Banyak cara untuk mengetahui kejujuran seseorang. Jika para penyidik dari kepolisian lebih memilih detektor kebohongan, para remaja yang tergabung dalam komunitas “Indo Teenagers” ini memiliki cara lain. Bisa dibilang cara ini cukup simpel dan tidak membutuhkan banyak modal.
Para remaja dari Indo Teenagers ini berpura-pura menjadi orang gembel dan buta yang tersesat. Misi mereka adalah melihat seberapa jujurkah orang-orang yang hidup di jalanan ibukota. Hidup di jalanan di sini maksudnya bukan hanya orang-orang dari kelas menengah ke bawah, tapi juga para pelajar, serta pekerja kantoran yang setiap harinya ada di jalanan ibukota.
Para remaja cerdas yang tergabung dalam Indo Teenagers sengaja membagi diri pada berbagai spot untuk misi kali ini. Ada yang bertugas kamera tersembunyi dan juga sebagai pelaku utama alias ia yang menjadi gembel dan pura-pura buta.
Mereka melancarkan misinya dengan cara mengeluarkan satu lembar uang sepuluh ribuan yang akan mereka tukar dengan pecahan lima ribuan dua. Padahal, uang yang mereka keluarkan adalah selembar seratus ribuan. Dari sini bisa dilihat seberapa jujur masyarakat Indonesia sekarang. Apakah mereka menukarnya dengan uang lima ribuan dan mengambil seratus ribunya mentah-mentah, ataukah mengatakan yang sejujurnya?
Terlihat ketiga orang tersebut sedang duduk menunggu kendaraan, entah bus Kopaja atau angkot yang datang. Salah satu anggota Indo Teenagers yang sudah berpura-pura buta mendatangi mereka dan menyampaikan kenginannya yaitu menukar uang. Pada awalnya mereka semua terlihat acuh tak acuh pada si pelaku, namun akhirnya mereka menjelaskan bahwa uang yang dibawanya bukanlah sepuluh ribu melainkan seratus ribu.
Karena yang paling dekat dengan pelaku adalah seorang ibu rumah tangga, ialah yang meladeni si pelaku, meski kedua orang lainnya juga ikut memperhatikan. Ibu rumah tangga itu akhirnya memberi si pelaku uang lima ribuan, disusul oleh ibu yang lumayan berumur di sebelahnya. Akhirnya, pelaku mendapat dua lembar uang lima ribuan tanpa harus menukar uang yang dipegangnya.
Setelah menghampiri tiga orang yang sedang duduk, si pelaku akhirnya berdiri dan mencoba berjalan di trotoar, mencari mangsa. Ia menemui seorang pria pekerja kantoran yang sedang berjalan, namun ketika melihat dirinya pria itu malah mempercepat langkah. Alhasil, tongkat si pelaku mengenai sang pria.
Ia pun berhenti sebentar dan berbalik, seakan ingin melancarkan “kemarahannya” pada si pelaku karena menghalangi jalannya. Namun, ia langsung melengos ketika pelaku telah menyampaikan keinginannya.
Mengharukan ketika si pelaku meminta tolong kepada seorang ibu-ibu biasa di sebuah halte bus. Sesaat setelah ia menyampaikan keinginannya, ibu tersebut mempersilakan si pelaku duduk. Setelahnya sang ibu memberi uang pecahan lima puluh ribuan, memperingatkan si pelaku untuk berhati-hati dan bahkan sampai menawarkan untuk mengantar si pelaku pulang.
Sama halnya ketika si pelaku mendatangi seorang wanita muda yang akhirnya memberikan dua lembar uang lima puluh ribuan untuk menukar uang seratus ribunya. Berhadapan dengan seorang ibu penjual minuman beda lagi, karena mungkin sama-sama berjuang di jalanan, ibu tersebut bilang tidak memiliki uang pecahan sebanyak itu.
Sudah tidak diragukan lagi bahwa punggawa ojek online memilih mitranya tidak sembarangan. Imej yang selama ini diketahui masyarakat tentang driver ojek online yang ramah memang juga terbukti pada eksperimen sosial ini. Ketika si pelaku melancarkan misinya, ia tidak semata-mata mengatakan membutuhkan pecahan uang, namun menambahkan juga bahwa dirinya sedang tersesat.
Ia lalu ditawari air putih serta beberapa kudapan di kios kecil pinggir jalan oleh abang ojek online tersebut. Setelah ditanya-tanya ke mana tujuan si pelaku, ada beberapa orang yang menawarkannya pulang. Sang driver ojek online yang pertama menyambutnya pun meminta maaf berkali-kali, karena ia sedang ada orderan sehingga ia bisa mengantarkan si pelaku pulang.
Sepanjang video, target yang dituju oleh teman-teman Indo Teenagers ternyata membuktikan kejujuran mereka. Bahkan ada yang membantu tanpa segan ketika dirinya juga tidak sedang dalam keadaan yang baik. Berbeda dengan target satu ini yang memberi bantuan persis dengan apa yang diinginkan sang pelaku, pecahan dua lembar lima ribuan.
Ketika memberi pecahan tersebut dan menerima uang seratus ribu dari si pelaku, bapak ini cepat-cepat bangkit dari tempat duduk dan pergi begitu saja. Menyediakan banyak orang Indo Teenagers di beberapa spot, akhirnya bapak tersebut tertangkap dan mengaku bahwa dirinya mengira si pelaku memang “beneran” buta sehingga ia memanfaatkan kesempatan kecil itu.
Dari beberapa target di atas, kita bisa mengetahui bahwa masih ada orang baik dalam kerasnya ibukota. Meski sebagian besar penduduk di sana memang bertujuan untuk mencari nafkah, namun tidak sedikit orang yang masih mau membantu. Seorang ibu target ketiga memiliki jawaban yang mengharukan ketika ditanya mengapa dirinya mau membantu, “saya teringat anak saya, mas,” ujarnya. Simak video berikut untuk kelengkapan kisah eksperimen sosial ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…