Sunat adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari kemaluan pria. Disebut juga khitan atau sirkumsisi. Sirkumsisi sendiri berasal dari bahasa Latin circum yang berarti memutar dan caedere yang berarti memotong. Ugh, pasti kedengaran menyakitkan buat yang laki-laki.
Sunat diwajibkan bagi anak laki-laki Islam sebelum menginjak usia dewasa. Namun ada juga yang melakukan sunat saat dewasa misalnya saja mualaf. Dan bukti lain menyatakan bahwa tradisi tersebut bukan hanya merupakan kewajiban laki-laki Islam saja tetapi berlaku pada Yahudi juga. Belakangan ini diketahui pula bahwa peminat sunat bukan hanya muslim. Laki-laki non muslim yang melakukannya beralasan bahwa sunat dapat mencegah berbagai penyakit pada alat reproduksi mereka.
Pengetahuan mengenai sunat ternyata tak cukup sampai di situ. Pasalnya, sunat diketahui pernah ada sejak jaman prasejarah dengan bukti gambar-gambar di gua-gua dari Zaman Batu dan di makam Mesir purba. Dilakukan oleh manusia lampau yang pastinya daya pikir serta peralatannya belum semaju sekarang.
Selain itu banyak pula suku di berbagai negara yang menerapkannya. Disebut-sebut sebagai suku pemotong kelamin, suku Mardudjara Aborigin merupakan salah satu penganut adat atau ritual sunat yang cukup bikin bergidik ngeri.
Sunat dalam suku ini diwajibkan bagi para pemuda yang sudah mendekati umur dewasa yaitu antara 15-16 tahun. Tata cara sunat suku ini terbilang nyeleneh dan mengerikan. Karena sunat yang mereka lakukan sunat barbar. Dalam ritual sunat yang berlangsung, mula-mula sang pemuda ditelentangkan di tanah dekat api unggun.
Kemudian pemimpin suku akan duduk di dada si pemuda dengan posisi membelakangi kepala pemuda tersebut. Barulah pisau pemimpin suku yang sebelumnya sudah dimantrai mulai memotong kulit kemaluan pasien sunat ini.
Pemotongan dimulai dari ujung kemaluan memanjang ke bawah hingga ke pangkal kemaluan atau scrotum. Darah akan mengucur tepat di atas api unggun. Hal tersebut dianggap sebagai pemurnian bagi jiwa raga si pemuda.
Begitu proses pemotongan selesai, pemimpin suku memerintahkan si pemuda untuk membuka mulut. Ia masukkan kulit kemaluan ke mulut si pemuda dan mengharuskannya untuk menelannya tanpa boleh dikunyah. Sunat yang tak lazim itu dapat berakibat mengubah saluran buang air kecil bagi para pria.
Bisa jadi, tradisi sunat pada suku Mardudjara memang mengerikan, bahkan bisa disebut barbar. Meski demikian, proses tersebut tetap dijalani semua pemuda yang beranjak dewasa. Semua tunduk pada tradisi turun temurun tersebut.
Prosesnya yang mengerikan rupanya tak membuat pemuda suku Mardudjara lantas ingin melarikan diri. Sebenarnya, bukan hanya proses memotongnya saja yang mengerikan. Karena setelah proses pemotongan selesai, si pemuda masih harus menelan kulit kemaluan tersebut tanpa dikunyah terlebih dahulu.
Bagaimanapun tata cara sunat atau khitan yang diterapkan berbagai suku, yang jelas prosesi ini pasti memiliki makna bagi manusianya. Meski banyak ritual sunat yang terbilang tak lazim dan mengerikan, sesungguhnya daya pikir mereka memiliki tujuan tersendiri saat melakukan. Misalnya bertujuan untuk menghormati apa yang mereka sembah, tanda kekalahan atau perbudakan, demi tujuan fitrah bagi umat Islam, dan tak sedikit yang bertujuan untuk menuju kedewasaan. Bersyukur saja di masa sekarang cara dan alat untuk bersunat sudah sangat masuk akal dan diterima semua kalangan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…