemukakan pendapatnya dengan mengedepankan unsur nasionalis. Dia secara total sangat mendukung kemerdekaan Indonesia dan menekankan bahwa untuk mengusung wacana kemerdekaan agar semua pihak tidak mencampuradukkan sisi rasial.
Dalam pandangannya, semua masyarakat dan Pemerintah Indonesia haruslah mengakui orang-orang Tionghoa yang ada dan tinggal di Tanah Air karena mereka merupakan warga negara Indonesia yang sah.
Tokoh satu ini mungkin sudah banyak diketahui orang, terutama di Angkatan Laut. Mayor (AL) John Lie (Lie Tjeng Tjoan) adalah seorang nahkoda yang dipercaya Pemerintah Indonesia untuk menjual komoditas negeri dan ditukarkan dengan persenjataan yang sangat dibutuhkan oleh para pejuang dalam melawan Belanda.
Pensiun dengan jabatan Laksamana dan berganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma, baru tahun 2009 silam oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, John Lie mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Indonesia serta dimasukkan dalam daftar pahlawan nasional karena jasanya terhadap negeri ini memang luar biasa.
Wan Moy adalah pejuang pribumi keturunan Tionghoa yang asli dan lahir di Jawa Tengah. Dia mulai aktif berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sejak berumur 13 tahun. Di usianya yang sangat muda, Wan Moy ditugaskan untuk menjadi mata-mata tentara Siliwangi untuk mencari segala informasi yang dimiliki Belanda.
Selain menjadi mata-mata Wan Moy juga aktif dalam Palang Merah Indonesia. Tidak pernah dia membeda-bedakan pribumi atau keturunan ketika merawat semua prajurit Indonesia yang terluka.
Nama Joe Hin Tjio mungkin masih asing di telinga masyarakat Tanah Air, padahal dari tangannya ini, nama Indonesia akhirnya banyak dikenal di dunia internasional. Di era penjajahan Jepang, dia pernah ditahan karena dianggap memberontak, namun akhirnya Joe berhasil melarikan diri ke Eropa.
Di Eropa, Joe mendalami ilmu sains dan akhirnya namanya menjadi terkenal karena berhasil menetapkan jumlah koromosom manusia secara pasti dan sekaligus mematahkan teori painter. Oleh karenanya, dia sebagai orang Indonesia dianggap berjasa bagi dunia medis dan sains.
Siauw Giok Tjhan adalah pria yang lahir di Kapasan, Surabaya pada tanggal 23 Maret 1914. Walaupun lahir dari keluarga Tionghoa, namun kecintaannya terhadap Tanah Air tidak dapat disangsikan. Bahkan, dia lebih suka diakui sebagai orang Indonesia daripada orang Tionghoa. Atas jasanya, dia dianggap sebagai guru bangsa ini.
Di era Presiden Soekarno, dia pernah menjabat di posisi strategis, seperti Ketua Baperki, Menteri Negara, anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), anggota Parlemen Republik Indonesia Sementara, anggota Parlemen RIS, anggota Majelis Konstituante pemilu 1955, dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung. Bahkan dia juga menjadi salah satu pendiri cikal bakal Universitas Trisakti, Jakarta.
Tony Wen atau Boen Kim To adalah salah satu sosok yang juga berjasa bagi negeri ini karena pada saat penjajahan Belanda dan Indonesia, keuangan dan kas negara justru sangat minim. Hal itu disebabkan blokade Belanda dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Oleh karenanya, Tony Wen bergerak cepat dengan menyuplai logistik, senjata dan memperjualbelikan beberapa barang dari dalam negeri sesuai dengan saran dari Menteri Keuangan saat itu, A.A Maramis, maka dia berhasil membantu untuk mengisi keuangan negara yang sangat tipis itu.
Jika sekarang ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), beberapa tahun silam, ada seorang keturunan Tionghoa yang sangat antikorupsi dan gigih menentang praktik tersebut di sejumlah lembaga pemerintah. Dikarenakan aksinya itu dapat membuat banyak pihak yang merugi, maka dia sempat ditahan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1968 dan kembali dimasukkan sel pada tahun 1974 karena membela aktivitas mahasiswa dalam peristiwa Malari.
Dalam pemikirannya, semua warga negara memiliki hak setara di mata hukum. Oleh karenanya, dia sangat menentang segala praktik pelanggaran HAM, korupsi dan rasisme. Yap juga menjadi salah satu pendiri Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).
Nah, nama satu ini pastinya dikenal oleh banyak orang di Indonesia. Susi Susanti adalah seorang legenda bulutangkis Tanah Air yang berhasil mengangkat nama Indonesia di kancah internasional. Ada banyak prestasi dan gelar prestisius yang berhasil didapatkannya. Bahkan dia juga mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama dari negara.
Selain memang hobi, Susi Susanti benar-benar bekerja keras untuk terus berlatih bulutangkis karena memang ingin sekali mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Kemenangannya di Olimpiade 1992 Barcelona adalah salah satu kesuksesan dalam karirnya.
Jika di dunia bulutangkis ada nama Susi Susanti, di dunia sepakbola ada Tan Liong Houw. Dia adalah mantan pesepakbola Indonesia yang memiliki julukan “Macan Betawi,” karena pada saat di era kejayaannya, dia sempat membela tim yang sekarang sudah berganti nama menjadi Persija Jakarta.
Selain itu, pesepakbola yang memiliki nama lain Latief Harris Tanoto ini sangat ditakuti lawan karena keahliannya dalam bermain bola serta menjadi penghubung antara barisan belakang dan depan. Dia tidak segan bermain keras dan merusak barisan pertahanan lawan. Bahkan, ketika terpilih untuk membela Timnas Indonesia, tim kuat Uni Soviet pun sempat dibikin kerepotan.
Inilah tokoh-tokoh Tionghoa yang berjasa besar bagi Indonesia. Kalau masih ada di antara orang-orang yang masih sering mempermasalahkan SARA terutama yang berelasi dengan orang-orang Chinese di negeri ini, maka sepertinya harus membuka lagi buku sejarah dan membaca kisah tokoh-tokoh di atas. Lihat bagaimana mereka begitu cinta dengan Indonesia sampai rela berkorban seperti itu.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…