Setiap hari pencinta sepak bola di Indonesia terus bertambah. Meskipun terlihat kisut dan miskin prestasi ada saja anak di negara kita bermimpi menjadi pemain sepak bola. Gairah besar yang tentunya tidak miliki oleh negara tetangga. Beribu-ribu orang rela meluangkan waktunya hanya untuk menonton sepak bola. Tapi tahukah kalian sebelum digemari seperti sekarang, ada perjuangan hebat bapak bangsa kita untuk olahraga ini.
Olahraga ini mejelma menjadi permainan yang sangat digemari penduduk. Berangkat dari hal itulah menjadikannya memiliki pandangan bahwa sepak bola dapat menjadi alat pemersatu. Namun tak seperti membalikan telapak tangan, ada perjuangan hebat untuk menjadikan sepak bola seperti saat ini. lalu bagaimanakah perjuangannya ? simak ulasannya berikut.
Pasca kemerdekaan sepak bola tidak dilupakan begitu saja oleh Bung Karno. Pasalnya melalui olahraga inilah beliau menyampaikan kampanye persatuan di dunia. Sepak bola dipilih karena menurutnya sebagai alat komunikasi yang mudah diterima siapa saja. Dan akhirnya timnas dibawa ke Uni Sovyet sekarang Rusia.
Saat tour tersebut timnas Indonesia berlaka sebanyak 11 kali pertandingan. Dipimpin pelatihnya Toni Pocganik Menghadapi tim-tim dari benua Eruasia tersebut. Dalam lawatannya tersebut Indonesia hanya mampu menang satu kali pertandingan saja. Tour ini bukan hanya mengukur kemampuan Indonesia saja, lebih dari itu mengenalkan olahraga ini ke seluruh dunia.
Tour timnas Indonesia ke Uni Sovyet tentu bukanlah yang pertama. Pasalnya Presiden pertama negara kita tersebut membawa tim ini melakukan uji coba pada daerah kawasan Asia. Hal ini adalah bentuk dukungan dari Bung Karno untuk sepak bola kita tergolong dalam masa transisi kemerdekaan.
Gelaran uji coba pertama ini tentu angin segar untuk pemain negara kita. Dalam pertandingan yang digelar di Filiphina, Hongkong, Thailand dan Malaysia, Indonesia tampil perkasa dengan mencetak 25 goal. Gebrakan ini tentu mengabarkan bagaimana sikapnya terhadap olahraga ini. Melansir dari laman Indosport Soekarno sangat memprioritaskan sepak bola agar dapat mendulang prestasi untuk Indonesia.
Bagaikan tidak ingin padam dan sebagai bentuk perlawanan PSSI didirikan pada tanggal 1930. Pada saat itu pribumi sangat sulit untuk dapat memainkannya, hal ini adalah salah satu yang mendasari terbentuk organisasi itu. Dan Maulwi Saelan adalah orang direstui Bung Karno untuk menjabat posisi ketua.
Penunjukan yang didasarkan agar sepak bola terus hidup dan tidak padam. Melansir dari laman Bola, S0ekarno ingin dengan adanya ketua olahraga ini tidak salah arah. Bagaimanapun keadaannya Presiden pertama tersebut ingin bola tetap bergulir. Dan melalui Saelan inilah saksi bagaimana beliau sangat mencintai sepak bola. Karena selama menjabat kerap mengirim Indonesia untuk bermain di luar negeri.
Piala dunia tentu adalah mimpi besar yang selalu di inginkan oleh semua elemen sepak di Indonesia. Pada tahun 1938 Indonesia pernah sekali merasakan ajang akbar tersebut, namun bukan atas nama negara tapi masih Hindia Belanda. Perjuangan sampai ke tahap tersebut pernah hampir dirasakan pada tahun 1958.
Saat harus mengahadapi Israel untuk dapat lolos pada ajang empat tahunan tersebut. Tapi Indonesia memilih untuk walkout dengan tidak menjalankan pertandingan itu. Hal ini dipicu dari sikap Bung Karno yang membela Palestina dan menentang Israel. Meski tidak lolos, hal ini dapat membuat citra sepak bola negara kita menjadi baik di mata dunia.
Pembangunan GBK tentu adalah bukti nyata bagaimana sang putra fajar sangat menyukai olahraga. Dengan alasan tersebut menjadikannya mempunyai gagasan memiliki gelanggang olahraga. Proyek yang meraup dana sebesar 1176, Milliar ini menghasilkan Gelora Bung Karno, stadion terbesar se-kawasan Asia yang mampu menampung 10.000 orang.
Infrastuktur ini tentu untuk menunjang semua cabang olahraga termasuk sepak bola. Karena pada bangunan tersebut terdapat banyak kompleks olahraga. Jadi tidak heran pada ajang Asian Games di helat di Indonesia itu, sepak bola mampu meraih perak. Kalau bukan usaha pemain dan bantuan pemerintah tentu olahraga tersebut tidak mampu mendulang prestasi.
Dari berbagai cerita ini, kita tentu memandang bahwa apabila sepak bola negara kita mendapatkan perhatian serius dapatlah untuk berprestasi. Meskipun semangat dari pemain sendiri juga sangat penting untuk hal tersebut. Dari sini kita harusnya dapat terus memperjuangkan apa yang telah dilakukan Bung Karno untuk sepak bola Indonesia lebih maju lagi. Bukan malah merusaknya dengan cara-cara kotor dengan memasukan kepentingan perseorangan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…